PART - 18

357 61 8
                                    

Minggu pagi (sebelum 'kencan' Yerin)

Sowon terbangun dengan suara alarm di ponselnya, dia meraih benda persegi panjang itu lalu mematikan alarm. "Huh..5 menit lagi" kata Sowon kembali menaruh wajahnya di bantal.

5 menit kemudian ponsel Sowon berbunyi lagi, kali ini Sowon sudah kesal dan memilih untuk bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dengan mata yang masih terpejam.

Setelah mandi Sowon memakai sebuah sweatshirt abu dan Celana piyama, lalu duduk didepan meja rias untuk menata rambut.
" Hari-hari masih sama seperti sebelumnya..."

Sowon menyalakan pengering rambut, dan mulai menyisir rambutnya dengan perlahan.
' setelah kunjungan ke Montravy, tak ada lagi kejadian.' Sowon mulai berpikir lagi.

" Tak ada kegiatan yang aneh. Mereka pintar untuk menyembunyikan sesuatu ya... Heeeh, apalagi ditambah rumor yang tersebar di kantor." Pikiran Sowon mulai teralihkan karena dia selalu terbayang tatapan-tatapan yang diberikan oleh rekan kerjanya, terutama rekan kerja wanita.

" Mengapa orang-orang tak mengurus urusannya sendiri. Kalau ingin berkelahi katakan saja langsung!"
Sowon mengacak-acak rambutnya yang sudah ditata karena frustasi.

Rumornya adalah Jin dan Sowon itu berkencan. Orang-orang mengira mereka mempunyai hubungan khusus. Dan memang, kalau dilihat dari sudut pandang orang lain, Jin dan Sowon itu terlihat cocok... Mereka saja yang iri.

Yang menyebarkannya sudah jelas adalah orang masuk tanpa izin itu.
Sehingga, ketika berpapasan dengan orang itu Sowon dan Jin selalu menatap dia dengan sinis.

Dan tentunya dia dihukum karena menyebarkan rumor dan masuk tanpa izin.

Sowon ingat sekali reaksi teman-temannya saat mendengar rumor itu. Apalagi Jun yang tiba-tiba muncul didepan Sowon sambil terengah-engah karena berlari. Dia terlihat sangat kecewa mengetahui Sowon berkencan dengan Jin.

Tapi, Sowon menjelaskan semuanya dan Jun sungguhlah lega.

Reaksi Jun masih terpikirkan dibelakang benak Sowon. " Ah aneh sekali." Sowon memilih untuk berbaring di atas kasurnya, dan menatap langit-langit apartemennya.

Apa yang dilakukan Sowon dan Jin hari-hari sebelumnya adalah mulai melakukan investigasi kepada orang-orang yang pernah berhubungan dengan perusahaan Montravy.

Tapi, tak ada yang mencolok. Mereka hanya menjadi investor, atau rekan bisnis. Ditambah lagi, orang-orang yang pernah bekerja dengan Montravy sangatlah banyak dan datang dari berbagai penjuru dunia.
Visi dan misi Montravy sangat memikat mereka untuk bekerja sama.

Entah itu untuk reputasi publik, atau memang tulus untuk membantu menjadikan dunia 'lebih baik'.

" Montravy memiliki reputasi yang baik... Jika menuduh mereka sebagai dalang dalam kasus ini, pasti tidak akan banyak yang percaya."

" Harus ada bukti kuat." Sowon bangkit lalu berjalan menuju meja kerjanya.
Disitu dia membuka buku tebal yang berisikan catatan-catatan mengenai setiap orang yang pernah ia interogasi bersama Jin.

Isinya penuh dengan coretan, dan mungkin hanya Sowon yang bisa mengerti isi catatan itu.
" Ada beberapa yang berhenti kerja sama, dan ada yang masih bertahan hingga kini..."

Alasan mereka berhenti adalah karena Tuan Oh yang menyuruh mereka berhenti dan tak butuh kerjasama  mereka lagi, atau mereka tak memperpanjang kontrak kerja sama mereka. " Sama setiap saat..."

Entah kenapa Sowon selalu memiliki perasaan bahwa ia sedang diawasi. Kadang bulu kuduknya tiba-tiba saja berdiri. Dan itu yang dirasakan Sowon saat ini.

Detective in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang