part.43

442 53 2
                                    

Vote dulu coy wkwkwk


•••

Hwara sudah bangun dari pingsannya kemarin, dia juga sudah di obati oleh dokter, dan meminum obatnya dengan rutin, hari ini gadis itu minta di pulangkan ke apartemen orangtuanya, Ya orangtua Hwara jadi pindah ke Seoul untuk memantau anak gadis mereka, Taehyung juga sudah mengurusi kepindahan sekolah dua adik laki laki nya.

Sekarang, Hwara sedang bersiap untuk pulang, ia sedang berpamitan dengan kedua orangtua Jimin dan juga tidak sungkan untuk permisi dengan para pelayan di rumah keluarga Park itu.

"Ah aku sedih sekali kau akan pulang, padahal kita belum mencoba masak kue bersama" Ucap Nyonya Park sedih.

"Aaaa eomma, Kapan-kapan kita akan masak kue bersama" Ucap hwara sambil menggenggam tangan Nyonya park dengan senyuman.

"Kembalilah lagi kesini eoh? Jangan sungkan mampir ya" Ucap Nyonya park yang membuat hwara tersenyum kecil, lalu Nyonya park mencium dahi Hwara seperti anaknya sendiri. Keduanya berpelukan sedikit lama sampai, akhirnya suara Tuan Park memecahkan keheningan.

"Kau tidak mau berpamitan dengan Appa hm?" Sindir Tuan park, lalu hwara dan nyonya park melepaskan pelukan mereka, Hwara tertawa kecil.

"Ah appa tidak begitu" Ucap hwara lalu memeluk tuan park, Tuan park pun membalas pelukan gadis itu yang sudah di anggapnya seperti anaknya sendiri. Jimin tersenyum melihatnya.

"Jaga dirimu baik baik ya, nak" Ucap Tuan park, mereka melepaskan pelukannya.

"Aa jimin-aa antar hwara dengan selamat" Ucap nyonya park berpesan pada anak tunggalnya.

"Nee eomma"

Seisi orang di dalam rumah melambaikan tangannya, Para pelayan begitu menyukai Hwara karena, gadis itu begitu baik dan tidak sungkan untuk membantu mereka padahal jelas-jelas hwara harusnya duduk santai sambil minum teh saja tapi, gadis itu lebih senang membantu menyelesaikan pekerjaan rumah. Appa jimin pun yang awalnya agak tidak menyukai Hwara karena, dari kalangan bawah dan akhirnya menyukai gadis itu hingga memandang gadis itu sama seperti mereka. Eomma jimin yang memang dari awal menyukai hwara tambah menyukai gadis itu Karena, pekerja keras dan juga penurut.

Saat di dalam mobil jimin, keduanya tidak bicara sama sekali, hanya keheningan yang ada, di rumah pun keduanya tidak banyak bertegur sapa karena, setiap kali jimin mau mengajak gadis itu berbicara, hwara seakan langsung tahu dan menjauh, entah menyibukkan dirinya ataupun pura-pura tidak dengar. Belum lagi aura dingin dan cuek yang di ciptakan gadis itu, seolah gadis itu benar benar membuat jarak yang begitu kuat dan jauh.

Dan sekarang waktunya jimin mengambil kesempatan untuk mengajak gadis itu berbicara.

"Ekhemm"

"Hwara-ya" Panggil jimin, gadis itu tidak menoleh, ia hanya berdeham saja.

"Apa aku boleh bertanya?" ucapan jimin hanya di respon dengan alis yang terangkat.

"Kenapa kau selalu menghindari ku setiap kali aku mendekati mu untuk berbicara?" Tanya jimin.

"Kau punya otak kan? pikir saja sendiri" Ucap hwara dengan nada yang menusuk membuat jimin menelan ludahnya sendiri.

"Tapi, aku sudah memikirkannya dan aku tidak tahu jawaban ku sudah pasti atau belum" ucap jimin yang membuat hwara memutar bola matanya malas.

"Kau itu bodoh dan menyebalkan, aku malas bicara dengan mu" ucap hwara yang membuat jimin melongo.

"Tapi, bukankah kau sekarang sedang bicara denganku" ucap jimin yang membuat hwara makin malas dengan pria park ini.

"Ngomong-ngomong cincin mu bagus" ucap hwara yang tidak sengaja melirik cincin yang di pakai lelaki itu, jimin kebingungan sendiri mau membalas apa.

"Ah iya ini hadiah dari Yoongi hyung"

"Oh tapi motifnya begitu sama seperti milik hyori, apa hyori juga di beri hadiah oleh Yoongi hyung mu?" tanya hwara yang membuat jimin terdiam.

"Hwara, a-aku bisa jelaskan"

"Tidak perlu repot-repot menjelaskannya, aku punya otak untuk berpikir sendiri" Ucap hwara, jimin menepikan mobilnya dan langsung meraih kedua tangan gadis itu, hwara yang terkejut berusaha melepaskan kedua tangannya namun, tenaga jimin lebih kuat dari pada gadis itu.

"Lepaskan!" seru hwara yang membuat jimin malah makin menguatkan genggamannya.

"Kau gila jimin!"

"Ya , aku gila karenamu" ucap jimin

"Lepaskan atau aku akan berteriak!" ancam hwara

"Teriak saja kalau kau bisa" ucap jimin yang menantang gadis itu, hwara yang mau membuktikan tantangan jimin pun langsung berteriak namun, sebelum gadis itu mengeluarkan suaranya, jimin sudah lebih dulu mengecup bibir gadis itu.






•••

ciattt ciatttt



D E S T I N Y 1 || PJM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang