104 ~ Demon

64 14 0
                                    

Aku menatap Jack dan juga sosok itu yang berusaha untuk membuat portal, perlahan aku menatap lubang hitam. Yang semakin lama semakin membesar. Dari luar, aku melihat bahwa sepertinya beberapa dari mereka ingin menyerang kami. Aku berjalan sedikit menjauh dari Jack dan juga sosok itu, menatap orang-orang yang lekas berlarian ke arah kami.

Bruk—aku bergerak cepat dan srak—aku memenggal leher mereka dengan kukuku yang baru saja keluar. Aku menyeringai, entah darimana datangnya kekuatan ini, yang pasti aku hanya memikirkannya saja. Shut—aku menghindar, lalu menatap anak panah itu yang membelah udara kosong. Tatapanku tertuju ke depan, menatap sosok yang baru saja melepas panahnya. Aku menyeringai dan plup—badanku menghilang dan krek—aku baru saja mematahkan leher sosok tadi yang membidikku. Badannya terjatuh dengan tatapan yang masih tertuju padaku. Aku menatap tangan sosok itu yang berusaha untuk meraih benda di sebelahnya, aku terkekeh.

"Sepertinya, Kyle memberimu nyawa cadangan ya, bàjingan!" seruku pelan, menyeringai sembari menaikkan kakiku dan dengan penuh kemarahan srakk—kepala itu hancur, otaknya terlempar ke lantai. Matanya jatuh menggelinding.

Shut—aku menerbangkan benda tajam di depanku ke arah Jack yang terdiam menatapku. Bruk—sosok di belakangnya terjatuh begitu benda tajam itu menembus jantungnya. Aku menyeringai, lalu melangkah menjauh. Namun, rasanya aneh ketika aku mencium aroma darah. Ada perasaan ingin ketika melihat darahku. Tatapanku tertuju pada darah segar yang masih mengalir dari leher sosok yang baru saja aku bunuh. Tanganku terangkat dan hendak mengambil darah itu. Haus, aku ingin darah itu.

"Kirey, jangan. Sekali kamu mengikuti kemauan demon di dalam tubuhmu. Maka kau tidak akan bisa kembali menjadi penyihir putih. Kedua klan yang berbeda dan tidak akan pernah sama. Kau harus memilih apa yang akan kau gunakan, kau harus mengalahkan salah satu dari kekuatanmu itu. Aku lebih menyarankan, jangan kau mengikuti aura demon itu!"

Mendengar suara itu, tanganku yang hampir menghisap darah itu lekas berhenti. Aku terkejut dengan apa yang baru saja aku lakukan. Kakiku sedikit lemas saat aku baru sadar jika aku yang membunuh semua orang yang berserakan di sini. Demi apapun, aku—aku.

"Kirey!"

Sentuhan di pundakku membuatku mengalihkan tatapan pada Jack, dia memberikan kain lap dan membantuku membersihkan tangan. "Apa yang dia katakan benar, sepertinya Kyle memang sengaja membawamu kemari. Agar keinginan demon mu itu keluar, jangan Kirey. Sekalipun ayahmu adalah keturunan Demon, tapi Lord memiliki Queen Arabella yang mampu mengendalikan sisi gelap itu. Jangan denganmu Kirey, kau tidak bisa melakukannya!"

Aku mengangguk, rasanya aku juga tidak ingin melakukan hal ini. Sosok berjubah hitam itu memberikan air putih padaku, "Minum ini untuk menghilangkan dahagamu. Aku tahu kau sedang menginginkan darah-darah itu. Tapi jangan lakukan kesalahan yang sama Kirey, aku mohon padamu. Lekas pergi bersama dengan Jack, Lofoten memang membutuhkanmu. Aku yakin, Kyle pasti sedang menahan tubuhmu untuk tidak bisa berguna. Kau harus segera kembali dan memasuki pikiranmu sendiri. Aku tidak bisa membantu banyak, hanya sampai di sini. Aku akan membereskan sisinya!"

Jack membawaku berjalan menuju portal itu, sekali lagi aku menatap sosok itu yang melambaikan tangannya. Memberikan perpisahan. Aku lekas memasuki portal itu, bersamaan dengan tubuhku yang terasa berputar-putar. Angin kencang membuatku membuka mataku yang sejak tadi tertutup. Bruk—aku terjatuh, lalu segera bangkit saat merasakan aku terjatuh di tempat yang lumayan empuk.

"Sekarang kita dimana?" seruku, menatap Jack yang menyuruhku untuk diam

"Aku tidak tahu kita berhasil melewati waktu atau malah tersesat kembali, seharusnya kita sudah berhasil berada di lofoten. Tapi, kenapa gelap sekali? Apa yang terjadi?"

"Aku rasa kita terjebak di dalam ruangan, yang berisi kasur?" ulang ku, menatap ruangan gelap ini. Sama-sekali tidak ada penerangan. Sepertinya kami memang tidak berhasil. Aku menjentikkan jari, bersamaan dengan sinar yang keluar. Ingatanku sedikit pulih saat melakukan perjalanan waktu. Aku menatap Jack, dia juga ikut membuat cahaya dari tongkatnya.

The Spesial Bride of DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang