Antony Sendjaja:
Gamyla, lu UAS terakhir kapan?Tiba-tiba pesan itu masuk ketika aku sedang packing. Ya, ini minggu terakhir di asrama dan aku sama sekali gak sedih ninggalin kamar yang menjadi tempatku berteduh selama setahun ini.
Aku merdekaaa!
Me:
Besok siang terakhirHanya itu balasanku, kemudian aku lanjut packing lagi.
Olive masih asik baca buku, dia belum packing karena UAS terakhirnya hari jumat nanti, begitu juga dengan Jingga, dia malah ada kebagian ngajar anak-anak maba yang matrikulasi. Jadi, gak bisa langsung pulang kaya aku.
Semua sudah rapi, barang-barang ku yang tersisa di luar hanya alat mandi dan baju yang sudah kusiapkan untuk besok.
"Kamu beneran mau langsung balik, La?" Tanya Olive.
"Iya, ngapain lagi di sini? Mau pulang aja aku."
"Gak nanti aja sabtu, official bubaran asrama." Ujar Jingga.
"Gak deh, udah ada janji sama temen-temen di SMA, udah kangen juga sama rumah." Kataku.
Kedua temanku ini mengangguk.
Lalu, aku naik ke kasur, mengambil buku catatanku untuk mengulang materi-materi yang sepertinya akan keluar di ujian besok. Yuk ah, semangat!
*****
Bunda yang menjemputku, ketika aku melihat mobilnya Bunda masuk parkiran, aku langsung bangkit dari dudukku, kemudian menarik dua koper dan menggendong satu tas ransel.
"Gamyla!" Aku menoleh, Antony sedikit berlari mendekat ke arahku.
"Apaan?" Tanyaku.
"Sini, gue bantuin." Ia menarik tas ransel dari punggungku lalu menggendongnya, dan mengambil alih genggamanku dari koper-koperku.
Aku berjalan maju, sambil sedikit bengong juga kenapa ini anak ada di sini? Kaga ujian emang dia? Setahuku barusan Olive berangkat untuk ujiannya yang memang mulai pukul 13.45. Lha ini bocah? Jam 2 malah ada di sini.
"Sama siapa La?" Tanya Bunda yang sudah keluar dari mobil.
Menghampiri Bunda, aku salim tentu saja, dan Antony juga ikut salim.
"Ini, temen Bun, namanya Antony." Kataku.
"Iya, tante, Antony."
"Makasih yaa Antony, udah bantuin Ila bawain barang-barang."
"Iya, tante sama-sama, ini mau disimpen di belakang?" Tanyanya.
"Oh iya, boleh." Sahut Bunda.
Lalu kami berjalan ke bagian belakang mobil, Bunda membuka bagasi dan Antony pun menyusun koperku di dalamnya.
"Tante, saya boleh ngobrol bentar dulu gak sama Gamyla?" Antony bertanya dengan nada yang lembut sekali.
Bunda langsung melihatku, dan aku memberikan isyarat kalau aku gak mau. Tapi... bukan Bunda namanya kalau gak nyebelin.
"Oh iya, silahkan, bentar aja ya? Tante tunggu kalian di mobil." Ujar Bunda lalu masuk ke kursi pengemudi.
Aku diam, kubiarkan Antony menarik tanganku ke bawah pohon kersen. Ya ampun.... tempat ini!!!!
"Kenapa?" Tanyaku dengan nada tidak sabar. Aku gak paham apa kepentingannya si Antony ini siang ini kemari.
"Gue mau minta maaf sama lo,"