The Spesial Bride of Dragon

34 ~ SkinShip pertama Travold

Senin, 26 Juli 2021

Travold POV 

Wajah Kirey masih pucat, tidak berbeda jauh dari Kirey. Edward dan Harry juga masih sedikit pucat, para tetua sudah berusaha semampu mereka dan kini terserah pada takdir. Beberapa penduduk klan vampire memberikan ramuan terbaik mereka. Penduduk itu begitu berterima kasih pada kami, berkat kembalinya ròh spiritual itu, keadaan di tanah Ay ini terlihat sudah hidup. Bahkan, kerajaan terlihat lebih bersinar daripada ketika pertama kali kami menginjakkan kaki di tanah ini.

Klan werewolf masih berada di sini, atas permintaan dari King Zavier sendiri. Banyak klan vampire dan werewolf yang meninggál karena serangán dari ular berbulu dan dari tetua Zix bersaudara itu. Sementara Logan, aku tidak mengetahuinya entah dimana. Zura dengan Zanuar sedang mencari keberadaan lelaki itu.

Aku duduk di sebelah Kirey, memegangi tangannya. Keadaannya tidak baik-baik saja, sekalipun tidak ada luka serius di badan Kirey. Tapi aku tahu stamina Kirey terkuras habis akibat membebaskan ròh spiritual itu. Aku pernah mendengar dari klan lainnya ketika ròh di dalam wilayah mereka dikurung oleh sosok kuat. Hal itu terjadi ribuan tahun lalu, saat sosok bayangan itu menyeráng. Untuk membebaskan mereka, salah-satu dari tetua masing-masing klan harus merelakan nyáwa mereka. Membebaskan ròh itu sama saja dengan bunúh diri karena butuh energi yang lebih kuat, dan kini aku takut Kirey akan mengalami hal yang sama. Tetapi, melihat keadaan Kirey yang masih bisa ada di hadapanku saat ini membuatku tidak percaya sekaligus heran. Tubuh Kirey masih mampu bertahan, meskipun lemah.

Tanganku naik ke wajah Kirey sambil memejamkan mataku. Aku harus melakukan ini, jika tidak, keadaan Kirey bisa semakin melemáh. Aku mulai berkonsentrasi penuh, lalu mataku berubah menjadi warna hijau kebiruan. Aku menatap wajah Kirey, maafkan aku Kirey. Hanya ini satu-satunya jalan agar kau bisa selamat batinku dalam hati lalu mendekatkan bíbirku ke bíbir Kirey. Aku berhenti beberapa centi di depan bíbir Kirey, meneguk ludahku kàsar, tapi aku harus tetap melakukan ini. Aku memejamkan mata dan menempelkàn bibír kami berdua. Cahaya melingkupi kami berdua, aku menyalurkan energiku pada Kirey. Tubuh Kirey terasa bergetar di bawahku, tangannya sedikit bergerak namun itu tidak menghentikanku dan terus melakukannya. Badanku mulai lemas, cahaya yang tadi melingkupi tubuĥ kami berdua menghilang bersamaan ketika aku memisahkan bíbirku dengan bíbir Kirey.

Clek—Pintu terbuka, nafasku memburu dan wajahku juga memeràh. Baru kali ini aku melakukan skinship dengan lawàn jenisku, dan aku tetap merasa bersalah pada Kirey. Aku menatap Zespri, dia terlihat terkejut menatap warna mataku yang masih belum bisa normal seperti apa yang selama ini mereka lihat. Aku berdiri, aku harus pergi untuk menenangkan pikiranku yang masih sedikit kacau.

Ketika melewati Zespri, lelaki tua itu menahan tanganku. Tatapannya masih terlihat terkejut, "Aku tahu klanmu bisa melakukan hal itu. Terima kasih sudah menyelamatkan nyawà Kirey, Travold. Aku baru ingin mengatakan padamu bahwa nyawanyà hampir tidak bisa diselamatkan. Namun, kau rela memberikan sebagian energi kehidupanmu padanya. Terima kasih nak!" Zespri menunduk padaku. Membuatku kaku, aku melepaskan tangan Zespri yang menahanku lalu pergi dari ruangan ini. Aku butuh menenangkan pikiranku.

Aku tiba di lapangan istana yang begitu ramai, beberapa klan vampire terlihat sedang membereskan hasil kekacauàn yang terjadi. Aku hendak pergi, namun suara Anna lebih dulu menahanku.

"Travold? Bagaimana keadaanmu nak? Apa kau baik-baik saja? Aku melihatmu terlempàr mèmbentur bebatuan beberapa kali. Aku mengkhawatirkanmu!"

Aku membeku, pelukan Anna. Entah kenapa, aku merasa desiràn aneh di dalam hatiku. Bahkan, begitu Anna melepaskan pelukannya. Aku masih terdiam dan tidak menjawab pertanyaan Anna. Aku bahkan tidak sadar bahwa Anna dan Lebopy, beserta beberapa klan werewolf seperti Arry ada di lapangan ini, ikut membantu king Zavier membereskan semuanya. Tamus yang tadi sempat aku lihat berada di luar istana ikut mendekat dan bertanya keadaanku.