Happy Reading
Vita menatap ke sekeliling markasnya. Ada banyak yang menangis setelah dia bercerita saat dia masih kecil. Bahkan Ayah dan Bundanya ikut menangis. Vita yang menatap orang tuanya menangis hanya berdecih pelan.
"Bullshit"gumamnya.
"Candra bawa Citra kesini"titah Vita dengan tegas. Matanya menatap Citra dengan tajam. Seakan-akan Citra adalah mangsa keduanya hari ini. Candra menghampiri Citra dan menarik tangan Citra dengan kasar.
"Kakk tolonginn guee!!! Gue ga mau mati hari ini kakk"teriak Citra dengan histeris. Citra memberontak sembari memukul tangan Candra. Dengan harap tangannya dilepaskan.
"Gue pengen bantu tapi gue takut mati juga"ucap Yoga dengan lemas.
"Lepasin anak saya!! Saya mohon Vita"ujar Riana menahan tangan Citra. Matanya semakin sembab karena terus menangis. Bahkan tubuhnya sudah makin kurus.
Vita tidak menjawab apa yang dibilang oleh Riana. Candra melepaskan tangan Riana dan menyeret Citra dengan paksa.
"Ssakitt"lirih Citra yang masih memberontak.
Dor!
"CITRAAAA" teriakan Riana menggelegar. Riana dengan cepat menghampiri Citra yang sudah bersimbah darah. Riana menangis histeris melihat anaknya sudah bersimbah darah. Tangannya bergetar hebat mengangkat kepala Citra ke pangkuannya.
"DASAR ANAK SIALAN!!! ANAK DURHAKAA!!!"teriak Riana menatap Vita dengan sambil menangis.
Vita tertawa hambar "Durhaka? Gua anak sialan?" Tanyanya sembari mendekati Riana dan berjongkok di depannya. Vita menatap Riana dengan tajam "Lu ngomongin anak sendiri? Ngaca anjing! Anak lu bahkan lu yang udah setua kek nenek-nenek aja kek sialan banget. Gua ga bakal bunuh keluarga sendiri kalau bukan kalian semua yang mulai"sambungnya yang membuat Riana langsung terdiam.
Vita berdiri dan melempar pistolnya ke arah Alan. Bayu menatap Vita dengan takut "Vita, lu udah bunuh 2 orang sekaligus"
Vita tidak menjawab apa yang dikatakan Bayu. Dia malah membuka permen karet yang ia beli tadi di pantai.
"Ta lu dengerin gua ga sih? Lu udah bunuh orang Vita! Lu bunuh orang! Bahkan yang lu bunuh adalah keluarga sendiri!"ucap Bayu dengan marah.
"Brisik lu pengecut! Mending kalian keluar dari sini! Kalian berempat ga berguna disini!"teriak Candra dengan marah.
"Bangsat ga usah ngatain boss gua juga!"balas Sandi yang ga terima Bayu dikatain pengecut. Eri menahan Sandi yang ingin menyerang Candra "Udah tem. Mending kita cabut aja"
"Bay ayo cabut. Ini bukan urusan kita"ucap Eri sambil mengajak Bayu keluar dari markasnya Vita. Bayu menepis tangan Eri "Lu bawa Sandi dan Esa balik. Gua pengen kelarin ini dulu"
"Apa yang pengen lu kelarin disini? Ini bukan urusan kita Bayu! Ayo balik!"tegas Eri yang masih memaksa mengajak Bayu balik.
"Bayu balik"suruh Yoga yang menatap Bayu dengan cemas.
"Gua kesini mau ngajak lu pulang anjing! Kenapa guanya disuruh balik juga?"kesal Bayu.
"Gua suruh balik ya balik Bay! Disini bahaya! Jangan cuma karna gua, nyawa lu habis disini!"bentak Yoga yang ingin menyadarkan Bayu.
"Bangsat! Ga usah drama di depan gua!"teriak Vita sembari menodongkan pistolnya ke arah Yoga.
"Ga usah main-main Vita!"teriak Bayu sembari berlari ke arah Vita. Bayu yang ingin menendang Vita, kakinya di tahan sama Vita "Harusnya gua yang bilang gitu ke lu! Bukan sebaliknya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK SHADOW
Random[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Lu itu bau! Jauh-jauh sama gue! Gue ilfeel sama lu!" "Pergi gak! Lu itu jelek!" "Dasar bodoh! Masa segitu aja ga bisa?!" "Heh dengerin gue! Lu itu anak yang ga pernah diterima di keluarga ini!" "Woi cewek tatoan pungutin s...