part 20

619 75 2
                                    

vote dulu yaa






Jimin menuntun kursi roda hwara dengan pelan menuju taman rumah sakit

saat sampai di taman jimin berhenti di dekat bangku taman, ia mencari batu untuk menahan kursi roda hwara lalu dirinya duduk di bangku taman itu yang berhadapan dengan hwara

Hwara menatap lurus ke air mancur yang terlihat segar di matanya

"Jimin?" Panggil hwara sambil menatap laki laki di depannya

"Hmm?"

"Ah tidak jadi saja" ucap hwara

"Kau mau aku cubit ya?" tanya jimin karena gemas

"iya cubit saja" jawab hwara polos

Lalu jimin dengan tidak ada akhlaknya mencubit hidung hwara pelan

"Ahhh jiminnnnn sakitt, lepaskan tanganmu dari hidungkuu" ucap hwara yang membuat jimin tertawa kecil

"Hwara-ya kau tidak mau memanggilku dengan sebutan oppa?" Tanya jimin lembut

"tidak mau, kau tidak cocok di panggil oppa, harusnya kau di panggil ahjjussi saja karena kau tua" ucap hwara dengan nada mengejek

"Hey umur ku sama dengan umur taehyung!"

"Itu beda karena taehyung oppa adalah kakakku sedangkan kau bukan kakakku"

"Oh iya aku kan kekasihmu" ucap jimin sembarangan

"Hey!aku tidak punya kekasih!"

"Oke kalau begitu sekarang kau punya"

"Mana ada, aku yang sakit kenapa kau yang stress sih?!"

"Aku stress karena memikirkan mu terus tau!"

"Aku tidak minta kau memikirkan ku kok" elak hwara yang membuat jimin bungkam lalu mencubit pipi hwara gemas

"Ah jangan cubit akuu!!!" Ucap hwara dengan nada marah namun hal itu malah terlihat lucu di mata jimin

"hwara-ya, ayo lihat kemari" panggil jimin

"Tidak mau, aku merajuk padamu!"

"Lalu apa yang harus aku lakukan supaya kau memaafkan ku?"

"Jangan cubit aku lagi"

"Ah aku tidak bisa janji soal itu, kau terlalu menggemaskan jadi aku suka mencubit mu" jawab jimin

"Baiklah kalau begitu kita tidak teman!"

"Payah sekali, padahal kau menggemaskan seperti anak kucing"

"Aku tidak suka anak kucing!"

"Baiklah kalau begitu anak anjing"

"Tidak mau!"

"Lalu apa?"

"Bagaimana kalau anak ayam?" Tanya hwara

Jimin mengetuk ngetuk dagunya dengan telunjuknya

"Ah tidak tidak kau tidak cocok di sebut jadi anak ayam"

"Jadi apa?anak kecoa?" Tanya hwara polos yang membuat jimin tertawa lepas

"Berhenti tertawa cepat beri tau aku hewan apa yang cocok untuk panggilanku"

"Oke oke ahahaha"

"JIMINNN BERHENTI TERTAWA!" Teriak hwara lalu berusaha memukul lengan jimin namun, usaha hwara tidak terjadi, dirinya malah jatuh dari kursi rodanya dan terdekap di pelukan hangat jimin

Kepala hwara yang menubruk dada jimin membuat jimin mengusap kepala hwara lembut

"Kau berniat memukulku atau berniat mau ku peluk hm?" Tanya jimin yang membuat pipi hwara bersemu merah, hwara tidak bisa berkutik ia masih tetap berada di pelukan jimin

"Kau tau kan hwara kalau aku pria normal" ucap jimin yang membuat hwara langsung meregangkan pelukannya dari jimin lalu jimin membantu hwara kembali duduk di kursi rodanya

"Ji-jimin aku ingin kembali ke kamar inap" ucap hwara tanpa menatap jimin

"Kau baik baik saja?"

"n-nee a-aku baik baik saja"

"Benarkah? Atau ada yang sakit?"

"Gwenchanna jimin-ah"

"Oke kita kembali ke kamar mu" ucap jimin lalu beranjak dari duduknya






























































•••











Hwara berbaring di bankar-nya yang di bantu oleh jimin

"Kau ingin minum?" Tanya jimin yang menawarkan segelas air mineral pada hwara, namun hwara hanya menggeleng samar

"Ingin apel?" Tanya jimin sambil memegang buah apel di tangannya, lagi lagi hwara hanya menggeleng

"Ingin ke toilet?" Tanya jimin lalu hwara menggeleng pelan

"Baiklah, kau ingin apa?" Tanya jimin dan hwara menggeleng lagi, jimin menghela nafasnya

"Aku ingin ibuku" gumam hwara yang di dengar oleh jimin

"Kalau begitu telfon saja" ucap jimin mengambil handphone hwara dan memberikannya pada gadis itu

"Tapi aku tidak mau ibu khawatir"

"Ah ku kira taehyung sudah mengabari keluargamu"

"Aku selalu berpesan pada taehyung oppa untuk tidak pernah memberi tau kedua orang tua kami kalau aku sakit ataupun sedang menderita"

"tapi, kenapa?"

"Aku tidak mau merepotkan mereka dan aku tidak mau membebani pikiran kedua orang tuaku, terlalu banyak dosa dan kekhawatiran yang membuat orang tuaku cemas selama ini, jadi saat masuk ke dunia perkuliahan aku mencoba mandiri dan mengatasi masalahku sendiri"

"Apa kau tidak takut jika, suatu saat nanti orang tuamu mengetahui semua hal yang kau sembunyikan pada mereka?"

"Aku akan menerima resikonya walau menyakitkan" jawab hwara

"Oke pembicaraan ini terlalu berat, kau harus istirahat, kau tidak boleh banyak pikiran.... Oke?" Ucap jimin yang menyelesaikan pembicaraan mereka lalu tersenyum, hwara pun menyetujuinya dengan anggukan

Jimin menutup setengah badan hwara dengan selimut, lalu ia duduk di sebelah gadis itu sambil mengusap kepala hwara lembut, jimin benar benar memastikan bahwa gadis manis itu tertidur lelap

•-•






















aaaaaaa ini singkat bangettt

Huhuuuu

I'm so sorry

Vote
Comment

Thanks💜🐣

D E S T I N Y 1 || PJM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang