"Kadang merasa tidak yakin jatuh cinta pada seseorang, saat dipikir berulang kali ternyata hanya perasaan yang hanyalah sebatas nyaman karena takut kesepian"
Esa KabinawaHAPPY READING
Bayu mencari vita kemana-mana tapi vita tidak di temukan. Bayu khawatir banget soalnya bayu yang ngajak vita ke sini. Kalau cewek jutek itu nyasar gimana lagi?
Apa jangan-jangan vita udah pulang? Batin bayu. Bayu menggeleng dan mendekat ke mobilnya.
"Dava!"panggil bayu. Dava yang sedang berbicara sama cewek langsung menoleh. Bayu mengode dava agar mendekat. Bayu melihat dava mencium tangan cewek itu yang membuat bayu muntah. Dava mendekat ke arah bayu.
Plak
Bayu memukul punggung dava dengan keras. Dava meringis pelan.
"Gue nyuruh lu nyari cewe gue! Bukan malah nyari cewe! Heran gue, kenapa gue bisa punya babu kek gini"ujar bayu sambil bertolak pinggang.
"Gue juga kadang heran, kenapa gue bisa punya majikan kek gini?"gumam dava yang di dengar oleh bayu. Bayu menatap dava dengan kesal "Gue jadiin babi baru tau rasa"
"Mau ngepet?"tanya dava yang di angguki oleh bayu. Dava menjentik jarinya dan mengambil sesuatu dari saku celananya. Dava mengeluarkan lilinnya. Mata bayu membulat.
"Ayo boss kita ngepet. Lu yang jadi babinya gue yang jaga lilin biar gak padam"ajak dava yang membuat bayu semakin kesal.
"Heh anjing! Gue ini majikan lu! Malah gue yang jadi babinya!"
"Ya kan sesekali ganti peran boss"
"Ogah banget gue! Cabut! Antar gue ke warung kembar!"pinta bayu sambil masuk kedalam mobil.
"Boss jadi ngepetnya?"tanya dava. Bayu mengepalkan tangannya "Gak! Anter gue cepat!"geramnya. Dava dengan cepat masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya.
Di Sisi Lain
Vita terpaksa berjalan ke rumahnya. Tidak ada ojek atau pun taksi di dekat sini. Vita merasa kepalanya pusing banget apalagi dari tadi dia belum makan. Vita erasa dirinya seperti anak terbuang. Tidak ada yang peduli dengannya. Dari kecil selalu dihina hingga sekarang.
Dia belum tau apa kesalahannya ke semua sepupunya dan tantenya. Awalnya vita menganggap hinaan itu adalah candaan tetapi seiring waktunya berjalan, vita sering mendengar hinaan bahkan setiap hari.
"Semakin dewasa, semakin banyak yang benci sama gue. Orang yang pernah gue sayang juga ternyata benci sama gue. Masalah apa lagi ini, Tuhan? Sebenarnya salah gue apa?"gumam vita. Uang gak bawa, hp gak bawa. Sial banget gue.
Vita menatap warung makan di depannya yang tidak jauh dari dirinya. Pengen makan tapi gak bawa uang. Vita menggaruk kepalanya yang tidak gatal "Gimana caranya gue bisa makan? Jarak dari sini ke rumah jauh lagi. Bisa-bisa gue mati kelaperan hari ini"batinnya.
"Laper?"tanya esa yang tiba-tiba di samping vita. Vita menoleh ke samping dan langsung memundurkan langkahnya. Esa merangkul pinggang vita "Maaf buat lu terkejut"
Vita mengangguk dan melepaskan tangan esa dari pinggang. Esa tersenyum saat vita melepaskan tangannya.
"Lu laper? Ayo gue traktir"ujar esa sambil menggenggam tangan vita dan ditariknya ke warung makan.
"Lu kok bisa di sini?"tanya vita yang terus menatap esa.
"Rumah gue dekat sini. Gue mau makan eh ketemu lu"balas esa sambil memesan makanan. Vita mengangguk-angguk.
"Ayo makan ta"ujar esa. Vita menggeleng yang membuat esa bingung "Mau gue ganti? Gak suka?"
"Bukan itu. Gue gak mau ngerepotin lu aja"jawab vita yang membuat esa terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK SHADOW
Random[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Lu itu bau! Jauh-jauh sama gue! Gue ilfeel sama lu!" "Pergi gak! Lu itu jelek!" "Dasar bodoh! Masa segitu aja ga bisa?!" "Heh dengerin gue! Lu itu anak yang ga pernah diterima di keluarga ini!" "Woi cewek tatoan pungutin s...