69 ~ Rivendell

82 17 12
                                    

NOTE: INGAT BUAT PUTAR MUSIK DI ATAS SAMBIL BACA YA HEHEHHE. BIAR LEBIH NIKMAT WKWKWKW

19 Agustus 2021

Kedua telapak tanganku terus saling menggosok, sepertinya para penyihir itu memang ingin menyiksa kami. Sudah berjam-jam, kami sama-sekali tidak makan atau diberikan minum. Jangankan hal itu, sejak Tana Ha I berkunjung kesini, tidak ada lagi yang pernah membuka pintu ruangan itu. Sepertinya mereka benar-benar ingin meminta jawaban ya dariku. Aku menatap Harry, dia tergeletak di selnya. Aku merangkak mendekat, badanku semuanya sudah kaku.

"Harry, apa kau masih sadar?"

Tubuh Harry sama-sekali tidak memberikan respon, aku kalut. Tanganku menggoyang bahu Harry, badannya sama kakunya dariku.

"Harry...."

"Aku masih hidup, Kirey. Aku hanya tertidur, udaranya semakin dingin!"

Aku menghela nafas legah, lalu berdiri dan menatap ke arah pintu yang terdengar sedikit terbuka. Perasaanku sedikit waswas, terlebih saat pintu itu benar-benar terbuka dan menampilkan beberapa pemuda dengan jubah hitam dan topi berbentuk kerucut itu. Perhatianku tertuju pada salah satu dari beberapa orang itu, kalungku berada padanya. Aku menatap Harry, dia juga sudah bangun dan tidak berbeda jauh denganku. Dia juga menatap ke arah kalungku yang berada pada sosok pemuda itu.

"Harry, kau ingatkan?" bisikku pelan

Dia mengangguk

"Arghhh....! TOLONG" teriak Harry begitu keras, mendalami jiwa aktingnya

Beberapa lelaki tadi yang hendak keluar dari ruangan lekas berjalan ke arah kami, dia menatap ke arah Harry yang meringis kesakitan di dalam selnya. "Hey, apa yang terjadi?"

"Arghhhh...sakit sekali!" teriak Harry semakin histeris, tangannya memegangi dadanya.

Para prajurit penyihir hitam itu masih saling menatap, tapi karena raungan Harry yang semakin keras. Beberapa dari mereka akhirnya mulai mengeluarkan kunci dan juga sebuah tongkat. Aku menatap mereka dengan diam, sesekali tanganku bergerak untuk mengambil kalungku. Pintu Harry terbuka, sialan, aku terlalu lambat. Mereka lekas memeriksa Harry.

"Apa kau ingin mempermainkan kami?"

Sosok lelaki yang memegang kalungku itu menatap Harry dengan marah, sementara Harry terlihat gugup. "Tidak, aku memang merasakan dadaku sakit. Lagipula, apa kalian tidak punya pakaian? Aku sama-sekali tidak punya pakaian dan ini sungguh dingin sekali. Apa kalian tidak malu melihat ada anak gadis yang melihat milikku ini nanti?" seru Harry, menatap ke bawahnya dan juga menatap ke arahku.

Sial. Aku benar-benar ingin sekali melepaskan otak Harry dari kepalanya. Bisa-bisanya dia menunjuk ke bagian auratnya yang terekspos karena jubahnya sedikit lepas? Para penyihir itu terlihat kesal, lalu mengambil celana. Bruk—celana itu terlempar ke kepala Harry.

"Pakai ini, dasar tidak berguna!"

Tubuh Harry terlempar dan membentur sel, tapi dia berusaha untuk bangkit dan memungut celana itu. Sementara para penyihir itu sudah keluar dan kembali mengunci sel Harry.

"Tunggu...." Seruku, menahan kepergian mereka

"Ada apa lagi? Apa kau sudah membuat keputusan, jika sudah maka aku akan memanggil Tana Ha I dan akan membawamu keluar dari sel ini. Jika tidak, maka kalian akan membusuk di penjara ini!"

"Tana Ha I tidak akan membiarkannya, bukan?" seruku kesal "Dan setidaknya berikanlah kami makanan! Apa kalian tidak punya makanan untuk para tawanan?"

Bruk—badanku terlempar ke sel lagi, "Kirey!" teriak Harry panik. Tapi aku tidak peduli, aku kembali bangkit dan menatap sosok yang tadi melemparku dengan sihirnya itu. Senyuman miring itu tertuju padaku, dia terlihat begitu menyebalkan saat ini.

The Spesial Bride of DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang