49 ~ Siapa sosok berjubah putih itu?

83 27 5
                                    

07 Agustus 2021

"Apa yang terjadi padamu Trav?"

Aku menatap Travold, aku membawanya pergi dari dalam bangunan itu. Mata Travold kali ini yang kembali berubah warna, tangannya sudah tidak mengeluarkan cahaya lagi. Aku memegangi Travold yang hampir terjatuh, namun di luar dugaanku, dia mendorongku. Membuat bokongku harus mencium tanah. Travold menggeleng, dia menatapku dengan kepalanya yang menggeleng.

"Jangan mendekat, Kirey. Aku mohon, keadaanku sepertinya sedang tidak stabil, ada yang aneh di dalam goa itu."

"Tapi...." Aku berhenti ketika hendak mendekati Travold, dia bergerak semakin menjauh. Aku menatap Travold heran, maksudnya suara apa? Aku sama-sekali tidak mendengar suara asing di dalam tempat itu, kecuali suara benda berputar. Tapi aku rasa benda itu wajar saja dan tidak ada yang mencurigakan di dalam sana. Bahkan Harry sendiri terlihat nyaman-nyaman saja di dalam. Lalu kenapa Travold tiba-tiba begini?

"Trav, apa yang bisa aku lakukan untukmu? Keadaanmu tidak baik-baik saja!"

Travold menggeleng, "Jangan mendekat Kirey, kau masih mengingat siapa sosok yang berbicara denganku kala itu di istana Vampire?"

Aku mengangguk, aku jelas mengingatnya. Bagaimana mungkin aku melupakan sosok yang muncul di mimpiku dan juga di kehidupan nyata itu? Sosok misterius yang tidak aku ketahui dan enggan untuk aku tanyakan. Aku hanya tau infomasi kecil, itupun karena Travold berbaik hati untuk memberikan informasinya padaku.

"Aku rasa dia mengawasiku lagi, dia sengaja membuatku seperti ini. Aku harus pergi dulu, tidak usah khawatir padaku!"

"Tapi Trav, tuggu d ... dia menghilang?"

Aku menatap ke depan, Travold menghilang dengan mudah. Aku menatap sekitar, tidak ada tanda-tanda kemunculan Travold di sana. Jujur saja, keadaan Travold yang begini sungguh menghawatirkanku. Bukannya ada maksud apa-apa, meskipun dia masih merasa asing dengan kami, tapi bagiku sendiri. Travodl sudah menjadi seperti keluarga, dia adalah bagian dari perjalanan ini. Dia juga sudah menyelamatkan nyawaku berkali-kali, tidak hanya aku seorang, tapi nyawa kami semua. Aku hendak berbalik, namun aku mendengar ada suara tidak jauh dari tempatku berdiri.

Suara itu seperti tulang yang patah, tapi kenapa sampai sekuat itu? Aku menatap ke arah bendungan, lalu kembali menatap ke sumber suara. Aku memejamkan mataku sejenak, kalungku juga bersinar terang membuatku semakin ragu. Antara pergi ke sana atau kembali ke bendungan untuk melihat kinerja Harry. Tapi ..., aku menggelengkan kepala dan memilih untuk berjalan ke sumber suara.

Aku hanya mengandalkan suara yang masuk ke dalam pikiranku, langkahku memasuki daerah pepohonan. Aku semakin ragu, suara itu semakin terdengar jelas. Tapi kalungku terus bersinar, mengarahkanku untuk tetap melaju ke sana. Tapi begitu jarakku tidak terlalu jauh, aku mendatapi sosok lelaki tanpa baju di sana. Itu adalah Travold. Aku memilih untuk bersembunyi di balik pohon, melihat apa yang terjadi dengannya.

Nafas Travold terlihat memburu, dia memegangi dadánya. Aku bertaruh bahwa Travold sepertinya kesulitan untuk bernafas. Dia menyumpal mulutnya dengan bajunya, agar tidak mengeluarkan saura. Cahaya di tangan travold terus bersinar semakin terang, membuat rumput di sekitarnya layu dan ada yang terbakar sebagian. Aku menelan ludah, aku tidak tahu sepanas apa cahaya dari tangan Travold. Mata Travold juga berubah-ubah, dan tubuh Travold memerah. Sepertinya dia sedang menahan sesuatu dari dalam tubuhnya.

Aku hendak mendekat, namun langkahku tertahan dan aku kembali bersembunyi di balik pohon ketika aku menatap sosok berjubah putih itu sudah ada di hadapan Travold. Menatap lelaki itu tanpa ekspresi. Nafasku tercekat ketika melihat tubuh Travold yang terangkat, sosok berjubah itu menatap Travold tetap tanpa ekspresi. Tangannya mecengkram leher Travold dengan begitu kuat, aku semakin bergetar ketakutan.

"Inilah yang terjadi jika kau melanggar janjimu, Travold. Saudaramu Tranald juga sama sepertimu, klan rendahan sepertimu memang pantas untuk menerima ini!"

"Apa yang terjadi dengannya? APA KAU MEMBUNUHNYA HAH?" Teriak Travold marah. Matanya kembali berubah warna total. Cahaya tadi memang sudah reda begitu sosok itu datang, aku jadi curiga bahwa cahaya itu bukanlah kekuatan Travold. Tapi itu semacam hukuman jika Travold melanggar janjinya atau melakukan sesuatu yang membuat sosok berjubah putih itu marah padanya.

"Seperti yang kau tahu, lagipula aku sudah memperingatimu Travold. Tapi kau terus menundanya, dan kau jelas tahu apa yang akan terjadi jika kau melakukan itu!"

"Sialan, bajingan, kau ...!"

"Apa? Apa kau akan membunuhku, hahahahha, jangan bodoh Travold. Kau ini hanyalah makhluk yang tidak berguna, nyawa klanmu itu sama-sekali tidak berguna. Kenapa? Apa kau berbangga hati ketika kau memperkenalkan dirimu sebagai klan penunggang naga? Kau ini bodoh sekali, kau sendiri sekalipun tidak pernah melihat naga itu. Klanmu tidak lebih sampah dari klan kurcaci itu, kau hanya punya kekuatan yang aku berikan padamu. Kau seharusnya aku bunuh sejak dulu, aisssshhh, dasar sampah!"

"Bedebah, aku akan membunuhmu sialan. Kau apakan adikku hah?" teriak Travold marah, kemarahannya bahkan membuat beberapa burung yang tadi diam memperhatikan lansung terbang menjauh. Bulu kudukku juga berdiri ketika mendengar teriakan Travold.

"Aku hanya membunuhnya, seperti perjanjian kita!"

"Sialan, kau bukan dewa. Kau itu adalah setan, kau itu iblis, kau makhluk paling mengerikan yang pernah hidup. Aku bersumpah, jika terjadi apa-apa pada Tranald, aku akan membunuhmu di tanganku sendiri. Kau bajingan, aku AKAN MEMBUNUHMU!"

"Tidak apa, aku juga ingin sekali melihat seperti apa kekuatan aslimu. Aku akan memberikanmu waktu, bawa dia padaku, maka semuanya akan selesai. Aku juga akan mengembalikan adikmu padamu, tenang, aku memang tidak akan membunuhnya. Dia lebih setia daripada dirimu Travold, dia tidak pernah ingin melawan kami. Hanya saja, kau yang terlalu berambisi untuk melawan kami. Sekarang kau sudah melihat apa hasil dari apa yang kau perbuat dulu!"

"SIALAN!" murka Travold, dia terlihat sekali ingin membunuh sosok berjubah di hadapannya.

"Satu lagi, bayangan dan klan penyihir hitam sepertinya mulai mengenal auranya. Jika kau tidak bergerak lebih cepat dari mereka, maka aku tidak bisa berbuat banyak. Aku tidak mau melihat perang hebat seperti ribuan tahun lalu, meskipun aku yakin itu akan terjadi. Aku tidak ingin salah-satu permata paling indah di lofoten ini hancur karena kelalainmu, Travold. Bawa dia padaku, maka kau akan kami lepaskan!"

"Kenapa harus aku hah? Kenapa tidak kau saja yang membawanya pergi bersamamu, sialan!"

"Jika itu terjadi, maka kau hanya akan menjadi orang yang santai dan tidak pernah merasakan hukuman dari kami. Ini sudah takdirmu, lagipula kau ingin tahu seperti apa klan aslimu bukan?"

Travold tetap menatap sosok berjubah itu dengan mata tajamnya, aku menutup mulutku. Takut untuk membuat suara dan membuat mereka sadar bahwa aku sejak tadi menguping pembicaraan mereka. Itu mungkin bukan hal yang baik. Tapi aku penasaran dengan sosok berjubah itu, aku sama-sekali tidak melihat wajahnya, dia begitu pintar menyembunyikan wajahnya. Bahkan di mimpiku, dia sama-sekali tidak pernah menunjukkan wajahnya.

"Aku pergi dulu, aku akan memperpanjang waktumu. Aku juga tidak akan membuat cahaya itu lagi, cahaya itu pasti menyusahkanmu!"

Aku tersentak, dugaanku benar. Cahaya itu memang bukan milik Travold.

"Ingat Travold, kau juga harus mengetahui klanmu. Jika kau adalah klan penunggang, maka kau harus menemukan nagamu. Itu mungkin hal yang mustahli, karena makhluk itu hanya menunjukkan wujudnya ketika perang ribuan tahun lalu. Tapi jika kau adalah makluk itu ... lupakan saja. Aku tidak yakin kau adalah sosok itu, tampangmu sangat tidak meyakinkan."

Sosok itu menghilang, tubuh Travold terjatuh ke tanah. Dia tidak bergerak, hanya dadanya yang terlihat naik turun. Tatapan Travold begitu kosong, aku ingin sekali berbicara padanya dan membantunya. Namun tubuh Travold sudah lebih dulu menghilang, membuatku lekas keluar dari tempat persembunyianku.

"Sejak kapan kau ada disini?" 

The Spesial Bride of DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang