Delapan Belas

337 9 0
                                    

Perhatian-perhatian, punteeen sadayana kontennya diatas usia rata-rata hihihi

______

"Jadi mas Indra?" Tanya Alita pelan.

Indra tidak menjawab pertanyaan Alita selain berusaha meraih pintu kamarnya untuk keluar. Ucapan Alita membuat hatinya terluka. Kenapa Alita bisa berpikiran seperti itu mengira Indra seorang laki-laki tidak normal.

"Kamu mundur sedikit, saya ingin buka pintu" suruh Indra berusaha Alita tahan.

"Apa yang kamu inginkan Alita?" Bentak Indra tidak habis pikir kepada Alita.

"Mas marah?" Tanya Alita sekali lagi.

Indra diam tidak menanggapi selain menghembuskan nafas panjang untuk kontrol emosinya.

"Mas tinggal bilang enggak kalau mas tidak merasa, terkecuali jika mas merasa iya.  jangan pakai marah segala kayak gini" lanjutnya lagi membuat Indra melayangkan tatapan tajamnya dengan nafas yang mulai memburu.

Tidak ada yang keluar dari bibir Indra selain tubuh Alita yang tiba-tiba lemas dan mendadak ingin jatuh saat Indra menubruk tubuh Alita pada pintu kamar mereka. Alita berusaha ingin menjauhkan tubuhnya dari Indra namun Indra menguncinya dan semakin merapatkan tubuhnya kepada Alita dengan kedua tangan Alita yang ia cekal.

"Kamu mau saya seperti ini?" Tanya Indra dengan tenang namun menakutkan untuk didengar Alita.

Alita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya setelah ia merasakan Indra yang menciumnya dengan rakus membuat Alita kewalahan membalasnya.

"Bisa jawab saya Alita?" Tanya Indra dengan marah.

Alita mendadak lemah setelah merasakan serangan dadakan diikuti tangan Indra yang menyentuh payudaranya. Alita mengigit bibir bawahnya begitu merasakan sensasi aneh terjadi pada dirinya.

"Kamu mau saya seperti ini?" Indra kembali bertanya sambil meremas payudara Alita pelan.

Alita menutup kedua matanya berusaha menahan sesuatu yang sangat menyiksa dirinya apalagi saat tangan Indra tidak berhenti meremas payudara Alita dibalik dressnya yang terasa yang membuat kedua dadanya tegang.

"Mas" Alita tidak tahan apalagi saat Indra menurunkan sebagian dressnya yang tertahan di perut Alita, tangannya langsung menyelinap ke dalam bra seperti apa yang dilihatnya sore tadi. Tanpa permisi, Indra sentuh dan remas kembali payudara Alita yang menyebul dari balik bra-nya.

"Eunggg"

Indra tersenyum tipis melihat Alita yang bergairah lewat sentuhan-sentuhannya, sekaligus merasa terluka dengan ucapan Alita yang menduga bahwa dirinya tidak normal. jika Indra tidak normal, maka Indra pun pasti tidak bisa membuat Alita bergairah seperti sekarang.

"Mas" panggilnya kepada Indra.

Indra semakin tersenyum bahkan kedua matanya berkabut melihat Alita terlihat kesakitan sekaligus terlihat melayang dengan apa yang dilakukannya. Salah sendiri telah membangunkan dan melukai macan yang telah lama tertidur seperti dirinya.

"Mas, please" mohon Alita sambil menutup mulut dengan sebelah tangannya, menahan desahan agar tidak sampai keluar dari bibirnya menahan sesuatu yang sulit dijelaskan yang begitu menyiksanya.

"Kamu masih mau mengira saya laki-laki penyuka sesama jenis?" Tanya Indra marah.

Alita tidak bisa menjawab lagi apalagi tangan Indra menyentuh dan membelai kedua paha menuju selangkangannya.

"Mas please, Alita lemes" entah keberapa kali Alita terdengar pasrah dan memohon kepada Indra agar berhenti menyiksanya.

"Keluarin aja jangan di tahan" Indra tahu Alita susah payah menahan desahan agar tidak keluar dari bibirnya begitu Indra menyiksanya dalam kenikmatan bahkan Indra mulai menggila saat mendengarkan Alita terdengar memohon.

Pemenang HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang