79 ~ Kepergian Aragon

70 17 1
                                    

Seperti biasa, jangan lupa  sambil putar music di atas biar nambah seru bacanya hehehe

25 Agustus 2021 

Lebolas berjalan mendekat, dia mengenakan jubah putih yang lain. Edward ikut bersamanya.

"Pejamkan matamu, Kirey. Aku tidak yakin apakah ini akan berhasil atau tidak, tapi setidaknya kita harus mencoba melakukannya. Apa yang nanti kau rasanya, diam dan tidak usah mengatakannya sampai aku mengatakan berhenti. Cukup dengarkan apa yang aku arahkan padamu, Travold akan berdiri di sebelahmu!"

Aku mengangguk, lalu menatap Travold yang menggenggam tanganku.

"Kau tidak harus menggenggam tangannya Trav, dia tidak akan pergi kemana-mana!" seru Aragon, menatap Travold dengan kekehan di wajah berkerutnya. Tatapan jenaka Aragon membuatku teringat dengan Harry.

Tangan Travold terlepas akhirnya terlepas, dia menatapku dengan senyuman memikatnya. Aku menghela nafas dalam, berusaha untuk menenangkan diriku sendiri. Karena sejujurnya, aku saat ini sedang gugup parah. Travold seolah mengerti dengan rasa gugupku, dia sesekali mengelus punggungku dan menyalurkan rasa tenangnya. Edward yang berdiri dengan Lebolas juga memberiku dukungan lewat tatapannya. Sekali lagi, aku menatap Travold, dia tetap tersenyum.

"Pejamkan matamu nak, rasakan energi besar yang mengalir memasuki tubuhmu!"

Mataku terpejam sempurna. Gelap. Aku tidak bisa melihat apa-apa dan berusaha untuk fokus, seperti ucapan Aragon—lelaki paruh baya yang sifat menyebalkannya sama seperti Harry. Perlahan, tanganku tergerak dan berada di atas bola itu. Sebuah energi besar mengalir dalam diriku, membuatku ikut merasakan adanya energi besar di dalam tubuh Aragon, benar, saat tidak sengaja menyentuh tangan Aragon. Aku juga merasakan aliran ini.

Accio

Suara itu terdengar di telingaku dengan suara ringan dan pelan, jika tidak salah, itu adalah mantra untuk memanggil sesuatu yang terlupakan atau tersegel. Aku pernah menonton film-film fantasy ketika di bumi, jadi kata-kata itu familiar untukku.

Begitu Aragon membacakan mantra itu, rasanya tubuhku melayang. Sesuatu ditarik paksa dari dalam tubuhku. Kepalaku pening, aku kembali mendengar bunyi degungan itu memenuhi telingaku. Tidak, ini rasanya sakit sekali. Aku tidak bisa membuka mataku, tidak ada suara yang bisa terdengar, Aragon, dimana dia?

Tidak usah panik, dengarkan saja aku!

Suara Aragon akhirnya terdengar, perlahan aku mulai rileks. Namun rasa sakit itu semakin terasa di badanku. Seluruh tulangku terasa remuk, badanku semakin terasa sakit. Sesuatu keluar dari dalam tubuhku, tulangku begitu sakit. Arghhh...erangku tertahan, nafasku mulai tidak stabil. Energi itu seolah menyerap tenagaku. Nafasku naik turun, keringat membanjiri keningku. Tidak, aku tidak lagi bisa menahan rasa sakitnya.

Tahan, kirey.

Aku berusaha, nafasku semakin tidak terkendali. Perlahan, aku merasakan rasa sakit itu semakin menjadi. Eranganku juga semakin tidak bisa aku tahan. Bruk—aku terjatuh, badanku begitu melemah. Tapi rasa sakit itu sudah menghilang. Hanya beberapa menit, sebelum seluruh badanku terasa panas, seolah dibakar.

"Tolong, panas sekali!" ujarku dengan air mata yang sudah membanjiri wajahku. Tanganku terkepal dan aku memukul apa saja yang aku pegang. Mataku tetap tidak bisa terbuka, semuanya gelap. Badanku, ini panas sekali, seolah di bakar.

***

Author POV

Sementara Aragon masih tetap berdiri dengan menghadap ke arah bola kristal itu, Lebolas dan Edward tetap memberikan energi mereka pada Aragon. Sebuah bayangan hitam hampir menguasai tubuh Aragon, di sekitarnya berhembus angin kencang. Seperti badai yang diselimuti oleh salju, semuanya hanya terlihat memenuhi Aragon saja dan sesekali menyerang Travold. Kireyna berteriak dengan keras di bawah sana, dia terjatuh beberapa saat lalu. Travold membantu Argon untuk mengendalikan bayangan hitam yang menguasai tubuh Kirey dan sedang menyerang mereka.

"Kau harus dimusnahkan, pergilah dan kembali pada asalmu!"

Sosok bayangan hitam itu menyerang Aragon dengan semakin brutal, tubuh Aragon dengan lincah menghindar ke masing-masing sudut ruangan yang bisa dijangkau. Travold membantu Aragon menghindar. Tubuh tua Aragon sesekali sudah terlihat kelelahan dan tidak sanggup untuk melawan sosok bayangan hitam yang semakin marah itu.

"TIDAK!!!"teriak Kirey yang sedang meraung kesakitan saat Aragon berhasil mengalahkan sosok bayangan itu. Tubuh Travold terus menghindar, sebuah pedang diberikan oleh Aragon pada Travold. Dengan lincah, pemuda itu menghampiri bayangan itu dan Slshhhhh...bayangan itu perlahan memuntahkan cairan hitam pekat. Namun tidak sampai mengenai lantai.

Lebolas dan Edward semakin kuat untuk menyalurkan energinya pada Aragon. Terakhir, Aragon lekas menghampiri bayangan itu, mengambil alih pedang dari tangan Travold.

"ARGHHHH!" teriak Kirey semakin keras.

Perhatian Travold teralihkan pada Kirey, ada percikan api yang keluar dari punggungnya. Aragon berhenti untuk membunuh sosok bayangan itu dan menatap ke arah Kirey.

"Apa yang terjadi?" seru Aragon

"Hahaha, kau tidak akan bisa membunuhku tua bangka. Aku dan Kirey adalah satu kesatuan, jika kau membunuhku, itu sama saja dengan membunuhnya!"

"Tidak, Aragon, cepat bunuh dia. Sosok itu mengambil energi dari Kirey, kalungnya mengeluarkan cahaya. Cepat!" teriak Travold menyadari bahwa sosok bayangan itu semakin menyerap energi kehidupan milik Kirey—kekasihnya.

Aragon mengangguk, dengan lekas sosok paruh baya itu berlari dan Slhhhsss...kepala bayangan itu terpisah dari tubuhnya. Menggelinding jatuh dan tergeletak di sebelah Kirey. Travold segera berlari, pedang di tangan Aragon sudah berpindah ke tangan Travold dan Brukk—kepala itu pecah, menghilang begitu Travold menusukkan pedang itu.

Bruk—Kirey ikut ambruk, percikan api ungu tadi juga menghilang bersamaan dengan menghilangnya sosok bayangan itu. Travold lekas membawa tubuh lemah dan tidak sadarkan Kirey ke dalam pangkuannya. Edward lekas berlari dan membantu Kirey.

"Apa yang terjadi dengannya?" seru Ed, panik.

"Sepertinya segelnya memang sudah terlepas, bayangan itu adalah segel yang diberikan oleh Queen Arra. Sekarang, kita harus membawanya!" seru Lebolas mendekati kami

Sekarang tubuh Kirey sudah berada di dalam pangkuan Edward, membawanya berlari lebih dulu menuju ke ruang utama bersama dengan Lebolas. Sementara Travold menatap Aragon yang masih tidak bergerak dari depan bola salju yang sudah menghitam itu. Bahkan, bola itu hampir retak.

"Apa yang terjadi dengan bola itu, Aragon?"

Tatapan Aragon tertuju pada Travold "Jika kita terlambat mengeluarkan segel itu dari tubuh Kirey, bisa saja dia tidak akan bisa lepas. Tapi...."

"Aragon!" teriak Travold tiba-tiba, ketika mendapati tubuh tua itu terjatuh ke lantai.

Bunyi retakan terdengar di ruangan tempat mereka terjebak saat ini. Tangan Travold membantu Aragon untuk duduk. "Apa yang terjadi padamu? Apa kau baik-baik saja?"

"Badanku tidak sanggup untuk menahan kekuatan Kirey, dia begitu kuat. Berjanjilah padaku jika kau akan menyelamatkan dirinya dari mara bahaya. Ingat, bayangan itu hanya bisa dikalahkan dengan hati yang tulus. Kau harus memiliki jiwa tulus dari Lord Keano yang Agung untuk bisa mengalahkannya. Jangan terbesit rasa iri barang sedikit padamu. Aku ...."

Uhuk—darah kental berwarna merah tua keluar dari mulut Aragon. Travold semakin panik dan menggoyang bahu Aragon yang terlepas dari tangannya.

"Tidak, jangan sekarang, aku akan menyelamatkanmu!"

Travold berusaha untuk mengobati Aragon, namun tangan tua itu lebih dulu menahan Travold. Senyuman lemah terukir di wajahnya. "Aku memang sudah ditakdirkan untuk pergi seperti ini, aku percaya padamu dan juga Kirey. Kalian berdua akan menyelamatkan dimensi ini dari serangan bayangan. Aku sudah melihatnya di dalam dirimu sebel...."

Bruk—tangan Aragon terjatuh, perlahan, mata tua itu tertutup dengan sempurna. Pintu terbuka, Jack dan Jae beserta beberapa orang lainnya berdiri di sana. Membawa Travold untuk menjauh dari tubuh Aragon yang mulai diselimuti oleh kabut putih.

"Sudah waktunya bagi Aragon untuk kembali pada leluhur kita yang lain, kita harus segera menyiapkan upacara pemakaman untuknya!" seru Jack, memberi perintah pada Mike setelah memeriksa nadi Aragon.

"Baik Jack!"

Up lagi agak malam hehehe, sekitar pukul 23 ya. 
Semoga masih pada bangun nanti. 

The Spesial Bride of DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang