Lima belas

281 10 0
                                    

Tubuh Indra menegang diam tidak berkutik begitu Alita memeluknya. Hati juga pikirannya penuh tanya akan sikap Alita yang jauh berbeda dari dua hari yang lalu.

Apa yang terjadi kepada perempuan yang tiba-tiba minta diberi kesempatan olehnya?

Apa Alita akan mengubur semua kenangan juga cintanya kepada Abimabyu lalu melilih Indra pada akhirnya?

"Apa yang terjadi padamu, Alita?" Tanya Indra tanpa membalas pelukan Alita.

Alita melepaskan pelukannya. Ia tatap kedua mata Indra dengan lekat untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama.

"Beri Alita kesempatan, mas" ucapnya terdengar serius sehingga Indra membalas tatapan Alita kepadanya.

"Alita mau belajar buka hati sama seperti mas Indra" lanjutnya

"Mas Indra tidak akan berjalan dan berjuang sendirian lagi karena mulai saat ini Alita akan ada disamping mas dan mencari jawaban kenapa takdir harus satukan kita" lanjutnya lagi.

Indra mencari kebohongan atau kekeliruan dari ucapan yang keluar dari bibir Alita lewat kedua matanya namun kedua mata Alita menatapnya dengan serius dengan tatapan yang lekat menatap Indra, tidak seperti biasanya yang selalu mengalihkan perhatiannya dari Indra.

"Lalu bagaimana dengan Abi? Saya tidak apa-apa jika harus kamu tinggalakan demi A.."

Kedua mata membulat sempurna begitu Alita menghentikan ucapannya dengan menempelkan bibirnya pada bibir Indra. Indra diam beberapa saat dan membiarkan Alita yang tengah meluapkan rasa yang Indra tidak tahu bagaimana perasaannya untuk klaim bibir Indra sesuka hatinya.

Sebagai laki-laki normal, Indra ingin balas ciuman Alita namun hatinya tetap peringati Indra untuk menahannya. Takut Alita berubah pikiran kembali.

Kedua mata Indra terbuka begitu Alita mengjauhkan bibirnya dari Indra. Kedua mata Alita menatap Indra dengan kesal. Mungkin kesal karena tidak ada respon dari Indra.

"Mas nyebelin" Alita kembali menuju tempat tidur lalu menutupi tubuhnya dengan selimut. Menyembunyikan wajahnya di balik bantal sambil merutuki dirinya mendadak agresif kepada Indra dan yang paling membuat Alita kesal adalah sikap Indra yang tenang dan diam saja.

"Selamat tidur Alita dan maaf telah membuatmu kesal" ucap Indra lalu Indra membaringkan tubuhnya di sofa.

***

Suara kicauan burung di pohon cemara di taman belakang rumah Indra mengganggu tidur Alita. Alita membuka kedua matanya dengan malas dengan tangan yang meraba-raba ke arah nakas pinggir tempat tidur untuk meraih ponselnya. Alita hidupkan layar ponselnya lalu tubuhnya tegak sempurna begitu melihat jam yang menunjukan jam enam lebih sepuluh menit.

"Kenapa bisa kesiangan sih" keluhnya sambil membuka kopernya lalu ia raih pembalut juga handuknya.

Alita kembali menegakan tubuhnya lalu ia bersiap pergi menuju kamar mandi namun langkahnya terhenti saat kedua matanya tertuju kepada Indra yang masih tertidur. Alita perhatikan wajah Indra yang tengah tertidur.

"Wajah kamu terlihat lelah sekali mas" batin Alita memperhatikan lingkaran hitam di kedua matanya Indra. Rasa kesal yang menyelimutinya akan sikap Indra subuh tadi memudar setelah memperhatikan kondisinya secara sembunyi-sembunyi. Tidak hanya itu, Alita melihat lebam di lengan kanannya yang membuat hati Alita merasa nyeri.

"Bobo yang nyenyak mas, maaf buat kamu tidur disofa padahal aku udah izinin mas Indra buat satu ranjang denganku" gumam Alita dengan suara pelan.

"Saat bangun nanti, mas jangan ragu lagi kepada Alita. Alita bersungguh-sungguh mau buka hati untuk mas Indra" tuturnya Alita lalu ia segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya sebelum pergi ke sekolah.

Pemenang HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang