Pukul sepuluh pagi tepat saat jam istirahat pertama, Alita izin keluar sebentar kepada beberapa guru yang sudah kembali dari kelas mereka menuju ruang guru. Mereka menganggukan kepala bahkan beberapa dari mereka ada yang bertanya tentang kepergiannya yang langsung Alita jawab hendak pergi ke Polres mengantar sepupunya Denis membuat SKCK.
"Teh, ini pake helmnya" suruh Denis kepada Alita begitu Alita hampiri sepupunya yang berusia delapan belas tahun.
"Iya. Yaudah yuk" ajak Alita kepada Denis.
"Jangan lupa jajanin teteh ya nanti" bisik Alita kepada Denis sambil terkekeh pelan.
"Siap bu bos" katanya.
Alita kembali terkekeh, ternyata candaannya dianggap serius oleh sepupu yang beranjak dewasa ini.
"Kamu ini, teteh bercanda. Masa iya baru keluar SMA teteh porotin. Teteh juga tau kamu masih minta sama ibu bapak kamu" kata Alita.
"Nah itu teteh tau" katanya lempeng.
Alita menepuk pundak sepupunya "dasar kamu" katanya sambil tertawa.
Tidak terasa tiga puluh lima menit sudah Alita dan Denis habiskan waktu mereka di jalanan dan kini mereka tiba di gerbang Polres kota mereka. Alita bersiap turun dari motor begitu Denis menghentikan motornya ketika mereka berada di gerbang namun Denis menahannya dan menyuruh Alita untuk tetap duduk di jok motor sambil menunggu motor di depan mereka yang tengah berbicara serius dengan polisi yang jaga.
"Kamu yang jelas mau ngasih paket ini kepada siapa dan apa isinya?" Tanya petugas sekali lagi dengan nada tinggi.
Alita mengalihkan pandangannya ke depan, tepat kepada seorang pengendara motor yang berada di depan motornya Denis. Alita merasa penasaran mendengar bentakan polisi kepada seorang pengendara motor itu.
Ih sok banget sih, mentang-mentang pake seragam sama berada di lingkungannya lagi. Malesin banget.
"Saya tanya sekali lagi, paket ini mau di berikan kepada siapa dan apa isinya? Kami harus jelas mendapatkan informasinya. mohon kerja samanya"
Alita kembali memperhatikan interaksi antara pengendara motor yang berada didepan juga dengan kedua polisi yang lagi meminta keterangan.
"Dek, teteh turun dulu deh kayaknya. Kamu juga turun, kayaknya itu bakal lama" Alita turun dari motor Denis saat dirinya merasa bosan menunggu debat antara polisi jaga dengan pengendara motor yang tidak selesai-selasai.
"Tapi ini motor?" Tanya Denis.
"Parkirin aja disamping" suruh Alita.
Denis mengangguk, ia hidupkan kembali motornya lantas bersiap untuk memutarnya ke samping namun aktivitas Denis terhenti saat pengendara yang berada didepannya turun menghampiri Denis.
"Hey! kamu mau apakan sepupu saya?" Alita mendadak negur pengendara motor yang berada di depan mereka.
Denis berusaha melepaskan tangan pengendara motor di depan yang tiba-tiba mencekiknya.
"Berani mendekat, saya jadikan dia korban yang menemani saya nanti" katanya mengacung-acungkan kotak yang ia pegang sambil mempererat cekikannya membuat Denis terbatuk-batuk membuat Alita membeku di tempatnya.
"Hey Bung! Lepaskan tangan anda dari pria itu. Atau kami tembak!" Ultimatum salah satu petugas sedangkan yang lainnya berjaga-jaga juga sibuk berkomunikasi menggunakan alat khusus untuk mereka.
Alita melirik sekitarnya. Alita merasa lemas melihat sepupunya tengah dicekik pria tidak dikenal dan yang lebih Alita takutkan yaitu pria yang mencekik Denis tengah memegang sesuatu ditangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemenang Hati
Romance"Jika kamu masih tidak nyaman dan merasa keberatan menikah dengan saya, saya tidak akan memaksa kamu lagi" "Maksudnya?" "Saya tidak akan memaksa kamu lagi untuk hidup bersama saya" "Maksud mas, kita berpisah aja gitu?" "Saya meminta dan menikahi...