Dua puluh enam

330 17 0
                                    

Usai mandi bareng Olivia juga merias diri untuk memberikan penampilan yang terbaik, Alita keluar dari kamar sambil mengenggam tangan kecil Olivia yang telah Alita sulap menjadi gadis kecil yang cantik. Alita juga Olive berjalan menuju ruang keluarga yang nampak terdengar riuh, mungkin keluarga besar suaminya telah berkumpul disana.

"Eh dua srikandinya Indra yang cantik-cantik sudah datang" sapa salah satu kerabat suaminya yang ia panggil dengan sebutan Budhe Nani.

"Selamat pagi, Budhe" sapa Alita dengan ramah diikuti senyumannya tidak lupa Alita juga menyapa keluarga lainnya yang tidak ia lihat semalam.

"Pagi nduk" balasnya kepada Alita sambil mengisyaratkan untuk duduk di sebelahnya.

"Oh ini istrinya Indra?" Tanya salah satu pria senja kepada Alita.

Alita menganggukan kepalaya diikuti senyuman ramahnya.

"Cantik ya" pujinya membuat Alita tersipu.

"Terima kasih pak" balas Alita.

"Panggil Pakde saja" koreksinya diangguki Alita dengan patuh.

"Baik, pakde" ucap Alita kembali.

"Ibu dimana Budhe?" Tanya Alita yang merasa kesulitan bertemu sosok sang mertua dari semalam tadi.

"Ada di belakang, neng. Biasa neng, kalau ada acara gede-gedean ibu mertuamu selalu menjadi orang paling sibuk di dapur yang selalu menjadi kepercayaan keluarga besar almarhum ayahnya Indra untuk atur catering tiap ada acara jahatan" tutur Budhe Nani diangguki Alita.

"Oh begitu. Pantesan masakan ibu selalu enak" balas Alita.

Budhe Nani menganggukan kepalanya dengan setuju.

"Nah neng sendiri tahu kan?" Katanya segera diangguki Alita.

"Neng beruntung punya mertua seperti Indi. Selain pinter masak, Indi juga orangnya baik dan tidak membeda-bedakan status kami sebagai iparnya. Indi selalu perlakukan kami dengan sama sehingga keluarga besar ayah Indra sangat menyayangi Indi dan selalu menerima kehadiran Indi juga Indra dengan baik sampai kapanpun" tuturnya diangguki Alita sangat setuju.

"Benar Budhe. Alita juga merasakan hal yang sama selalu diperlakukan ibu dengan baik" aku Alita.

Budhe Nani kembali mengangguk "Iya. Neng. Makanya disayang dan dijaga ya ibu mertuanya yang sangat sulit ditemui di jaman sekarang" pesannya.

Alita menganggukan kepalanya.

"Gusti malah ngajak ngobrol. Neng sama Olive udah sarapan?" Tanyanya.

Alita menggelengkan kepalanya "Budhe ambilin ya. Mau sama apa lauknya?" Tawar Budhe Nani segera dicegah Alita.

"Tidak usah, Budhe. Biar Alita saha yang ambil" tolak Alita dengan cepat.

Budhe Nani menganggukan kepalanya "Yaudah kalau begitu Budhe temenin ke belakang takut Alita masih merasa canggung"

Alita menganggukan kepalanya sembari tersenyum.

"Terima kasih, Budhe"

"Iya sama-sama. Ayo" ajaknya kepada Alita.

"Tunggu disini ya nak, bunda ambil sarapan dulu ke belakang" tutur Alita menurunkan Olive dari pangkuannya.

"Iya, bunda"

"Mas Indra kemana ya Budhe? Alita belum lihat lagi setelah subuh tadi" tanya Alita saat ia mengikuti langkah Budhe Nani dari belakang.

"Indra tadi ada di luar lagi ngobrol sama kerabat lain yang baru datang" jelasnya kepada Alita.

Pemenang HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang