"Bapak gak salah kan?" Tanya Alita setelah kepergian Indra dua puluh menit yang lalu.
Trisna kembali bangun dari tidurnya. Beliau menganngukan kepalanya yakin kepada Alita.
"Bapak serius, neng"
Alita menggelengkan kembali kepalanya.
"Tapi kenapa harus pak Indra?" Tanyanya tidak habis pikir.
"Bapak kan tahu kalau neng punya pacar, gimana kalau mas Abi tahu Alita mau dijodohkan sama pak Indra oleh bapak?" Tanya Alita.
"Pokoknya Alita gak mau! Alita mau tunggu mas Abi dua tahun lagi. Mas Abi udah janji lamar Alita pulang dari Libanon nanti" tolak Alita bangkit dari duduknya dan berniat ingin keluar dari kamar perawatan ayahnya.
"Lantas bagaimana jika umur bapak tidak mencapai sampai saat itu?" Ucap Trisna tiba-tiba menghentikan langkah Alita.
"Bapak kok bicara gitu?" Tanya Alita.
"Tidak ada yang tahu soal umur manusia pak, hanya Tuhan yang tahu. Lagian bapak mau pasang ring jantung, dokter bilang jantung bapak bisa bertahan lama" jelas Alita segera diangguki Trisna.
"Maka dari itu karena umur bapak tidak tahu sampai kapan, bapak mau saat meninggal nanti, bapak mati dengan tenang. Bapak akan tenang saat tugas bapak untuk menjaga neng telah bapak berikan kepada suami neng nanti" kata Trisna dengan nada lemah membuat istrinya tak kuasa untuk segera memeluk beliau.
Alita memejamkan kedua matanya. Tidak terasa air mata ikut terjatuh dari kedua matanya. Ucapan Trisna mendadak terdengar menakutkan bagi Alita. Alita belum sanggup kehilangan ayahnya karena baik buruk Trisna, Trisna merupakan cinta pertamanya Alita dan akan selalu Alita cinta sampai kapanpun.
"Gak ada salahnya untuk menerima pak Indra jadi suamimu, neng. Pak Indra orang yang baik kok, dulu waktu ATM bank kebobolan pak Indra banyak bantu Aa" saran Radit yang Indra kira adalah suaminya Alita namun pada kenyataannya adalah iparnya.
"Tapi Alita gak kenal dia, suka juga enggak, A" tolak Alita.
"Alita juga gak mau nikah sama dia, Alita gak mau bernasib sama kayak Intan yang disakiti juga ditinggalin Furqon" lanjutnya.
"Tidak semua laki-laki itu sama, neng. Dari awal Intan sering keluar batasan dan sering kemakan omongan Furqon yang banyak janji, makanya mengapa bapak dulu sering ingatkan Aa untuk jaga baik-baik teteh kamu sama seperti bapak ingatkan Abimanyu untuk jaga kamu" jelas Radit.
"Itu Aa tahu kalau neng punya mas Abi. Aa juga pasti akan kecewa dan sakit hati kalau jadi mas Abi, perempuan yang ia usahakan malah menikah dengan lelaki lain, Aa pasti merasakan jika teh Anggi direbut orang dulu. Tolong yakinin bapak A kalau mas Abi bakal nikahin neng, tinggal kita tunggu satgasnya selesai di Libanon" pinta Alita membuat Radit bingung sendiri, satu sisi ia harus jadi ipar yang bijak untuk Alita, sisi lain Radit harus berpikir logis juga sebagai ayah, Radit juga merasakan berada dipilihan seperti ini saat menerima laki-laki yang hendak menjadi suami adiknya, saat adiknya tengah berjuang bersama laki-laki pilihannya.
"Aa mengerti posisi kamu, kamu pasti ingin bersama orang yang kamu cintai. Keinginan bapak juga tidak sepenuhnya salah karena sebagai orang tua pasti tahu yang terbaik untuk anaknya" Radit mencoba untuk jadi penengah keduanya.
"Menurut ibu bagaimana?" Tanya Radit kepada ibu mertua yang sedari tadi diam dan menangis.
Ibu memperhatikan Alita maupun Trisna secara bergantian.
"Maaf, ibu belum bisa memutuskan keduanya. Ibu hanya mengenal Abimanyu dan akan tidak adil rasanya jika ibu pilih Abimanyu disamping ibu yang belum mengenal nak Indra. Ada baiknya ibu minta petunjuk dari yang maha kuasa terlebih dahulu, sebaik-baik pilihan kita tentu pilihan Allah yang paling baik dan paling tahu apa yang terbaik buat kita" Ibu mencoba meleraikan perdebatan antara anak juga suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemenang Hati
Romance"Jika kamu masih tidak nyaman dan merasa keberatan menikah dengan saya, saya tidak akan memaksa kamu lagi" "Maksudnya?" "Saya tidak akan memaksa kamu lagi untuk hidup bersama saya" "Maksud mas, kita berpisah aja gitu?" "Saya meminta dan menikahi...