Satu bulan sudah Alita kembali menjalani rutinitasnya yaitu mengajar di sekolah tempat ia abdikan diri pasca keguguran yang dialaminya. Kesedihan juga penolakan yang sempat Alita rasakan kini lambat laun mulai memudar menjadi sebuah penerimaan dan keikhlasan begitu Alita terus dibanjiri dengan semangat juga kekuatan dari orang-orang terdekatnya salah satunya adalah Qonita, teman dekat yang sudah Alita anggap sebagai kakak sendiri. Alita sangat berterima kasih kepada Qonita yang turut menolongnya waktu itu, andai Qonita tidak memakai aplikasi what app gb pasti pesan Alita tidak akan terbaca karena Andre segera menghapus dan menghilangkan ponsel milik Alita supaya bala bantuan tidak datang untuk Alita.
Jahat banget ya Andre.
"Heh jangan bengong" Qonita menepuk pundak Alita yang tengah termenung ke depan dengan tatapan kosong.
Alita segera kembali ke alam sadarnya sambil tersenyum tipis begitu melihat Qonita juga Olivia kembali hampiri dirinya dan duduk disamping Olivia.
"Udah jajannya?" Tanya Alita kepada putri kecilnya yang kembali duduk ditengah-tengah Alita juga Qonita.
Olivia menganggukan kepalanya sambil menunjukan kresek sedang berwarna putih berisi berbagai makanan kepada Alita.
"Udah bunda. Tante Nita yang kasih" tuturnya membuat Alita merasa tidak enak.
"Teh jangan ih. Berapaeun jajanan Olive biar Alita bayar" ujar Alita segera mendapat gelengan kepala Qonita.
"Gak usah. Teteh sengaja traktir Olive soalnya teteh gak kuat lihat kegemesan anak kamu" jelasnya.
"Tapi Olive jajannya ba.." timpal Alita segera dipotong Qonita.
"Teteh yang pilihin tadi makanya banyak. Udah gak papa. Teteh ikhlas" katanya diangguki Alita dengan pelan sambil mengucapkan terima kasih.
"Yaudah makasih ya teh. Semoga rezeki teteh bertambah" ucap Alita dengan tulus.
"Bilang makasih dulu sama tante Nita, nak" suruh Alita kepada Olivia.
Olivia mengangguk dengan patuh.
"Terima kasih tante Nita jajannya" tutur Olive diikuti senyuman ciri khasnya yang menyipitkan kedua matanya.
Qonita mengusap sayang rambut Olivia.
"Sama-sama anak cantik. Kapan-kapan ikut lagi ke bunda ya biar tante jajanin lagi" katanya diangguki Olive kembali.
"Terima kasih, tante Nita yang baik" tuturnya sekali lagi.
"Pinter banget sih anaknya bunda Alita. Olive nginep aja di rumah tante yuk, kita CFD an sama Dante besok tante. Pasti seru bawa dua anak lucu-lucu" ajaknya segera ditolak Alita.
"Enak aja. Entar Alita sama siapa teh?" Tolak Alita.
"Kan ada suami kamu neng. Kamu bebas berduaan tanpa ada gangguan" timpalnya.
"Ya ada waktunya kali teh. Lagian Olive gak suka ganggu" jelas Alita membuat Qonita nyerah pada akhirnya.
"Yaudah deh enggak. Posesif amat sih" katanya pasrah.
Alita terkekeh pelan melihat perubahan wajah Qonita.
"Nanti deh kita yang main ke rumahnya teteh" hibur Alita.
"Janji ya. Awas kalau boong" ancamnya.
"Iya, Tetehku. Insya Allah" yakin Alita sebelum perhatiannya teralihkan pada ponselnya yang tiba-tiba bergetar.
From : Paksu
Saya sudah sampai di sekolah. Kalau acaranya sudah selesai, kamu bisa ke depan langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemenang Hati
Romance"Jika kamu masih tidak nyaman dan merasa keberatan menikah dengan saya, saya tidak akan memaksa kamu lagi" "Maksudnya?" "Saya tidak akan memaksa kamu lagi untuk hidup bersama saya" "Maksud mas, kita berpisah aja gitu?" "Saya meminta dan menikahi...