60 ~ Laut Lepas

83 23 10
                                    

12 Agustus 2021

Jaguarku melesat dengan cepat memasuki hutan, beberapa hewan yang melihat kami langsung menyingkir. Jagurku ini melesat begitu lincah, aku mengelus lehernya, memberi ketenangan padanya. Sesekali aku menatap ke belakang, berharap seseorang yang sedang aku tunggu memunculkan diri mereka. Jaabir dan Jaabar berhenti, aku ikutan berhenti dan menatap mereka.

"Kita harus berjalan dari sini, mereka tidak akan bisa melewati semak-semak itu nanti!" ujar Jaabar

Aku menatap ke depan, hutan semakin terlihat gelap. Tumbuhan liar juga semakin merapat, bahkan bisa dikatakan di depan kami seperti jalan buntu. Aku mengelus leher jaguarku yang terlihat cemas, dan segera turun. "Lalu, bagaimana dengan hewan-hewan ini?"

"Mereka akan kembali ke istana, kudaku sudah terbiasa dengan hal ini. Kita harus bergerak cepat, aku merasakan ada yang menyusul!"

Aku mengangguk, dan lekas melangkah menuju jaguarku. Menyatukan kening kami, aneh, aku merasakan jaguarku seolah ingin menyampaikan sesuatu padaku. Aku kembali menyatukan kening kami, dan mendengarkan apa yang ingin disampaikan oleh jaguarku.

"Kau ingin bersamaku? Apa kau yakin bisa masuk ke dalam kalungku?" seruku begitu aku mengerti apa yang ingin dikatakan oleh jaguarku ini. Kepala hewan besar ini mengangguk, Edward ikutan menatap ke arah kami. Sementara Jaabar dan Jaabir terlihat sedang mencari sesuatu.

"Baiklah!" seruku, aku melakukan hal yang sama dengan para iguanaku sebelumnya. Hanya memikirkan mereka masuk ke dalam kalungku ini. Tatapanku terkejut begitu melihat tubuh jaguarku diselimuti oleh cahaya dan masuk ke dalam kalungku. Energi yang begitu besar terasa di dalam kalungku, aku menatap Edward.

"Kau bisa melakukannya pada Jaguar itu juga Na? Apa kau masih ingat perkataan Zura sebelumnya?"

"Jika dia bisa masuk, itu berarti dia memang milikku, benar?"

Edward mengangguk, "Aku rasa kau memang memiliki kekuatan yang lebih besar Na. Untuk sekarang, kita harus membawamu dengan selamat!"

"Edward, Kirey! Dari sini, cepatlah, aku merasakan suara itu semakin mendekat!" teriak Jaabar

Aku dan Edward langsung mendekati mereka, tubuh Travold masih dipapah oleh mereka. Sebuah lobang yang diselimuti oleh semak-semak menyambut kami. Jaabir sudah masuk lebih dulu, aku mendekati Travold lebih dulu dan kembali menyalurkan energiku padanya. Sekalipun dia menolak.

Tubuhku terasa lemah, aku lekas melepaskan Travold. "Kau akan melemah jika terus membagi energimu padaku, Kirey!" seru Travold yang sekarang sudah bisa berdiri dengan tegap.

"Tidak masalah, kau juga harus bisa berdiri dengan kedua kakimu. Setidaknya untuk mempercepat perjalanan kita kali ini!"

"Cepat!" peringat Jaabar

Kami lekas memasuki lubang itu, Jaabir menyusul di belakang. Dia menutupi lubang semak-semak itu. begitu kami memasuki lubang itu, kami langsung disambut dengan kabut hitam yang membuat jalan di depan kami sedikit sulit. Pepohonan begitu besar, tumbuhan berduri ada dimana-mana.

"Ini adalah Rainforest, curah hujan di sini sangat tinggi, kecuali klan kami. Tidak ada yang pernah melewati hutan ini!" Jelas Jaabar sembari memimpin kami di depan

"Apa hutan ini memiliki semacam mistis?" tanya Edward

Jaabar mengangguk, "Hanya klan siren yang bisa melewati hutan ini, banyak klan yang berusaha untuk melewati hutan ini untuk menuju laut lepas. Namun hampir semua tersesat di hutan ini, tidak ada yang tahu kemana klan itu pergi!"

"Apa hutan ini memang sengaja diberi sihir dari klan kalian?" Tanya Ed lagi

"Tepat sekali, tetua dari klan kami yang membuat pelindung ini!"

The Spesial Bride of DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang