Aku sudah kembali ke Indonesia, ke rumahku lebih tepatnya, padahal aku gak punya rencana balik ke tempat ini.
"Ini rumah kamu, La?"
"Yep, aku tinggal di sini sendiri."
"Enak, nyaman banget, adem lagi." Ujar Antony.
"Kamu sini dulu aja, apa mau pulang? Kamu tinggal di mana sekarang?" Tanyaku.
"Aku ada rumah La, deket tempat kerjaku, tapi oke... aku bisa di sini dulu."
Jadi, Antony nih membangun sebuah LSM yang bergerak di bidang konservasi tumbuhan dan satwa liar. Relasinya ya para peneliti dan aktivis lingkungan baik dalam maupun luar negeri.
Kerjaan dia ya penelitian gitu, survey, observasi dan lain-lain, hasilnya ya bisa dibawa ke rapat internasional untuk bikin peraturan yang melindungi tumbuhan dan satwa liar secara global. Tapi fokus dia sih ya hewan-hewan di Indonesia, dari yang endemik sampe yang dianggap biasa.
Nah, dia cerita, rapatnya yang kemarin itu pembahasan utamanya tokek rumah, walaupun kesannya tokek yaudah sih... tokek doang, tapi akibat penangkapannya yang berlebihan dan ekspor yang gak terkoordinir dengan baik oleh pemerintah, penelitiannya menunjukan kalau itu terus menerus dilakukan, tokek bisa punah dalam beberapa tahun ke depan.
Jadi, sekarang fokus dia sebagai pendiri LSM udah meluas, gak cuma Owa aja. Tapi ya tetep, bidang spesialisasi dia tuh Owa.
"Sip, kamu mau makan apa? Aku pesenin." Tanyaku sambil membongkar koper. Asli sih, ini gak ada baju kayaknya buat Antony, di koper baju dia ya yang panjang-panjang sama kemeja dan jas buat rapat. Dia gak ada baju rumahan.
"Kamu maunya apa?" Ia balik bertanya.
"Pengin keluar sih, beli makan sekalian belanja buat kulkas, kulkas ku kosong."
"Yaudah yuk!" Ajaknya.
Akhirnya kami keluar rumah, mengendarai mobilku kami menuju mall supaya bisa beli semuanya.
Antony menggengam tanganku selama kami berjalan, gosh... biasanya aku kaya gini sendiri, beda gitu rasanya ada seseorang yang menemaniku begini.
"Beli baju ya buat kamu, kamu gak ada baju rumah." Kataku.
"Yaudah, mau beli baju dulu atau belanja dulu,"
"Makan dulu yuk? Aku laper."
"Yeeeee, yaudah ayok! Mau makan apa? Makan di sini aja kan?"
"Iya lah!"
Akhirnya kami masuk sebuah restoran Jepang, aku langsung memesan makanan, begitu juga Antony.
Sepanjang menunggu makanan aku risih sendiri karena Antony gak berhenti menatapku.
"Kenapa sih?"
"Ada satu lagu yang aku pengin kamu denger. Itu lagu yang nemenin aku selama 8 tahun ini, lagu yang nyuruh aku untuk terus maju, tapi ya gak move on juga."
"Aneh banget,"
"Nanti denger ya?" Katanya.
Aku mengangguk.
Akhirnya, makanan pesanan kami datang dan aku langsung menyantapnya. Kami makan cepet aja biar bisa langsung belanja.
Tujuan pertama cari bajunya Antony dulu, dia bilang aku aja yang pilih jadi ya... banyak banget ini aku milihnya.
"Heh? Mau ngisi satu lemari itu? Aku bisa pulang ya, buat ambil baju doang."
"Aku pengin kamu pake semua baju ini, please." Kataku.