PART - 28

195 40 1
                                    

Saat mereka sampai dirumah Jin, dengan bantuan Jimin, Sowon dibaringkan diatas sofa yang terletak diruang tamu.

"Kau boleh pulang, terimakasih telah membantu." Jin mengantarkan Jimin ke pintu.

"Anda akan membiarkan nona Sowon tidur disini?"

"Sepertinya iya. Karena dirumahku hanya ada satu kamar tidur."

"Haaah... Anda ini memiliki rumah yang besar, tetapi hanya punya satu kamar." Jimin mengusap wajahnya sambil menggelengkan kepala.

"Kau tahu bahwa aku jarang pulang kerumah." Jin membuka dasinya, dan menaruhnya diatas meja.
"Mengapa kau masih ada disini? Cepat pulang." Terdengar seperti mengusir, tetapi, ini sudah biasa bagi Jimin.

Jin memang terdengar keras, dari situlah Jimin tahu dia mengekspresikan kepeduliannya. 
"Sepertinya dia khawatir aku akan kurang istirahat." Tanpa sadar Jimin tersenyum lebar.

"Mengapa kau tiba-tiba senyum seperti itu?"

"Ah tidak ada apa-apa. Saranku jangan meninggalkan nona Sowon disini, siapa tahu dia akan bangun dan membuat kekacauan di rumah anda."

Jin membayangkan Sowon yang terbangun saat masih mabuk, kelakuannya saat perjalanan pulang saja sudah membuat dia lelah... Apalagi jika didalam rumahnya, entah apa yang akan terjadi pada rumah jin.
Memikirkannya saja sudah membuatnya merinding.

"Ah...baiklah. Aku akan memindahkan dia ke kamarku, agar aku bisa mengawasinya."

Jimin mengangguk, "Ide yang bagus. Baiklah, selamat malam detektif Kim." Jimin memberi hormat, lalu memutar badan dan berjalan menuju mobilnya.

Kembali pada masalahnya, Jin menghela nafas sambil memandang Sowon yang tertidur pulas. "Aku tak percaya harus melakukan ini."
Jin mengangkat Sowon dan mengantarnya ke kamar.

Setelah sampai, dia membaringkan Sowon dengan perlahan agar dia tidak bangun. Saat dia pikir berhasil tidak membangunkan Sowon, Jin yang akan pergi mandi tiba-tiba dihentikan.

"Kau pikir bisa pergi begitu saja ya?"
Sowon menggenggam tangan Jin dengan erat. Walaupun keadaan kamar Jin cukup gelap, karena hanya sebagian lampu yang ia nyalakan. Dia  masih bisa melihat tatapan Sowon yang menyeramkan.

"Lepaskan. Aku harus mandi."

Saat mendengar itu Sowon membuka jasnya, lalu mencium bau kemejanya.
"Berikan aku kemejamu."

"Hah?"

"Kubilang berikan!"

"Tidak akan!" Jin menolak dan mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Sowon. Hebatnya kekuatan Sowon mengalahkan Jin, lalu dia mulai menarik kemeja Jin. "Berikan! punyamu masih wangi!"

Melihat kancing-kancingnya yang akan lepas, Jin memilih menyerah. "Baiklah! Aku akan mengambil yang baru."

Akhirnya Sowon berhenti menarik, dan membiarkan Jin mengambil kemeja baru dari dalam lemarinya. Tentu saja sambil menatapnya dengan tajam, agar dia tidak berbohong.

"Ini kenakanlah."

Sowon mengambil kemeja baru itu dari tangan Jin, dan langsung mengganti bajunya. Jin melebarkan matanya, lalu langsung berbalik.
"Kau tak tahu malu ya? Apa kau melakukan ini dengan semua pria yang kau temui?" Dia merasakan pipi dan telinganya memanas.

"Hah? Kau seorang pria ya?"

"Seberapa mabuknya dia hingga berpikir aku ini seorang wanita?"

Setelah Sowon selesai berganti baju, dia berbalik dan berjalan mendekat.
"Kau tak sadar dengan suara beratku ini?" Jin mendekatkan wajahnya, "Atau wajahku yang tampan ini?"

Detective in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang