"Kami ikut Kapt" keempat rekan Indra muncul dihadapannya dan menghentikan Indra yang hendak masuk ke dalam mobilnya.
Indra memutar pandangannya ke belakang. Ia memperhatikan ke empat rekannya yang menatap Indra dengan yakin dan penuh ketulusan.
"Terima kasih" ucapnya memaksakan diri untuk tersenyum.
Mereka menganggukan kepalanya kompak "sama-sama Kapt. Anggap ini operasi darurat. Kita terpaksa harus nangkap tersangka tanpa rencana serta selamatkan nyawa seseorang" ucap Rio.
"Terima kasih, yo" ucap Indra kepada Rio.
"Biar saya yang bawa mobil kapten. Saya tahu kediaman Andre dimana dan saya yakin Alita dibawa kesana. Saya dan Rio bareng Kapten pergi menuju kediaman Andre. Zack sama Alvin pergi ke kediaman paman Kapten" ujar Hilman diangguki mereka.
"Gass!" Ujar Zaki membuat ke tiga rekan Indra lainnya kompak lalu mereka menjalankan misi dibagi dua bagian agar penyelamatan Alita bisa lebih cepat.
"Kalau bisa lajukan lebih cepat ya man" ingat Indra begitu ia duduk di kursi penumpang dengan perasaan harap cemas akan keadaan Alita yang ia tidak tahu seperti apa.
Hilman menganggukan kepalanya kepada Indra lantas segera melajukan mobil Indra dengan kecepatan lumayan tinggi sehingga perjalanan yang biasa Hilman tempuh setiap ngintai Andre ia habiskan sekitar satu jam sepuluh menit berubah menjadi tiga puluh menit menuju rumah Andre.
"Ini rumahnya?" Indra memperhatikan tempat sekekelingnya yang masih terlihat sepi dan hanya terdapat beberapa rumah itupun saling berjarakan beberapa ratus meter.
"Kapten tidak tahu dia punya rumah pribadi?" Tanya Hilman.
Indra menggelengkan kepala. Setahu dia lima tahun yang lalu Andre masih tinggal di rumah orang tuanya. Bukan diujung daerah seperti ini yang jauh kemana-kemana.
"Ayo turun" Cukup sudah Indra amati keadaan sekitar. Kini saatnya ia bekerja lebih cepat untuk selamatkan dan bawa Alita kembali pulang.
Rio maupun Hilman menganggukan kepalanya lalu mereka membagi tugas. Indra bagian pintu depan rumahnya Andre bersama Rio sedangkan Hilman mengarah ke arah jendela samping untuk cari jalan masuk ke dalam.
"Yaelah, pakai sandi Kapt" decak Rio kepada Indra.
Indra terdiam sebentar lantas asal tekan tombol tersebut mulai dari tanggal lahir Andre yang gagal lalu tanggal lahir paman juga tantennya yang masih gagal dan yang terakhir Indra masukan tanggal lahir Alita dan pintunya segera terbuka lebar membuat Rio berdecak kagum.
"Kok bisa Kapt?" Tanyanya namun langsung tutup mulut begitu dapat kode Indra untuk diam.
Indra mencoba kontrol dirinya untuk tetap tenang begitu mengatahui sandi pintu rumah Andre yang berkode tanggal lahir Alita. Ada rasa cemburu yang membakar dirinya saat menyadari rasa cinta dan obsesinya Andre sangat besar kepada Alita sehingga ia tidak bisa berpikir dengan jernih untuk culik Alita dan bawa Alita sangat jauh dari pusat kota.
Hiks..
Hiks.
"Jangan Andre. Saya mohon"
Indra juga Rio saling adu pandang begitu sayup-sayup mendengar tangisan juga suara dari arah pintu yang setengah terbuka di depan mereka. Indra beri kode Rio untuk dekati ruangan yang terbuka tersebut lewat matanya dan Rio menganggukan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemenang Hati
Romance"Jika kamu masih tidak nyaman dan merasa keberatan menikah dengan saya, saya tidak akan memaksa kamu lagi" "Maksudnya?" "Saya tidak akan memaksa kamu lagi untuk hidup bersama saya" "Maksud mas, kita berpisah aja gitu?" "Saya meminta dan menikahi...