1. Pertemuan

210 9 4
                                    

"Takut untuk memulai, hanya takut jika ternyata harus berakhir sama seperti sebelumnya. Tidak ingin buang buang waktu untuk cerita yang salah, sementara luka yang lama baru juga sembuh"
TUNDRA, 1 August 2k10

HAPPY READING

Pukul 13:27, segerombolan cowok sedang mabar di warung kembar. Mereka masih memakai pakaian sekolahnya. Mereka berempat sedang bolos. Mereka sesekali berteriak kesal karna kalah. Orang yang lewat hanya cuek bebek sebab mereka udah tau kalau itu cowok-cowok remaja. Cowok yang paling tampan di antara mereka berdiri. Bayu Artha, nama lengkapnya. Kerap di panggil bayu.

"Gue pulang duluan ya. Biasa mau jalan sama cewek gue"ujar bayu sambil mengantongi ponselnya.

"Gue juga mau pulang. Soalnya nanti mau jemput ibu gue"ucap cowok yang paling pendek di antara berempat. Sandi Bara Arsakha, kerap di panggil Sandi. Bayu mengangguk "Terus kalian berdua gimana?"

"Pulang aja deh. Percuma juga disini"ucap cowok yang paling tinggi diantaranya. Yoga Manggala, biasa dipanggil yoga.

"Lu sa? Gimana?"tanya bayu ke temannya lagi satu. Esa Kabinawa, kerap dipanggil esa. Esa yang sedang melamun langsung terbingung "Ha? Apa?"

Bayu berdecak sebal "Lu tuh ngelamunin apa? Kesurupan atau apa? Oh atau jangan-jangan lu mikirin masa depan lu. Gak usah di pikirin, masa depan lu itu suram"ujarnya yang langsung di toyor oleh sandi.

"Anjir! Kalau ngomong jangan yang fakta-fakfa bay!"ujar sandi sambil tertawa. Yoga tersenyum melihat temannya. Yoga menoleh ke belakang dan ternyata ada sepupunya yang mau belanja.

"Eh vita. Mau beli apa?"tanya yoga basa basi. Adhisri Savita Wahyuni, kerap dipanggil vita. Vita sepupunya yoga. Vita tersenyum "Beli pulpen. Lu sendiri?"

"Gak ada sih. Udah dari tadi disini, cuma nongkrong aja. Eh gue denger lu demam ya. Masih panasnya?"tanya yoga sambil menempelkan telapak tangannya di dahi vita. Vita menepis tangan yoga "Udah baikan dikit. Lu bolos lagi? Gue adukan ke ayah lu baru tau rasa!"

Yoga menyengir "Eh jangan lah"

Pletak

Vita menjitak dahi yoga "Kalau mau bolos yang jauh dari rumah lu kek. Bolos kok dekat amat sama rumahnya"omelnya sambil memasukkan kedua tangannya di saku hoddienya.

Bayu dan yang lainnya mendengar perdebatan itu menoleh ke arah yoga dan vita. Vita menatap cowok di depannya dengan datar. Yoga hanya terkekeh "Iya iya nanti yang lebih jauh lagi. Eh btw nanti bantuin ngerjain tugas gue ya. Dikit kok"

"Ogah banget gue! Lu itu nyuruh gue buat ngerjain semua. Lu gak ada hati nurani banget sama gue ga! Gue ini sepupu lu! Gila lu!"tolak vita dengan mentah-mentah. Siapa yang gak kesal kalau dirinya disuruh buat tugas banyak. Tugas dirinya sampai gak sebanyak itu. Maklum beda sekolah.

"Aelah ta, bantuin dikit kenapa sih"rengek yoga. Vita menggeleng "Gak mau!"

Bayu yang melihat perdebatan mereka berdua hanya memiringkan kepalanya "Hey cewek jelek! Banyak omong lu!"ujarnya dengan kesal.

Vita menatap bayu tanpa ekspresi "Iya gue emang jelek tapi lu lebih jelek! Sebab apa? Lu gak ngaca diri! Lu kira semua orang sempurna? Lu kira paling ganteng disini? Gue heran sama cowok sekarang. Lihat cewek dari kulitnya saja"ujarnya sambil tersenyum sinis. Vita melewati yoga, bayu dan sandi. Bayu menarik tudung hoddie vita "Coba lu ngomong sekali lagi"ucap bayu menahan amarahnya.

"Lu tuli?"tanya vita sambil melepaskan tangan bayu dari tudung hoddienya.

Semua yang di warung hanya menatapnya tanpa niat memisahkan. Mereka malah mendukung mereka untuk berantem. Itu biasa.

BLACK SHADOW Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang