20 ~ KALUNG KIREY

96 35 0
                                    

Rabu, 14 Juli 2021

Edward POV

"Kirey, Travold!" Aku berteriak dengan keras. Kami sudah menyeberangi jurang curam itu, dan masih belum menemukan keberadaan Kirey. Iguana yang mereka tunggangi juga tidak kelihatan. Aku terus memasuki wilayah hutan, dan mataku terhenti pada dua sosok yang tidak sadarkan diri. "Kirey!" teriakku lekas berlari dan menatap wajah Kirey yang pucat. Tidak berbeda jauh dari Kirey, Travold juga pucat, lebih pucat dari wajah Kirey.

"Bawa mereka, ini tidak baik. Kita harus mencari tempat untuk berlindung malam ini!" Tamus memerintah.

Harry menahan, aku menatapnya. "Tidak, Travold tidak bisa melanjutkan perjalanan. Nadinya melemah, aku takut jika kita membawanya tubuhnya akan semakin melemah. Ini bisa membahayakannya, untuk Kirey. Aku tidak tahu apa persisnya apa yang membuat dia pingsan, sepertinya dia hanya terbentur saja. Tidak separah Travold!"

"Tidak Harry, daerah ini tidak terlalu aman untuk bermalam. Terlebih, daerah ini dekat dengan jurang itu. Aku hanya melihat ada tiga mayat ular berbulu yang ada di sana, masih ada kemungkinan satu ular lagi hidup. Bisa saja dia memanggil temannya dan menyerang kita lebih beringas dari pada sebelumnya. Kalian jelas tahu bahwa mereka mengincar Kirey dan Travold, kita harus mengamankan mereka lebih dulu. Aku yakin Travold bisa bertahan!" Tana mengeluarkan suara

"Baiklah, aku tidak ingin mengambil resiko!"

Aku lekas membawa adikku Kirey naik ke atas iguana dibantu dengan Tori dan Tana. Tubuh Travold dibawa oleh Tamus dan Harry. Kami lekas meninggalkan hutan itu, memastikan tidak ada yang tertinggal. 15 menit berlalu, Tamus masih tidak berhenti dan terus memasuki gelapnya hutan malam. Aurora di langit sudah kembali terlihat, beberapa tumbuhan mengeluarkan cahaya berwarna biru dan ungu. Dan tidak lama, Tamus berhenti. Menyuruh kami untuk berhenti lebih dulu, Tamus turun lebih dulu dan menatap sekitar. Kami sudah berada jauh dari jurang, setidaknya jika kemungkinan ular berbulu itu kembali dan menyerâng. Kami masih sempat melarikan diri.

"Tempat ini aman, turunkan mereka dengan hati-hati. Terutama Travold, jangan sampai tubuhnya terkena banyak benturan!" Tamus lekas membantuku menurunkan Kirey. Tubuh Kirey masih terasa lemah. Aku sangat khawatir, aku tidak pernah melihat tubuh Kirey selemah ini. Namun yang menarik perhatianku, kalung Kirey yang sejak beberapa menit lalu terus mengeluarkan cahaya redup.

"Baringkan mereka, aku akan mencari beberapa tumbuhan yang bisa mengobati mereka!" seru Tana. Dengan Tori, mereka berdua memasuki semak-semak, lalu kembali beberapa menit kemudian dengan tumbuhan liar yang tidak terlalu akrab denganku.

Harry ikut meracik obatnya, aku yakin dia lebih paham untuk melakukan hal itu. Aku tetap duduk di sebelah Kirey, merapikan anak rambut Kirey yang terselip ke matanya. "Kirey, aku mohon, sadarlah!"

Harry bersama dengan Tana lekas mengambil tempat di sebelahku, aku mundur sedikit. Memberi mereka berdua ruang yang cukup untuk memeriksa keadaan Travold dan juga Kirey. Tana memasukkan beberapa cairan yang sudah mereka ramu pada mulut Travold. Lalu berlanjut pada Kirey, aku menatap adikku Kirey masih dengan tatapan khawatir. Tubuhnya masih belum memberikan reaksi sama sekali. Sementara Travold terlihat sudah mulai sadar dan menggerakkan jarinya.

"Mereka butuh istirahat, aku yakin tubuh Kirey masih dalam proses penyesuaian. Travold lebih cepat bereaksi dengan obatnya karena dia tahu klannya dari mana. Sementara Kirey masih belum terdeteksi, ini membutuhkan waktu lama. Kita harus menunggu sampai mereka berdua sadar!" jelas Tamus memeriksa keadaan Kirey dan Travold

Aku terdiam, menatap Kirey yang masih tidak sadarkan diri. Tamus, Tana dan Tori, beserta Harry dan Logan duduk berpencar namun tidak terlalu jauh. Tamus duduk tepat di sebelahku, raut wajahnya terlihat kelelahan juga. Saat ular berbulu itu menyerâng kami, aku tidak tahu kenapa mereka tiba-tiba berhenti menyerâng kami dan mengejar Kirey dan Travold.

"Iguana mereka melompati jurang itu, aku yakin iguana Kirey juga terluka parah saat ini!"

Aku menatap Tamus, "Kenapa mereka tiba-tiba mengejar Kirey dan Travold?"

"itu karena kalung dari Kirey, kalung itu menarik perhatian dari beberapa makhluk superpower seperti ular berbulu itu. Aku tidak tahu kenapa, tapi dari apa yang pernah aku dengar. Pemilik kalung itu dan juga kalung itu adalah salah-satu elemen untuk membangkitkan bayangan yang terkubur ribuan tahun lalu. Pemilik kalung itu adalah orang terpilih, mereka akan melakukan hal besar untuk dunia ini. Ular berbulu itu adalah salah-satu pengikut daripada penyihir hitam yang sangat menginginkan kalung itu. Itu sebabnya, ular berbulu itu dengan cepat menemukan kita padahal jarak mereka masih sangat jauh dari kita dan mengejar Kirey. Jujur saja, ketika pertama kali melihat Kirey menyatukan keningnya dengan para iguana itu. Aku sudah melihat bahwa Kirey lebih dari apa yang kita perkirakan. Dan pertama kali melihat kalung itu, jujur saja, aku sempat takut dan hendak menyerang kalian. Namun, para iguana itu, mereka merasa nyaman. Iguana itu adalah makhluk pengikut setia dari para dewa, mereka adalah hewan tunggangan mereka! Kau harus membawa Kirey sampai dengan selamat pada kaumnya Edward, apa pun klan Kirey. Kalian harus melindunginya dari pada penyihir hitam dan klan pengikut dari bayangan itu. Jangan sampai Kirey jatuh pada tangan yang salah!"

Mendengar penjelasan panjang dari Tamus, aku terdiam. Aku memang tahu bahwa adikku Kirey adalah orang yang istimewa. Dari penyerângan di bumi dan juga permintaan Travold untuk melindungi Kirey. "Lalu, apakah menurutmu klan yang menyerâng kami ketika di bumi itu adalah klan penyihir hitam?"

Tamus menggeleng, "Aku tidak bisa menjaminnya. Melihat Travold yang tidak tahu siapa mereka, itu membuatku yakin bahwa sepertinya mereka itu bukanlah klan penyihir hitam. Mustahil Travold tidak mengenali klan itu!"

Tamus benar, tidak mungkin Travold tidak tahu siapa klan itu. Tapi melihat Travold, aku juga memiliki banyak pertanyaan tentang lelaki itu. "Apa kau pernah melihat klan Travold yang sebenarnya? Jujur saja, aku sedikit penasaran dengan lelaki itu!"

"Aku juga tidak tahu dan tidak pernah melihat langsung klan itu, bahkan jika melihat Travold. Aku sedikit tidak percaya bahwa dia adalah klan penunggang naga. Ribuan tahun lalu, kemunculan klan itu adalah sesuatu malapetakâ, karena biasanya akan terjadi perâng besar. Namun, meskipun kemunculan mereka hanya sebagai tanda, banyak klan yang mengagungkan mereka. Klan itu biasanya juga membawa berkah bagi sekitar. Jika kau bertanya apakah ada klan yang pernah melihat wujud asli mereka, jawabannya tidak. Kami tidak tahu, apakah mereka adalah klan penunggang, atau mereka bisa berubah menjadi naga seperti klan siren atau werewolf. Mereka itu misterius, namun mereka adalah klan yang membantu dewa menyerang bayangan itu. Jika tidak ada klan itu, maka mustahil dimensi ini masih bertahan seperti ini!"

"Aku juga setuju dengan ucapan Tamus, Ed. Selama kami berkelana di negeri ini, kami juga sering menanyakan mengenai hal itu pada mereka. Namun tidak seorang pun yang tahu klan itu!" Tana ikut bergabung dengan pembicaraanku dan Tamus

"Tapi, mereka itu istimewa!" tambah Tamus

***

Malam semakin larut, aku berjalan mendekati sungai di depan kami. Aku mencuci wajahku yang terasa berat, kantung mataku sangat terlihat jelas. Aku menguap, lalu mengambil air dengan botol minumku. Aku berbalik, lalu menatap Harry yang ternyata ada di belakangku. Aku bahkan tidak lagi memiliki refleks yang bagus untuk merasakan bahwa Harry ada di belakangku.

"Istirahatlah Ed, kau juga harus menjaga tubuhmu yang mulai melemah itu. Kirey juga tidak akan suka melihat abangnya menjadi jatuh sakit. Kau juga butuh istirahat, biar aku dan Logan serta Tori yang berjaga malam ini. Lagi pula, saat di serâng ular berbisa itu. Badanmu juga membentur pohon. Istirahat akan membantu proses penyembuhannya!"

"Kapan kalian bangun?"

"Tadi, beberapa menit yang lalu saat melihat ada suara berisik di tepian sungai. Aku pikir itu suara dari ular berbulu itu, padahal itu kau! Sudahlah, segeralah tidur!"

Aku mengangguk, lalu segera berjalan menuju perapian. Aku membaringkan badanku di dekat Kirey, badannya terasa sudah lebih membaik. Meskipun masih tidak sadarkan diri, tapi setidaknya dia sudah lebih baikan. Aku memejamkan mataku, dan langsung menuju ke alam bawah sadarku. Harry benar, tubuhku benar-benar sudah kelelahan dan butuh istirahat.

The Spesial Bride of DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang