PART - 48

82 9 3
                                    

Di satu malam yang tak mencurigakan.
Dari dalam apartemen Sowon, terdengar suara-suara mengerang dan mendesah.

"Ahh! Jin!"

"Sedikit... Lagi... Hampir.... Sampai! Akh!"

"Aku sudah tak... Kuat lagi..."

"Haaah! Akhirnya selesai." Jin mengusap keringat dari keningnya. "Kerja yang bagus, Sowon."

"Ahh... Sangat melelahkan ya." Sowon melakukan hal yang sama.

"Apartemenmu terlihat lebih luas dengan dengan penataan ulang ini!" Jin menepuk Sofa yang tadi mereka angkat.

Mereka berdua sedang mengatur ulang tata letak furnitur di apartemen Sowon. Jin, yang kini sering menginap di apartemen Sowon, berusaha menempatkan sofa besar ke sudut ruangan yang baru.

Sudah tiga bulan berlalu sejak kasus Tuan Oh dan vonis akhirnya telah dijatuhkan. Semua bukti yang ditemukan terlalu kuat dan tak butuh waktu lama untuk sidang itu diakhiri. Semua pihak yang terlibat dalam kejahatan itu telah menerima hukuman mereka, dan Montravy telah ditutup sepenuhnya. Kehidupan mulai kembali normal bagi Sowon dan timnya, meskipun kenangan tentang apa yang mereka lalui masih segar di ingatan.

"Ini sangat berat!" keluh Jin, setelah berusaha menggeser sofa tersebut. "Bagaimana kalau kita istirahat sebentar?"

Sowon tersenyum dan mengangguk. "Baiklah, mungkin kita bisa menyelesaikan ini nanti."
Mereka berdua duduk di sofa. Dengan tangan Jin yang melingkar di bahu Sowon, dan memeluknya erat. "Aku tidak bisa bernafas!" Kata Sowon berusaha membebaskan diri dari pelukan itu.

"Pacarku terlalu menggemaskan untuk aku lepas." Jin memeluknya lebih erat.

Setelah beberapa Minggu berkencan, akhirnya Sowon dan Jin memutuskan untuk secara resmi berpacaran dan membawa hubungan mereka lebih serius. Hubungan mereka semakin erat dan harmonis. Mereka saling melengkapi, dan meskipun Jin awalnya terlihat cemburu ketika Sowon menghabiskan waktu dengan pria lain, ia selalu mempercayai dan menghargai Sowon.

Contohnya pada siang hari, ketika Jin memiliki jadwal lain, Sowon memiliki janji dengan Jeonghan untuk makan siang bersama. Tentunya Jin sudah mengetahui ini, karena ia yang mengizinkan Jeonghan untuk bertemu dengan Sowon.

Sudah lama mereka tidak bertemu. Setelah Sowon pulih, Jeonghan tiba-tiba di bombardir oleh pekerjaan sehingga tak ada waktu bertemu lagi selain hari itu.

Jeonghan sudah mengetahui status hubungan Jin dan Sowon. Dia menghargai keputusan Sowon dan lebih memilih untuk mencintainya dari jauh. Tidak ada salahnya ketika Sowon bersama dengan seseorang yang dia sukai dan membuat dia bahagia, ya kan?

Tapi, tentunya jika Sowon disakiti oleh Jin, dia tidak akan tinggal diam.

"Bagaimana makan siangmu dengan Jeonghan?" Tanya Jin.

Di balik pertanyaannya itu, Sowon mendengar sedikit kecemburuan dari Jin. Ia terkekeh karena melihat Jin seperti anak anjing yang lucu. "Makan siang yang sangat menyenangkan," ini membuat Jin memutar bola matanya.

"Hihi... Jangan cemburu ya, aku hanya ingin tahu bagaimana dia bisa menyelamatkanku hari itu." Katanya sambil mencium pipi Jin.

"Ah iya, lalu apa katanya?"

Sowon menarik napas dalam-dalam sebelum mulai bercerita. "Jadi saat itu Jeonghan sedang dalam perjalanan ke apartemenku membawa bunga. Dia ingin memberi kejutan padaku."

Jin tersenyum tipis, dan mengangkat kedua alisnya. "Bunga, ya?"

Sowon tertawa kecil. "Iya, bunga. Tapi yang membuatnya curiga adalah ketika dia melihat pintu apartemenku terbuka. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Jadi, dia masuk ke dalam untuk memeriksa."

Detective in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang