Tiga belas

214 10 0
                                    

Pukul setengah dua siang Indra ajak Alita pergi ke sebuah angkringan yang sering Indra kunjungi tiap menunggu Olivia latihan taekwondo yang sudah berjalan enam bulan. Setiap Indra ada waktu luang, Indra selalu tunggu Olive sampai selesai namun jika ada sesuatu yang mendesak Indra akan telepon ibunya untuk jemput Olive.

"Duduk disitu aja" tunjuk Indra pada sebuah bangku dekat pohon nangka.

Alita menganggukan kepalanya. Lantas ia hendak menawarkan pesanan kepada Indra namun lebih cepat Indra tawarkan daripada nya.

"Kau mau pesen apa? Biar saya pesankan"

"Alita aja yang pesen, mas duduk aja duluan" suruh Alita. Alita tidak enak diperhatikan pengunjung lain yang memperhatikannya dengan Indra. Alita terlihat seperti ratu jika terus dilayani Indra.

"Yasudah kalau begitu. Saya pesen tongseng ayam saja pakai nasi sama teh botol" pesan Indra diangguki Alita.

Alita hampiri Indra setelah ia selesai memesan pesanannya juga Indra. Alita memberi tahu posisi duduknya dan pedagang tersebut mengangguk tanpa ia lihat.

"Sudah?" Tanya Indra begitu Alita duduk berhadapan dengannya.

"Udah" jawab Alita sambil membuka tas kecilnya dan mamainkan ponselnya sebagai penghalau rasa bosan dan canggungnya saat berduaan dengan Indra.

Indra menyadari sikap Alita yang kembali mendiamkan dirinya. Beberapa kali bertemu Alita dan pergi bersamanya untuk mengurusi urusan pernikahan mereka waktu itu membuat Indra terbiasa dan Indra maklumi akan sikapnya dengan harapan mungkin setelah menikah sikapnya akan Alita perbaiki namun sampai saat ini sikapnya masih sama dan entah berapa lama Alita akan bersikap seperti itu.

"Abi apa kabar?" Tanya Indra memecah keheningan.

Alita berhenti memainkan ponselnya dan perhatiannya ia alihkan kepada Indra dengan tatapan tidak suka.

"Mas Indra kok nanya gitu? Gak etis kali mas bertanya laki-laki lain disaat kita berduaan gini" jawab Alita kurang menyukai topik yang di bahas Indra.

Alis Indra terangkat begitu memperhatikan respon Alita. Kenapa Alita harus marah? Indra hanya bertanya siapa tahu Alita masih berhubungan baik dengannya.

"Maaf jika kamu tidak suka, saya hanya bertanya. Siapa tahu kamu masih bertukar kabar sama Abi" jelas Indra.

Alita diam tidak menjawab pertanyaan Indra hingga pada akhirnya mereka kembali sibuk pada dunianya masing-masing.

"Ini pesannya mbak, mas ... eh mas Indra kirain siapa" kata pedagang tersebut begitu mengenali Indra.

"Apa kabar bu?" Tanya Indra dengan ramah.

"Baik mas. Mas sendiri apa kabar?" Tanyanya sambil menata pesanan Alita.

"Indra baik bu" jawab Indra.

"Pasti nunggu Olive latihan?" Tanyanya begitu mengenali Indra juga keluarganya membuat Alita yang duduk di sampingnya merasa malu sendiri. Ternyata Indra banyak di kenali orang-orang bahkan rata-rata orang yang menyapa Indra terlihat baik.

"Bawa siapa?" Tanya pedagang tersebut melihat Alita. Tadi beliau kurang memperhatikan Alita hanya memperhatikannya sekilas.

"Perkenalkan ini Alita, bu. Istrinya Indra" Indra memperkenalkan Alita kepada pedagang tersebut membuat Alita tersenyum ramah sambil menganggukan kepala.

"Hallo, bu. Saya Alita" katanya sambil bersalaman dengan pedagang tersebut.

"Oaalaah mas Indra sudah menikah sekarang?" Tanyanya terlihat terkejut.

Indra mengangguk "Iya, bu. Baru kemarin kami menikah. Maaf, Indra lupa undang ibu" ujar Indra tidak enak hati. Indra lupa mengundang ibu pemilik angkringan tempat Indra menunggu Olivia.

Pemenang HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang