28. Pulang

21 4 0
                                    

"Aku tidak tahu apakah tempatku benar-benar di sini. Aku tidak punya seorangpun untuk diajak bicara"
Adhisri Savita Wahyuni

HAPPY READING

"Lu sama si justin ga pacaran?"tanya kevin yang membuat vita kesal setengah mati.

"Udah berapa kali lu nanya kek gitu?!"sinis vita yang membuat kevin terkekeh "Becanda elah. Baperan lu ah"

"Kebalik!"

"Eh ta"panggil kevin mulai serius. Vita menatap kevin yang duduk di depannya dan  berdehem.

"Lu sama dia gimana?"

"Dia balik lagi"lirih vita sambil memaksakan senyumannya. Kevin menghela nafasnya. Dia sudah tau dia bakal kembali lagi.

"Gue capek vin. Jujur saja, gue mau berhenti. Gue terlalu lemah vin"ujar vita dengan tubuh bergetar. Vita menangis tanpa suara. Vita sangat lelah yang dia lakukan. Dia ingin seperti cewek biasa. Belum lagi keluarganya sendiri. Mau membunuh keluarga sendiri bagi vita itu ga mudah. Kevin berdiri dan langsung memeluk vita dengan erat "Huss lu ga boleh ngomong gitu. Lu itu kuat ta. Jangan nangis"ujar kevin menguatkan vita. Kevin semua tau tentang vita. "Hati gue ikut teriris liat lu nangis"sambungnya membatin.

Mereka berdua berada di ruang kerja kevin. Jadi mentari dan justin tidak mendengar percakapan mereka.

"Gue ini lemah vin. Ayah gue aja bilang gitu. Gue ga guna jadi anak. Gue bodoh dalam akademik. Gue ga pernah membahagiakan ayah sama bunda. Gue orang satu-satunya berkulit hitam di kelurga gue vin. Gue selalu dibeda-bedakan sama sepupu. Gue selalu dihujat oleh keluarga gue sendiri"ujar vita yang masih memeluk kevin. Kevin tau kalo vita sedang mengeluarkan unek-uneknya selamanya ini. Karna kevin tau kalo vita tidak pernah punya teman ataupun sahabat.

Kevin mengelus rambut vita "Gue tau semuanya"lirih kevin. Vita meremas baju kevin dengan kuat.

Tok tok tok

"Papa"panggil anak kevin dari luar. Vita melepaskan pelukan kevin dan mengusap air matanya. Kevin mencium pucuk kepala vita dan berdiri. Kevin membuka pintunya dan ada seorang cowok yang berdiri di depan pintu. Rambutnya yang panjang membuat dirinya semakin tampan.

"Kenapa boy?"

"Minta duit dong"

"Baru pulang udah minta duit. Tanyain kabar papa kek atau mama kek. Situnya waras?"sinis kevin ke anak satu-satunya.

"Idih buat anak no 1 tapi ga ngasih hak anak. Situnya waras?"jawabnya ikut sinis.

"Bangsat!"umpat kevin dalam hati.

"Ga usah ngumpat pa. Edric tau"ujarnya seraya memutar bola matanya dengan malas. Iya dia Edric Sebastian Gantala. Kevin mendengus dan duduk di kursi kerjanya.

Edric tanpa sengaja menatap cewek yang duduk di sofa sembari menatap dirinya dengan tajam. Edric meringis sebab baru kali ini dia ditatap tajam oleh seorang cewek.

"Kok ngerasa ga asing ya"batin edric. Mata edric tiba-tiba mendelik. Dirinya baru ingat kalo cewek itu yang ada di kafe.

Vita berdiri dan tersenyum tipis "Ternyata kau anaknya kevin gantala. Baguslah kita ketemu disini"

Edric meringis dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Kevin yang melihat itu hanya bingung "Ta jangan bilang lu suka sama anak gue"ujarnya dengan hati-hati. Takut karna aura yang tidak bersahabat dari vita.

"Bukan!"desis vita. Kevin menyengir.

"Udah jam 10 pagi bahkan lebih. Aku menagih ponsel baru. Kemarin kita sudah janji bukan?"

BLACK SHADOW Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang