part.44

450 53 1
                                    

Vote dulu yeuu, dua kali hari ini gue update wkwkwk, menghilangkan rasa penasaran klen😏

•••

Hwara masuk ke dalam apartemen orangtuanya, sederhana tidak mewah dan tidak terlalu megah juga, cukup untuk mereka sekeluarga, bersyukur uang gaji Taehyung cukup untuk menyewa apart ini, sebagai tempat tinggal baru mereka, pekerjaan tuan Kim pun sudah di tinggalkan di desa Daegu sana, sekarang beliau sedang mencoba membuka kedai kecil di pasar Seoul, semuanya berkat uang tabungan Taehyung selama ini, Nyonya Kim juga perlahan-lahan tengah mencoba menjual baju-baju ke online shop, Taehyung yang berusaha keras selama ini mengumpulkan dananya agar Orangtuanya bisa bekerja dengan layak dan yang membantu Nyonya Kim adalah si kembar Jeon dan Jeno.

"Nuna!" Pekik Jeon lalu berlari menghampiri kakak perempuannya dan memeluk gadis itu, hwara tentu membalas pelukan sang adik, Nyonya kim yang mendengar hal itu langsung keluar dari dapur dan turut memeluk anak perempuan satu satunya.

"Hwara, maaf kan ibu" Ucap Nyonya kim dengan tangisan sambil sujud memeluk kaki anak perempuannya, Hwara yang tentu tidak akan membiarkan hal itu terjadi pun segera memegang ibunya dan memeluk sang ibu dengan erat.

"Aku sudah memaafkan ibu sejak lama, ibu tidak perlu seperti ini" ucap hwara dengan air mata yang mengalir.

"Ibu akan berusaha memberikan yang terbaik dan memperlakukan kalian dengan adil" ucap Nyonya kim dengan air mata yang terus mengalir deras.

"Ibu berhentilah menangis, aku akan ikut menangis kalau ibu menangis terus hiks" ucap gadis itu sambil mengusap air mata ibunya, dan Nyonya kim melakukan hal yang sama kepada anak gadis semata wayangnya itu.

"Anakku!" Pekik Tuan Kim yang sepertinya baru pulang dari kedainya.

"Ayah! Aku merindukan mu" ucap hwara haru di dalam pelukan sang ayah.

"Ayah juga merindukan mu nak" ucap sang ayah sambil mengusap kepala anak gadisnya.

"Yak jeon bantu aku bawa ini" suara laki-laki yang sedikit mirip dengan saudara laki-laki nya yang lain. Lelaki, itu melihat ke arah ruang tamu sambil berjalan terbengong dan memberikan mangkuk kimchi yang di bawanya kepada saudaranya.

"NUNA! BOGOSHIPO" seru Jeno sambil berlari dan memeluk kakaknya.

"Kau semakin pendek saja" ucap hwara sambil mengusap kepala adiknya. Jeno, cemberut mendengarnya.

"Nuna! kau ini kemana saja! kau betah sekali menginap dengan lelaki Park itu" oceh jeno, hwara menjitak kepala adiknya

"Yak! apa yang kau katakan, dasar gila" kesal hwara dengan pipi yang sedikit memerah, jeno tertawa kecil.

"Aigoo nuna kita sudah besar yaa, lihat kenapa bibirmu seperti habis digigit" goda jeno

"Yak kemari kau Kim Jeno!" teriak hwara mengejari adik lelakinya yang begitu jahil, jeno yang sudah tahu akan di kejar kakaknya sudah kabur duluan masuk kedalam kamarnya. Tuan Kim, Nyonya Kim dan juga Jeon yang melihatnya hanya tertawa. Akhirnya keluarga ini kembali lagi memiliki kehidupan setelah berhari-hari sepi karena kepergian sementara Hwara.

Malamnya, Nyonya Kim sedang menyiapkan makanan bersama anak perempuannya.

"Ibu, aku kemarin-kemarin belajar masak dengan Nyonya Park, dia mengajarkan aku memasak bulgogi dan juga japchae, kami juga memakan samyang bersama" cerita hwara dengan senang, Nyonya Kim tersenyum.

D E S T I N Y 1 || PJM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang