"Bukan hal yang mudah melepaskan atau mempertahankan apa yang semula baik tiba-tiba berubah drastis menjadi amat buruk"
Esa KabinawaFLASHBACK
Vita dan citra duduk di kelasnya. Mereka berdua masih kelas 5 SD. Saat ini mereka menantikan rapotnya masing-masing. Orangtuanya menunggu diluar kelas.
"Rangking ketiga adalah Citra Alissya Maharna"ujar wali kelas 5. Vita mengerucutkan bibirnya karna selalu citra yang mendapatkan rangking. Vita hanya selalu dibawah citra. Kadang vita iri ke semua sepupunya yang selalu mendapatkan rangking 3 besar.
Setelah semuanya mendapatkan raport, citra keluar bersama vita. Citra melebarkan senyumannya saat ada di depan mamanya.
"Mama, citra rangking 3"
"Anak mama pintar banget. Sayang mau minta apa?"
"Beli boneka yang besar ya ma"
"Tentu sayang. Nanti kita beli sama papa"
"Yesss makasih ma"
Vita yang melihat itu hanya iri lagi. Vita menatap raportnya dengan nanar"Selalu kalah kan?"batinnya.
"Tante, bunda mana?"tanya vita yang melihat kesana kesini. Berharap bundanya atau ayahnya datang.
"Ga tau. Cari sendiri. Ayo sayang kita pulang"ujar mamanya citra. Citra menahan tangan mamanya "Vita gimana ma? Kalau tante fio ga kesini gimana?"tanyanya sembari melihat vita dengan mata yang berkaca-kaca.
"Sayang, tadi mama kesini sama tante fio. Mungkin tante fio lagi belanja"ujar riana dengan lembut agar citra mengerti. Citra beroh ria"Tadi bunda kesini sama mama. Mungkin bunda lagi belanja vita"ujar citra ke vita. Vita yang mendengar itu langsung tersenyum "Citra anterin"pinta vita. Riana langsung menggeleng "Citra harus pulang sekarang. Ayo citra"ucapnya yang langsung meninggalkan vita sendiri.
Vita dengan cepat berlari menuju kantin. Vita masuk ke dalam dan ada hanya beberapa orang. Vita tidak melihat bundanya di kantin. Vita berlari lagi mengelilingi sekolah. Vita terus terusan memanggil bundanya tapi tidak ada yang menyahut. Vita memelankan larinya sembari mengatur nafasnya. Bibirnya bergetar saat semua orang mulai pulang. Tidak ada keberadaan fiona sama sekali.
"Bunda, vita sendiri"gumamnya sembari berjalan pulang. Saat perjalanan, semua memandang vita dengan iba.
Setelah beberapa jam, vita akhirnya sudah sampai di rumah. Vita sampai didepan rumahnya jam set 6 sore. Keringat yang mengucur hingga mengering saking panasnya jalanan. Vita mendorong pintu gerbangnya dan masuk ke dalam.
"Ayah! Bunda!"teriak vita memanggil adit dan fiona. Tidak ada sahutan sama sekali. Mata vita berkaca-kaca "Bunda"
Tin tin tin
Suara bell mobil dari luar yang membuat vita mendongak keluar. Matanya memanas saat melihat ayah, bundanya bersama keluarga yang lain turun dari mobil. Semua masuk kedalam.
"Bundaaa"teriak vita sembari menghampiri fiona dan langsung memeluknya.
"Jangan brisik! Citra lagi tidur!"bentak riana yang sedang menggendong citra. Riana pergi ke rumahnya.
"Kenapa bunda ga jemput vita? Ayah juga kenapa ga jemput vita? Vita dari tadi jalan sendirian"adunya ke adit dan fiona.
"Brisik!"sentak adit dan langsung masuk ke dalam. Fiona melepaskan tangan mungil vita yang melingkar di perut fiona.
"Bunda capek"ujarnya dengan singkat dan langsung menyusul adit. Mata vita berkaca-kaca dengan tangan bergetar. Vita dengan cepat masuk ke dalam kamarnya. Di dalam kamar, vita menumpahkan air matanya. Dirinya ga kaget lagi apa yang adit dan fiona lakuin. Vita tau salahnya dimana. Hanya saja masalahnya ga pernah dapat juara dalam akademik. Vita tertidur dengan lelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK SHADOW
Random[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Lu itu bau! Jauh-jauh sama gue! Gue ilfeel sama lu!" "Pergi gak! Lu itu jelek!" "Dasar bodoh! Masa segitu aja ga bisa?!" "Heh dengerin gue! Lu itu anak yang ga pernah diterima di keluarga ini!" "Woi cewek tatoan pungutin s...