Tujuh belas

310 10 0
                                    

Note : maaf kalau agak-agak mengundang ya manteman hehe semoga tetap suka ya dan semalat membaca.

Enjoy guys!

_____________________

Pukul setengah tiga sore, Alita tiba di rumah. Biasanya tiap hari jum'at sekolah Alita pulang setengah dua belas namun karena Alita ada pendalaman materi untuk siswa yang akan mewakili sekolah untuk Olimpiade nanti menahan Alita untuk berada di sekolahnya selama dua jam dan setelahnya Alita harus pergi ke supermarket sebentar untuk belanja bulanan kebutuhan dirinya yang hampir habis juga beberapa kebutuhan Olive dan Indra yang Alita cek terlebih dahulu hampir habis juga dan mungkin sekalian belanja buah juga sayuran untuk ia olah bersama mertua yang tidak pelit ilmu mengajarkan Alita berbagai hal, mulai dari belajar masak, menata rumah yang baik hingga jika Alita berminat untuk pengusaha bisa Alita dapatkan dari mertuanya sudah belasan tahun urus toko kainnya di Solo peninggalan ayah mertuanya dulu tentu saja ada peran Indra didalamnya yang pandai mengelola pembukuan juga keuangan.

Indra tidak mempersalahkan segalanya tentang Alita bahkan Alita yang memilih bekerja ia beri kebebasan kepada Alita agar ilmunya terus berguna mencerdaskan anak-anak didiknya dan mengembangkan dirinya sebagai guru terbaik nantinya disamping tugasnya sebagai ibu rumah tangga juga istri anggota polisi yang Alita sanggupi akan menjalankan semuanya dengan baik selagi ia mampu dan bisa untuk urus semuanya saat sidang BP4R waktu itu.

Berbicara soal Indra, Alita mendadak merindukan sosoknya. Indra belum pulang ke rumah setelah tiga hari pergi seminar di Polda yang membuat mereka berpisah setelah satu minggu mereka mencoba perbaiki hubungan dan saling membuka hati.

"Bundaaa" panggil Olive, hampiri Alita dengan riang.

Alita tersenyum lebar begitu Olive berlari menghampirinya. Hampir dua minggu lebih Alita menjadi ibu sambungnya Olive dan Alita bersyukur mempunyai anak semenggemaskan Olivia.

"Hai, anak cantiknya bunda" balas Alita memeluk Olive dengan sayang.

Olive tersenyum manis kepada Alita, tidak lupa tangannya meraih tangan Alita dan menciumnya.

"Bunda darimana?" Tanyanya dengan manja. Tentu saja Olive mengetahui jadwal kepulangan Alita setiap harinya karena Olive pernah mengatakan kepada Alita kalau kepulangannya adalah hal yang selalu Olive tunggu.

"Bunda ngajarin dulu kakak Leon buat olimpiade nanti di sekolah sama mampir dulu ke supermarket sebentar. Jadi bunda agak telat deh pulangnya ke rumah" jawab Alita diangguki Olive dengan segera sambil memeluk Alita kembali.

Coba meleleh gak kalau punya anak sesayang itu sama kita?

Pastinya dong. Makanya gak ada alasan bagi Alita untuk tidak menyayangi Olivia Meskipun Alita tidak tahu bagaimana perasaan papanya untuk Alita. Jujur Alita sering merasa galau gak jelas semenjak ia membuka hati untuk menerima Indra sebagai suaminya, banyak pikiran yang gak jelas bermuculan sewaktu ia susah hubungi Indra atau kabar Indra hilang gitu aja sewaktu mereka tengah asik bertukar kabar cerita lewat pesah singkat yang selalu Alita dominasi percakapan karena Alita paling bawel jika disandingkan dengan Indra yang lebih sedikit bicara yang selalu mendahulukan tindakan dibandingkan dengan omongan yang Alita ketahui setelah mereka hidup bersama. Indra tidak seperti laki-laki pada umumnya, biasanya laki-laki lain pintar buat pasangannya serasa terbang ke langit ke tujuh begitu mereka gombal atau sampaikan perasaan mereka secara terang-terangan kepada pasangannya tapi tidak dengan Indra. Alita belum mendengar ucapan yang keluar dari bibir Indra kalau dia mencintai Alita.

Tuh kan, siapa yang mulai ketar-ketir mempertanyakan perasaan Indra kepada Alita? Padahal awalnya Alita bersikukuh bahkan kuat sekali dengan pendiriannya kalau ia tidak akan tergoda dan tergoyahkan perasaannya dari Abimanyu kepada Indra apalagi melihat Indra yang lempeng dan kurang peka tapi sekalinya bicara, bicara Indra akan panjang dan serius yang selalu menyadarkan Alita sebenarnya Indra itu paket komplit yang didambakan semua perempuan. Tapi Bukannya Indra diam dan lempeng-lempeng saja sebelumnya. Indra selalu berusaha untuk melalukan yang terbaik kepada Alita bahkan rela melepaskannya untuk Abimanyu jika Alita masih berat menerima dan menjalankan pernikahannya dengan Indra. Alita terlalu benci dan jaga jarak kepada Indra sehingga kebaikan Indra tidak sampai kepada Alita pada saat itu.

Pemenang HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang