PART - 31

149 32 0
                                    

"Datang ke rapat orang tua?"

Sowon dengan wajah kebingungan, menatap Sana yang berdiri dengan canggung. "A-aku tak punya siapapun lagi... Dan mana mungkin aku yang datang, iya kan?"

"Hmm... Bisa saja aku menjadi wali mu. Baiklah, aku akan datang."

"Bagus!" Sana melompat senang.

"Tapi, aku harus mendapatkan izin dari detektif Kim terlebih dahulu. Dan kau yang akan memberitahu padanya."

"Jika tidak di izinkan?"

"Aku tidak bisa pergi." Sowon tersenyum dan mengangkat bahunya, lalu kembali berbaring di atas sofa yang empuk.

Sana cemberut lalu segera menghubungi Jin.
"Heh..mana mungkin Jin mengizinkan. Dia kan selalu mementingkan pekerjaan." Kata Sowon dalam benaknya.

-~~~-

"Aku tak percaya ini."

Keesokan harinya, saat matahari belum muncul. Sana membongkar isi lemari Sowon untuk mencari baju yang pas untuk dipakai ke rapat orang tua.

"Tak bisa kah kita memakai hal yang sederhana saja? Aku harus bekerja setelah ini." Sowon yang baru selesai mandi dan hanya memakai handuk, duduk di sudut tempat tidur.

"Tidak bisa! Ini adalah rapat orang tua kelas atas. Kau harus terlihat glamor, mana mungkin wali Lee Sana terlihat seperti pekerja kantoran biasa." Sana menaruh satu tangan di dagunya sambil mencocokan sepasang baju.

"Tapi, setidaknya baju itu bisa digunakan untuk aku bekerja."
Sowon menghela nafas, karena nanti dia harus membereskan semuanya kembali karena Sana belum bersiap sama sekali.

"Tenang! Aku adalah seorang fashionista jenius. Ternyata kau punya banyak barang dari desainer ternama dunia. Mengapa belum pernah dipakai?"

"Kebanyakan itu adalah sebuah hadiah. Aku lebih memilih menghabiskan uangku untuk makanan. Dan lagi pula, aku tidak mungkin memakai baju mahal untuk bekerja."

"Hohoho... Sekarang kau akan memakainya." Terlihat senyum 'jahat' dari Sana. "Kau akan menjadi yang paling keren."
Dia sangat berapi-api, seolah dia akan membalaskan dendam pada seseorang.

"Memang... Kau sangat menyukai mode." Sowon bergidik melihat Sana.

Setelah berpakaian dan sarapan, mereka segera pergi ke sekolah Sana.
"Bagaimana? Kau terlihat sangat keren. Aku sangat bangga denga hasil karya ku." Kata Sana yang tersenyum bangga.

"Iya-iya, aku sudah mendengarnya beri-ribu saat sarapan. Ngomong-ngomong mengapa ada rapat orang tua?" Tanya Sowon sambil fokus menyetir.

"Kelasku akan mengadakan rekreasi sebentar lagi. Oleh sebab itu diadakan rapat. Tenang saja, hanya orang tua dari teman sekelasku yang akan datang."

"Hanya kelasmu? Tidak dengan satu sekolah?"

"Tentu tidak, kami bebas merencanakan liburan kami sendiri."

"Sekolah orang kaya memang berbeda."

"Bagaimana reputasimu di sekolah? Apakah nilaimu mulai membaik? Kau punya banyak teman? Apakah ada yang mengganggu mu?"

"Woah! Tenanglah dengan pertanyaannya ibu detektif. Nilai ku Sudah membaik, aku memiliki teman yang lebih baik saat ini, dan yah... masih ada rumor yang tersebar tentangku. Tapi, mau bagaimana lagi, yang penting aku tak diganggu oleh mereka." Sana menghela nafas panjang sambil meregangkan ototnya,
"Tidak apa! Yang penting aku akan mengambil alih perusahaan ayahku."

Setelah tiba, Sowon memakirkan mobilnya lalu langsung berjalan ke arah gedung. Didepan pintu masuk, ada teman-teman sana yang menunggu dan melambaikan tangan mereka saat melihat Sana.

Detective in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang