PART - 35

142 34 2
                                    

"Kau sangat suka mengambil risiko ya?"

"Aku akan terima apa pun konsekuensinya."

Jin menghela nafas lalu duduk di kursinya. Dia menyenderkan kepalanya lalu menatap langit-langit ruangan kantornya. "Temanku bilang dia akan datang Minggu depan."

"Wah?! Jadi dia berhasil?" Sowon kegirangan mendengar kabar ini dari Jin.

Jin membalas dengan anggukan saja, Sowon langsung mengangkat kedua tangannya ke atas dan melompat dari kursinya. "Akhirnya! Kerja hebat! Berikan aku tos!"

Jin memilih diam saja, dan tak menanggapi permintaan Sowon yang sedang menunggu tangan Jin.
Akhirnya dia tos dengan dirinya sendiri, "Kerja bagus diriku! Aku bangga padamu."

"Mengapa kau senang sekali? Kerja kita belum selesai."

"Hei! Aku sudah mengalami hari yang buruk. Aku menangis ditambah dengan dompetku juga menangis, jangan merusak ini untukku."

Itu benar, seharian ini emosi Sowon bagaikan rollercoaster. Jin lalu berdiri dan menghampiri Sowon, dia dengan cepat menarik Sowon kedalam sebuah pelukan yang erat.

"De- detektif Kim... Apa yang sedang kau lakukan?" Seluruh tubuh Sowon menjadi tegang.

Dengan perlahan Jin mengangkat tangannya dan mengusap kepala Sowon dengan lembut. "Shh... Aku biasanya tak melakukan ini, jangan membuat aku menyesali perbuatan ku ini."

"Oke... Kau bisa melepaskanku sekarang. Aku sudah merasa lebih baik kok."

Jin malah mempererat pelukannya itu.
"Heuk! Detektif Kim, aku tak bisa bernafas."

"Ah, maaf! ....Bolehkah kita lebih lama seperti ini?" Jin memejamkan matanya, dia merasakan perasaan hangat yang sudah lama ia tidak rasakan.

"Ya... Tentu saja." Akhirnya Sowon pun menepuk-nepuk punggung Jin dengan perlahan. "Sepertinya kau lebih membutuhkan ini daripada aku." Sowon menghirup aroma parfum Jin, yang sudah sangat familiar untuknya. Ternyata wangi itu bisa membuatnya rileks juga.

Saat membuka mata, Jin langsung sadar dan dengan cepat melepas pelukannya itu, yang membuat Sowon kaget juga.
"Maaf. Pasti kau tidak nyaman, seharusnya aku meminta izin terlebih dahulu."

"Tidak apa-apa, sepertinya kau juga mengalami hari yang buruk." Sowon tersenyum hangat.

"Ya, sepertinya itu." Jin mengalihkan pandangannya ke arah jendela, padahal itu membuat telinga merahnya lebih jelas terlihat oleh Sowon. "Tubuhku bergerak dengan sendirinya."

"Haha. Baiklah, aku harus berbicara dengan Jun, sampai jumpa detektif Kim." Sowon berbalik, dan berjalan ke arah pintu.

"Sowon!"

Sowon berhenti dan berbalik, "Ya?" Jawabnya singkat.

"Kau tak lupa dengan janji kita kan?"

"Tentu saja tidak. Aku akan melihatmu di hari Sabtu."

Jin mengangguk. Setelah Sowon keluar, dia tersenyum lebar dan terkekeh mengingat kelakuan Sowon tadi. Jin merasa lebih segar sekarang.

Sowon berlari dengan cepat ke ruangan Jun, "Jun! Aku perlu bantuanmu lagi." Seperti biasa, Sowon yang masuk tanpa mengetuk membuat Jun terkejut.

"Sowon! Kau selalu mengagetkanku."

"Hehe, maaf. Aku terlalu bersemangat."

-~~~-

Beberapa hari pun berlalu. Keseharian Sowon dan Jin masih seperti biasanya, tapi, hari ini setelah pulang kerja, Sowon harus mengesampingkan pekerjaannya untuk sementara. "Ah, seharusnya aku hanya khawatir pada pekerjaanku. Bukan ini!"

"Diam! Besok kau akan pergi dengan detektif Kim ke sebuah acara pernikahan. Aku tak tahu kau akan pergi berapa lama, jadi setidaknya ini yang kau bisa lakukan untukku."

Sowon sedang membantu Sana dengan proyek sekolahnya, Sowon dipaksa untuk bermodel oleh Sana. Dia berpose dengan kaku, sehingga Sana harus mengarahkannya langsung.

"Aku akan pulang setelah acaranya selesai."

"Oh ya? Terakhir kau pergi dengannya, kau menghilang seharian dan baru pulang saat sore hari." Sana cemberut sambil menaruh kedua tangannya di pinggulnya.

"Hei! Itu berbeda!" Sekarang Sowon dan Sana sangatlah nyaman dengan satu sama lain, hari-hari yang biasanya terasa panjang oleh Sowon, kini terasa lebih singkat.

"Diam! Kau akan menghancurkan riasanmu, kerja kerasku tidak boleh terbuang percuma... Oke, itu pose bagus." Sana mundur dengan perlahan, lalu mengambil kameranya. Dengan cepat dia mengambil foto Sowon dari beberapa sudut yang berbeda.

"Bagus!" Kata Sana sambil melihat hasil fotonya.

"Sudah selesai? Bolehkah aku mengganti baju sekarang?"

Sana mengangguk, lalu berjalan menjauh dengan matanya yang masih fokus pada kamera.
"Kau cocok sekali menjadi seorang model."

"Terimakasih, aku memang sangat cantik." Sowon tersenyum dengan bangga.

"Kau tidak gugup untuk besok? Kau akan menemui keluarga detektif Kim loh."

"Haah... Untuk apa aku gugup? Memangnya mereka akan memakanku?" Sowon duduk disebelah Sana untuk ikut melihat-lihat foto.

"Detektif Kim itu orang yang dingin, kau pikir keluarganya akan seperti apa?"

"Hmm... Benar juga. Satu ruangan dengan mereka, bisa bagaikan memasuki kandang singa." Setelah dipikirkan kembali oleh Sowon, dia yang tadinya tenang menjadi sedikit gugup. "Bagaimana jika mereka tidak menyukaiku?!"

"Kau akan baik-baik saja. Bawalah beberapa baju ganti, kau tak tahu apa yang akan terjadi di pesta nanti."

"Aku harus membawa tas yang lebih besar kalau begitu."

"Tentu, perjalananmu kesana memakan waktu 4 jam, kau pasti ingin mengganti pakaianmu dengan sesuatu yang lebih nyaman."

"Haaah... Padahal hanya datang sebagai rekan kerja Jin. Mengapa aku bagaikan seorang kekasih yang akan menemui calon mertuanya?!"

Mendengar itu, Sana langsung tertawa terbahak-bahak. "Mengapa kau mau menerima ajakan ini kalau begitu?" Sana mengelap air mata dengan tangannya.

"Aku perlu jawaban." Kata Sowon dengan wajah datar. Tetapi, aslinya menyesali setiap pilihan hidup yang telah dia buat.
"Ketika aku pergi, berhati-hatilah. Selalu kunci pintu dan jangan terima siapapun yang berkunjung."

Sana mengangguk dengan lelah, "Iya-iya, kau sudah mengatakan itu beribu-ribu kali. Tenang saja, aku punya senjata andalanku."

"Baiklah. Aku akan tidur, selamat malam." Sowon mengacak-acak rambut Sana, lalu langsung berlari ke kamarnya. Terdengar suara kesal dari Sana saat ia pergi.

-~~~-

"Selamat pagi, detektif Sowon." Kata Jimin.

"Ini terlalu pagi untuk mengucapkan selamat pagi." Sowon masih berusaha untuk membuka matanya di pagi buta ini. "Aku tak tahu kita harus berangkat jam 5 pagi, seharusnya kau bilang itu dari kemarin."

Sowon yang masih memakai piyama dengan rambutnya yang acak-acakan, dan sendal tidurnya berdiri dan memandang Jin dengan kesal.
"Aku tidak ada waktu untuk bersiap... Apalagi mandi."

"Tenang saja, ketika kita sampai, kita diberi waktu untuk istirahat di villa keluargaku. Jadi, kau bisa bersiap-siap disana saja."

"Bagus, aku bisa melanjutkan tidurku."

Setelah memasukkan barang bawaan, Sowon langsung memejamkan kembali matanya. "Apa anda juga tidak memberi tahu detektif Sowon bahwa acaranya tidak akan mulai sampai sore?" Tanya Jimin sambil menyetir.

Jin hanya tersenyum bangga, tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Anda sungguh jahat letnan Kim."

***
Thank you for reading!❤️
See you!

Detective in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang