" Mungkin kau ada kaitannya dengan kasus ini.." Muka Jin begitu dekat, sampai Sowon bisa merasakan nafas Jin. Sowon membeku dan memilih menahan nafasnya. ' matanya...indah.' Sowon tiba-tiba mengatakan itu dalam benak nya, " Hei! Kau dengar aku?" Kata Jin menyadarkan Sowon dari lamunannya.
" Ah! I-iya, maafkan aku, tetapi, anda mengatakan hal yang tak masuk akal.." kata Sowon, lalu memalingkan wajahnya dari Jin. Terdiam sejenak, Jin memikirkan sesuatu.
" Kau benar, maafkan aku. Aku bersikap tak profesional... Mari kita pergi ke lab, kita akan melihat hasil autopsi Han Min." Kata Jin lalu pergi. Sowon menatap Jin yang sedang berjalan, sambil mencoba memproses apa yang baru saja terjadi." Kau lambat." Kata Jin. Sowon langsung berdiri dan mengikuti Jin dari belakang.
Saat dalam perjalanan ke lab, Sowon menyadari orang - orang di sekitarnya sedang menatap dan membisikkan sesuatu. ' apakah mereka kasihan...atau iri?' Sowon memperhatikan semua orang.
Jika iri, wajar. Jin orang yang tampan, pintar, karismatik, dan dengan tambahan juga kaya. Sungguh satu paket, pria impian semua wanita. Apalagi, Jin jarang sekali memiliki partner bertugas seorang wanita, ia lebih suka bekerja sendiri dan sedikit dibantu oleh asistennya, Park Jimin.
Sowon merinding ketika membayangkan Jin menjadi seorang lelaki lembut dan perhatian, ' ah mereka tak tahu dia yang asli.' kata Sowon.
Menurut Sowon, Jin adalah pria yang arogan, dan dia masih belum percaya sepenuhnya pada Jin. Tapi, dia tak bisa menganggap perkataan Jin saat di ruangannya itu tak benar, bagaimana orang yang cerdas seperti Jin tak bisa mendapatkan petunjuk sedangkan saat Sowon datang, tiba-tiba segala petunjuk bisa ditemukan.
" Kita sampai-" Kata Jin berhenti, brug! Karena Sowon terlalu fokus berpikir dia menabrak Jin terlalu keras dan membuatnya jatuh ke belakang.
" Aduh.." kata Sowon, " kau memang selalu tak fokus ya, cepat bangun, kau mempermalukanku." Kata Jin yang pergi begitu saja tanpa menolong Sowon." Kau mempermalukanku blablabla" ejek Sowon dengan suara rendah, lalu bangun dan membersih kan tangannya.
" Eunbi, boleh ku minta laporan autopsinya?" Kata Jin kepada seorang wanita berambut pendek yang memakai jas lab. " Jin! Sudah kubilang panggil aku SinB! " kata wanita yang bernama yang ingin di panggil SinB itu.
Dia terlihat seperti wanita yang santai dan mudah bergaul, mungkin cukup dekat dengan Jin sehingga cara mengobrol mereka pun kasual.
" Sowon perkenalkan ini Eun- ",
" ehem." SinB memotong perkataan Jin sambil menatap Jin. " Maksudku SinB, salah satu ahli patologi forensik disini."
SinB langsung menjabat tangan Sowon
" Senang bertemu denganmu, aku membedah mayat untuk bertahan hidup." Kata SinB sambil tersenyum lebar dengan nada bercanda." Ahahah! Senang juga bertemu dengan mu, sepertinya sudah menjadi tradisi untuk bidang forensik untuk menggunakan nama panggilan yang keren." Kata Sowon, " tentu, kami manusia yang sangat keren." Kata SinB.
" Semoga kita bisa mengobrol lebih banyak" kata Sowon, " ya, sepertinya kita akan cepat akur."
" Sowon, kemari." Kata Jin di sisi lain lab, " huh, dia biasa seperti itu? Seperti memanggil seekor anjing saja."
Kata SinB dengan sinis. " Tidak apa-apa, sudah terbiasa." Kata Sowon sambil tersenyum paksa." Ada apa Jin?" Kata Sowon, " lihat ini, zat-zat aneh yang ditemukan di tubuh Han Min masih sama seperti yang ditemukan di mayat lain." Jelas Jin,
" SinB bilang zat ini belum ditemukan asalnya, dampak dari zat ini pun belum jelas, karena sudah dilakukan beberapa percobaan pada tikus lab."" Bagaimana keadaan tikusnya?" Tanya Sowon, " kau boleh lihat sendiri." Kata SinB membawa kandang yang berisi tikus berwarna putih. Tikus-tikus itu hanya berdiam diri dan entah mengapa bola mata mereka juga menyala berwarna hijau.
" Wah...mereka seperti memiliki Krisis eksistensial, mereka hanya berdiam diri seperti itu?" Kata Sowon setelah melihat lebih dekat." Iya, tak mau makan ataupun minum, mereka berdiam diri seperti ini dan berhenti setelah dua atau tiga hari. Setelah memeriksa zat itu, aku dan rekanku pikir ini obat halusinogen yang bisa membuat halusinasi. Tetapi, tikus-tikus ini terlalu diam untuk dibilang halusinasi." Jelas SinB.
" Pernah mencobanya pada manusia?" Kata Sowon, " risikonya terlalu besar, jangan mengemukakan ide yang bodoh." Kata Jin. Sowon merasa di lempari batu oleh perkataan Jin,
' Dasar manusia ini.. mirip batu!' kata Sowon dalam benaknya sambil mengepalkan tangan." Mungkin, jika bukan halusinasi, apakah bisa dikatakan pengendalian pikiran... Seperti para tikus ini menunggu suatu perintah dari seseorang, yang bisa mereka dengar dari dalam pikiran mereka." Kata Sowon, " hmmm... Itu seperti hal yang tak mungkin...tapi tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini" kata SinB.
" Kau dapat darimana?" Tanya SinB,
" ah.. aku pernah melihat seseorang seperti ini" kata Sowon mengingat hal yang terjadi malam itu. " Tak mungkin! Akhirnya ada yang melihatnya, bahkan Jin pun sulit untuk menangkap pelaku" kata SinB dengan semangat.Jin yang mendengar itu memutar bola matanya, " bagaimana caranya memberi perintah pada tikus? Kita belum tahu bagaimana zat ini bekerja." Kata Jin.
" Aku pernah membaca buku-buku fiksi ilmiah, dan aku ingat salah satunya ada tentang pengendalian pikiran melalui zat, seperti ini. Jadi, mereka mencampurkan darah mereka dengan zat itu dan menyuntikkannya pada seseorang." Kata SinB, " ini bisa saja berhasil" SinB langsung mengambil sesuatu dari sisi lain lab. " Kita hanya butuh darah." SinB menyeringai.
Sowon dan Jin menatap satu sama lain, dengan raut wajah terkagum dan bingung menjadi satu.
~~~
Waw, wanita karir SinB beraksi~
Thanks for reading! ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective in Love
FanfictionBTS x Gfriend FF Kasus misterius membuat Jin menyerah bekerja sendiri dan memilih Sowon sebagai partnernya. Keduanya bekerja sama untuk memecahkan kasus tersebut. Anehnya, kasus tersebut mulai terkuak saat Sowon datang...hmmm mencurigakan. Keduanya...