Indra turun dari mobilnya begitu ia sampai di Polres. Tidak lupa, Indra juga membuka pintu penumpang Indra dan membantu Olive untuk keluar.
"Setelah istirahat papa selesai, Olive ikut dulu tante Meta di klinik ya?"
Olivia mengangguk patuh begitu ayahnya menyuruh Olive untuk ikut salah satu teman Indra yang bertugas sebagai perawat klinik Polres. Meta cukup dekat dengan Olive berkat Indra yang sesekali minta tolong jaga Olive tiap Olive terpaksa Indra bawa sewaktu ibunya pergi ke Solo untuk cek usaha batik mendiang ayah Indra tiap satu atau dua bulan sekali.
"Siap papa" Olive membentuk hormat dengan lucu.
"Ya ampun anak papa" Indra mencubit pipi Olive dengan gemas. Tidak lupa kecupan singkatnya ia daratkan di pipi chubby Olive.
Olive tertawa geli begitu papanya mencium pipi Olive sambil menggelitik perutnya "geli papa"
Indra ikut tertawa sambil menghentikan aksi jahil kepada putri kecilnya.
"Yaudah yuk turun nak" ajak Indra diangguki Olive.
"Ayo papa!" Jawab Olive semangat.
Indra kembali tersenyum. Melihat Olive tumbuh sehat dan ceria merupakan suatu anugrah yang tiada tara dan patut ia syukuri meskipun hanya mendapat kasih sayang hanya dari seorang figur ayah dan nenek saja tanpa ada figur seorang ibu yang merupakan sumber kehidupan pertamanya.
"Eh ada anak cantik" Alvin langsung hampiri Olive begitu Indra datang membawa anaknya.
"Hai om Avin" Olive melambaikan tangannya dengan ceria kepada Alvin.
"Hai juga, sayang" balas Alvin.
Alvin menatap Indra sejenak sebelum bertanya perihal kedatangannya yang tiba-tiba membawa Olivia ke kantor.
Alvin syok mendengar ucapan Indra berhasil menebak isi kepalanya.
"Ibu saya tidak ada, makanya saya bawa Olive kesini"
"Siap, kapt" jawabnya merasa malu sendiri.
"Yang lain belum pada balik?" Tanya Indra melihat satu persatu meja anggotanya masih terlihat kosong.
"Izin, masih pada istirahat Kapt" jawab Alvin kembali ke mejanya.
Indra mengangguk "Oh gitu"
"Kamu sudah makan siang Vin? Kalau belum saya mau sekalian beli" Tanya Indra lagi.
"Siap. Kapt. Terima kasih" jawab Alvin.
"Yaudah kalau gitu saya ke depan dulu, titip Olive sebentar ya" pintanya.
"Izin, biar Alvin saja yang beli Kapt. Kapten tungguin disini saja sama Olive" sanggah Alvin.
"Gak papa emang?" Tanya Indra merasa tudak enak.
Alvin mengangguk "siap, gak papa. Kapt"
"Yaudah saya minta tolong beliin nasi sama soto tiga ya Vin, yang satu setengah porsi aja" suruh Indra diangguki Alvin dengan patuh.
"Siap, segera meluncur Kapt" jawabnya membuat Indra tersenyum.
"Oke, terima kasih. Maaf telah merepotkan"
"Sama-sama Kapt"
Dua puluh menit kemudian Alvin kembali lagi ke ruangan membawa tiga soto sesuai pesanan Indra. Alvin sedikit terkejut begitu ia kembali ke ruangannya kembali, Indra telah menyiapkan piring maupun mangkok untuk makan siangnya.
"Ini, kapt" Alvin menyerahkan kresek berisi pesanan Indra.
Indra mengangguk "Terima kasih, Vin. Yaudah yuk makan. Saya udah siapin piring, mangkok sama sendoknya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemenang Hati
Любовные романы"Jika kamu masih tidak nyaman dan merasa keberatan menikah dengan saya, saya tidak akan memaksa kamu lagi" "Maksudnya?" "Saya tidak akan memaksa kamu lagi untuk hidup bersama saya" "Maksud mas, kita berpisah aja gitu?" "Saya meminta dan menikahi...