Alita mengernyitkan kedua matanya begitu pantulan sinar matahari sore terasa menyoroti langsung ke arah kedua matanya. Alita merasa terganggu dengan pantulan sinar matahari tersebut sehingga Alita buka kedua matanya untuk bangun kembali dari tidurnya.
"Eung" erangnya sambil merentangkan kedua tangannya.
Alita membuka kedua matanya lambat-lambat. Setelah kedua matanya terbuka sempurna, Alita terlonjak kaget begitu melihat laki-laki yang bukan suaminya.
"Nyenyak tidurnya hmm?" Tanyanya dengan nada lembut sambil merapihkan anak rambutnya Alita.
Alita menepiskan tangan laki-laki tersebut sambil bangun dari tidurnya. Alita segera merongoh kedua saku seragamnya untuk mengambil ponsel dan segera menghubungi Indra untuk datang selamatkan dirinya namun benda pipih tersebut tidak ada dalam saku seragamnya.
"Nyari apa?" Tanyanya sambil ikut duduk disamping Alita.
"Jangan dekat-dekat!" tegur Alita segera mengundang tawa laki-laki tersebut diikuti gelengan kepalanya.
"Santai, sayang. Saya gak ada niat buat macam-macamin kamu. Saya cuma lihatin kamu yang tertidur terkecuali jika kamu ingin mengukir kenangan indah disini bersama maka dengan senang hati akan saya kabulkan" lanjutnya dengan nada menggoda.
Alita mengamati kamar luas dihadapannya yang terasa asing baginya.
"Kenapa? kaget kamu ada dikamar saya Al?" Tanyanya seolah mengerti akan kebingungan Alita.
"Tenang saja Al. Kita berada di tempat aman yang jauh dari gangguan orang-orang termasuk your husband" bisiknya membuat tubuh Alita menegang.
Alita turun dari tempat tidur namun seseorang itu segera menahannya.
"Duduklah selagi saya baik, Alita sayang" suruhnya membuat Alita muak mendengar embel-embel sayang keluar dari mulut pria itu.
"Apa yang ingin kamu inginkan dari aku?" Tanya Alita.
Seseorang itu menatapnya dengan dalam.
"Kamu" ucapnya singkat dan jelas diikuti tangannya yang menggeggam tangan Alita.
"Tolong lepasin dan kembaliin ponsel Alita. Mas Indra bakalan marah besar jika tahu bang Andre culik Alita" Pintanya dengan ketakutan.
Seseorang itu yang tak lain adalah Andre kembali tertawa.
"Indra? Hahaha"
"Dia tidak akan tahu jadi kamu tenang saja" Katanya dengan tawa yang terus membahana.
"Tapi aku sudah beritahu temanku untuk kasih tahu mas Indra begitu perasaanku tidak enak saat ikut kamu" jelas Alita membuat Andre menatapnya dengan tatapan khawatir.
"Apa tindakan saya telah membuatmu takut dan curiga?" Tanyanya dengan panik mendekati Alita membuat Alita membuang wajahnya ke sembarang tempat merasa muak juga takut melihat wajah Andre dalam waktu yang bersamaan.
"Sayang, lihat saya disini. Saya gak ada niatan untuk menakutimu" ia menarik dagu Alita agar kedua matanya menatap Andre kembali.
"Lihatlah sini kepada laki-laki yang masih mencintai dan mengharapkanmu" bisiknya.
"Alita sudah bersuami bang, dan suami Alita adalah sepupu abang sendiri" jelas Alita membuat Andre tersenyum penuh kecewa dan terluka.
"Benar" katanya.
"Karena itu pula saya bawa kamu kesini agar Indra tidak temukan kita dan kita bisa awali hidup disini. Berdua" ucapnya menekankan kata berdua kepada Alita.
"Ngaco kamu bang. Alita tidak bisa hidup dengan bang Andre" tegas Alita sambil turun kembali dari tempat tidur Andre.
"Jika berontak dan berani turun maka gak akan ada toleransi lagi!" Ancamnya kepada Alita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemenang Hati
Romance"Jika kamu masih tidak nyaman dan merasa keberatan menikah dengan saya, saya tidak akan memaksa kamu lagi" "Maksudnya?" "Saya tidak akan memaksa kamu lagi untuk hidup bersama saya" "Maksud mas, kita berpisah aja gitu?" "Saya meminta dan menikahi...