PART - 19

323 55 3
                                    

Sowon bangun di ranjangnya dengan terengah-engah. Dia langsung memegang lehernya dan melihat sekitar kamarnya.

" Uhuk...uhuk... A-aku masih hidup. Leherku masih tersambung."

Sowon langsung berdiri dan berlari ke arah cermin. " Tak ada memar..." Sowon mengelap keringat dingin di dahinya, lalu dia berjalan menuju meja kerjanya untuk mengecek jurnalnya.

Sowon sempat panik karena jurnalnya tak ada diatas meja kerjanya. Tapi setelah dicari, ternyata jurnalnya masih ada ditempat aslinya. Sowon kebingungan, dia yakin dia sudah memindahkan jurnal itu untuk dibacanya.

Sowon melanjutkan untuk mengecek semua barang yang ia yakin pindahkan.
Bahkan pistolnya pun masih ada didalam laci. " Semua masih ada ditempatnya... Apa aku ketiduran saat sedang berpikir."

" Mimpi itu terasa sangat nyata. Tidak, aku yakin itu memang nyata... Tapi, anehnya tak ada memar dileherku."

Sowon mengingat kata-kata yang dibisikkan oleh pria itu. " Lee...1498."

Sowon mengambil jurnalnya dan menuliskan kata-kata dari 'mimpi' nya itu. Dia merasa dirinya akan gila karena kasus ini.

Tak yakin itu mimpi atau kenyataan membuat kepala Sowon berputar.
" Harus segera menyelesaikan kasus ini sebelum aku menjadi gila."

Sowon ingin sekali menceritakan
kejadian hari ini pada Jin. Tapi, memikirkan respon Jin, mungkin itu hanya akan membuang waktunya.

Jin adalah orang yang pintar, tapi masih sulit untuk mengandalkan dia. Itu menurut Sowon. Saat ini, Sowon masih merasa sendiri.

Hari sudah sore. Kamar Sowon dipenuhi cahaya oranye dari matahari yang akan terbenam.

Sowon duduk di ranjangnya, menarik lututnya ke dada lalu memandang keluar jendelanya. Ia menikmati pemandangan sambil beristirahat sejenak dari pikirannya.

 Ia menikmati pemandangan sambil beristirahat sejenak dari pikirannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Source : pinterest)

(A/n : visual attack >_<)

Sowon melamun. Lamunan itu tak bertahan lama karena Sowon dikagetkan oleh nada dering HP-nya.

Ada telepon dari Jin yang langsung diangkat Sowon.
" Halo" kata Sowon.

" Ada laporan pembunuhan baru, dia adalah salah satu investor Montravy. Besok kita pergi kesana, untuk saat ini, aku akan pergi sendirian. Nikmatilah waktu istirahatmu."

" Tapi, detektif Kim aku ingin membantu-" Jin menutup teleponnya saat Sowon sedang berbicara.

Sowon geram dengan tindakan Jin.
" Ah! Ada apasih dengan dia?! Alasan kita punya progres disini adalah aku!"

Sowon melemparkan hp-nya, tapi, untungnya tidak jatuh ke lantai.
Dia mengambil sebuah bantal, lalu memukulinya dan membayangkan itu adalah wajah Jin.

Detective in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang