72 ~ Menuju klan Elf

71 17 4
                                    

20 Agustus 2021

Edward POV

Samar-samar aku merasakan ada yang mendekat ke arah goa. Aku terbangun dan berjalan mengendap-endap ke arah luar. Api kecil yang tadi menyala sudah padam, sesekali aku menatap ke arah belakang. Lord Jaballah dan yang lainnya sedang tertidur dan sepertinya mereka tidak sadar ada yang mendekat ke arah kami. Aku mengambil pedangku, mengayunkannya begitu aku menatap ada sosok lelaki dengan pakaian serba putih berdiri di mulut goa.

"Jangan...."

Aku terkejut, ternyata Travold masih terbangun. Dia menghentikan tanganku, dan menggelengkan kepalanya. Lalu berjalan mendekat ke mulut goa, tapi aku lebih dulu menahannya. Keningku berkerut, apa dia tahu siapa sosok berjubah putih itu?

"Trav, kau tau siapa sosok itu?"

Travold menggeleng, "Tidak, dia bukan dari klan yang aku pernah kunjungi sebelumnya. Tapi auranya tidak berbahaya, sepertinya dia berasal dari klan elf. Aura ini sangat erat dengan klan para peri itu!"

Begitu Travold mengatakan hal itu, goa tiba-tiba memiliki penerangan dan cahaya itu berasal dari sosok yang berdiri di mulut goa itu. Sosok itu mengurangi cahaya itu dan menyesuaikannya dengan goa. Dia berjalan mendekat ke arah kami.

"Siapa kau?" seruku, mengarahkan pedangku padanya

"Tidak usah semarah itu padaku anak muda." Seru sosok itu dengan senyuman ramah yang tercetak di wajah keriputnya. "Jaballah, sobat lamaku!" seru sosok itu, menatap ke arah belakangku. Aku hendak menahannya, tapi mendengar nama Jaballah, aku mengurungkan niatku. Lagipula, aku juga tidak merasakan adanya ancaman darinya. 

"Lebolas?" seru Jaballah yang entah sejak kapan sudah terbangun.

Mereka saling berpelukan satu sama lain, perhatianku tertuju pada sosok lelaki paruh baya bernama Lebolas itu. Pakaian dan jubah yang dia kenakan semuanya bernuansa putih, rambut putih panjang dan telingan runcing serta tongkat yang berada di tangannya. Apa mungkin klan elf itu, adalah seperti dia? Karena sebelumnya, aku memang belum pernah melihat klan peri. 

"Apa yang membawamu kemari, sobat lama? Ah, perkenalkan mereka ini adalah Edward. Keturunan dari King Ay, dia berasal dari bumi. Lelaki ini bernama Logan, dia adalah salah-satu klanku, lelaki di sebelahnya adalah Travold!"

"Travold? Apa kau adalah klan penunggang?"

Tatapanku tertuju pada Travold, dia terlihat kikuk dan memilih untuk tidak menjawab karena sosok lelaki itu lebih dulu mengangguk dan menatap ke arahku. "Kau adalah penguasa dari klan vampire?"

"Benar Lebolas!"

Lebolas dan Jaballah saling menatap, "Seorang anak gadis bernama Kireyna, dan seorang lelaki dari kaummu berada di klan para elf. Apa yang terjadi dengan mereka?"

"Kirey? Apa dia berada di klan Anda?" seruku dengan antusias

Sosok itu mengangguk, "Putraku menyelamatkan mereka dari kejaran para penyihir hitam."

Aku menarik nafas legah, tidak hanya aku, tapi kami semua. Mendengar kabar bahwa Kirey sudah berada di klan para elf itu, perasaanku sedikit legah. Namun juga bercampur dengan rasa khawatir. Aku tidak akan meragukan kemampuan Kirey, tapi aku juga tidak bisa mengabaikan kemampuan dari klan penyihir hitam itu. Apa mungkin terjadi sesuatu pada mereka?

"Dia berhasil melarikan diri?" seru Jaballah dengan nada cemas

"Begitulah yang dikatakan oleh gadis itu, namun aku khawatir dia menyembunyikan sesuatu dariku ketika aku bertanya padanya. Untuk sekarang, kita harus segera menuju klan elf."

Kami lekas beranjak dari dalam goa, dan kembali menuruni tebing. Tidak banyak pertanyaan di antara kami, terlebih sepertinya Lord Jaballah dan sosok klan elf itu sedang berada di dalam pemikiran mereka masing-masing. Begitu tiba di bawah tebing, beberapa kuda besar berwarna hitam dan putih menunggu kami di sana. Aku menatap Lebolas,

"Aku baru saja memanggil mereka, lebih tepatnya ketika aku berdiri mulut goa. Naiklah, kita akan berjalan menuju klanku. Aku takut terjadi sesuatu di klanku, perasaanku tidak enak beberapa menit lalu!"

Lebolas menaiki kuda itu lebih dulu, lalu memacu kuda putih dengan ukuran lebih besar itu. Aku dan Travold menaiki kuda yang sama, dan aku lekas memacu kuda itu mengikuti Lebolas. Matahari sepertinya sudah mulai terlihat, tapi angin dan awan mendung tetap menutupi matahari.

"Apa menurutmu ada sesuatu yang terjadi pada mereka, Ed? Aku merasa cemas akan sesuatu, bahkan tadi malam, aku merasakan ada sesuatu yang begitu kuat melintasi sekitar tebing ini. Aku tidak tidur hanya untuk mencari tahu hal itu, tapi aura itu menghilang. Aura ini belum pernah aku rasakan sebelumnya!" seru Travold yang berada di belakangku.

"Aku juga mencemaskan sesuatu, lihatlah matahari itu. Kita bahkan sudah keluar dari utara, namun matahari itu tetap tidak menunjukkan cahayanya di pagi hari ini. Bahkan suara hewan tidak terdengar sama-sekali!"

Kuda milik Lebolas terus memacu di tengah dinginnya udara pagi. Sesekali aku menatap ke arah utara, semenjak kami meninggalkan pegunungan bersalju itu. Rasanya tempat itu semakin gelap dan petir menyambar dimana-mana. Berjam-jam terus berlari tanpa henti, akhirnya sebuah lembang indah menyapa kami. Aku menatap tebing-tebing yang indah, di tebing itu terdapat beberapa bangunan yang terbuat dari batu. Pohon berwarna-warni ditambah air terjun semakin menambah keindahannya. Aku menatap Lebolas yang berhenti, tepat di depan sebuah pohon dengan daun berwarna kuning.

Dia menyentuh pohon itu, dan sebuah cahaya terlihat dari tangan sosok elf itu. Tanpa diperintah, para kuda itu kami lekas memasuki tempat itu. Lebolas masih berdiri dengan kudanya di depan pohon tadi. Lalu sesudah kami melewati pohon itu, Lebolas barulah melepaskan tangannya dan cahaya itu kembali terlihat.

"Apa yang terjadi?"

"Dia membuat portal pelindung!" seru Jaballah

"Maaf jika kalian merasa tidak nyaman, tapi aku memang memasang portal ketika meninggalkan tempat ini. Ahh, selamat datang di Rivendel, di tempat para peri!"

Kami mengangguk, lalu menatap ke depan. Tebing indah di selimuti dengan air terjun, matahari bahkan bersinar dengan indah di sini. Begitu berbeda dengan sebelumnya. Kami terus berjalan melewati tebing, hingga tiba di perkampungan yang tadi aku lihat. Beberapa makhluk bertubuh kecil terlihat menatap ke arah kami dan menatap Lebolas.

"Apa mereka Hobbit? Sejak kapan klan elf tinggal bersama dengan klan itu?" seru Travold

"Kau ternyata banyak tahu anak muda!" seru Lebolas "Mereka memang para hobbit, bukan klan kurcaci. Kami sudah hidup berdampingan sejak aku memimpin klan elf. Aku rasa tidak ada salahnya jika hidup dengan mereka. Tapi, apa sebenarnya klanmu, Travold? Aku sedikit penasaran denganmu!"

Lebolas menatap Travold

"Ceritanya panjang, tapi aku akan menceritakannya pada kalian jika sudah waktunya. Ada beberapa hal yang tidak bisa aku beritahu, dan mengenai klanku. Sejujurnya aku sendiri juga tidak tahu darimana klanku berasal, Lebolas. Tapi aku lahir di sebuah klan yang mengatakan bahwa kami adalah keturunan dari klan penunggang sang naga!"

"Klan itu tidak ada, dan sang naga hanya muncul ketika perang besar itu. Bukan begitu, Jaballah?"

Jaballah mengangguk, " Kau benar Lebolas, tapi kita tidak pernah tahu apa yang terjadi. Mengenai sang naga, dia adalah makhluk yang tidak pernah memiliki penunggang. Dia muncul ketika kemunculan dari Lord Keano Alexander yang Agung. Setelah itu, dia tidak pernah lagi memunculkan dirinya sampai di detik ini!"

"Kalian benar, dan itu sebabnya aku ingin mencari tahu darimana asal klanku!"

The Spesial Bride of DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang