PART - 49

58 7 3
                                    


Dua bulan telah berlalu, dan kehidupan Sowon kembali sibuk seperti biasanya. Dia sedang menyelidiki kasus pembunuhan ibunya dan berbagai kasus lainnya. Kasus ibunya bergerak lambat karena minimnya petunjuk, mengingat itu terjadi 20 tahun yang lalu. Tapi dia memiliki Jin di sisinya, yang selalu siap membantunya dan mendukungnya dengan segala cara. Jin juga sering merencanakan kencan untuk mereka berdua karena dia tahu Sowon pantas mendapatkannya. Jin benar-benar menjadi kekasih yang sempurna.

Suatu hari, saat istirahat makan siang, Sowon duduk di luar restoran tidak jauh dari kantor polisi bersama teman-temannya, Yuju dan Yerin. Mereka menikmati sinar matahari dan angin sepoi-sepoi sambil membicarakan kehidupan percintaan mereka.

"Aku masih berkencan dengan Taehyung," kata Yerin dengan mata berbinar. "Dia misterius, tetapi manis dan selalu menjagaku saat kami pergi keluar. Sejauh ini hubungan kami sangat baik... Meski aku belum banyak tahu tentangnya, tapi aku yakin ada saat dimana dia akan lebih terbuka."

"Benar-benar romantis," Yuju tertawa. "Aku sendiri baru saja berhasil mengajak Asisten Park, alias Jimin, berkencan."

"Tidak mungkin! Jimin? Itu hebat, Yuju!" seru Sowon, ikut merasakan kegembiraan temannya. "Ceritakan semuanya!"

Yuju tersenyum malu. "Kami baru saja memulai, tapi dia sangat manis dan perhatian. Aku senang akhirnya bisa memberanikan diri mengajaknya keluar."

"Aku senang untuk kalian berdua," kata Sowon. "Kalian pantas mendapatkan kebahagiaan."

Yerin dan Yuju saling tersenyum, kemudian menatap Sowon. "Bagaimana denganmu, Sowon? Bagaimana kabarmu?"

"Kasus ibuku belum banyak kemajuan," kata Sowon. "Kasus-kasus lain juga membuatku sibuk, tapi aku masih bisa mengatasinya."

"Bukan itu! Kau tahu apa yang kami tanyakan sebenarnya, ya kan?"

Sowon tersenyum lebar, lalu tertawa. "Kau harus ceritakan kepada kami!"

"Jin sangat sempurna, dia melebihi ekspektasiku. Setiap pagi dia selalu membawakan aku bunga, dan jika pergi keluar dia akan merencanakan semuanya. Dia tak pernah gagal membuatku terkejut."

"Sangat romantis! Kami akan tunggu undangan pernikahan kalian." Mereka bertiga tertawa terbahak-bahak.

Percakapan mereka beralih ke topik lain, tetapi tiba-tiba pandangan Sowon tertuju pada seseorang di seberang jalan. Dia melihat pria yang pernah menyelamatkannya, pria yang menguntitnya. Dia berdiri di seberang jalan, menatapnya.

Sowon merasa dunia seolah berhenti. Ada dengungan di telinganya yang semakin keras seiring dia terus menatap pria itu.

"Sowon? Hei, kau baik-baik saja?" panggil Yuju, melihat Sowon yang tidak merespons.

"Sowon!" Yerin mencoba menarik perhatiannya. "Apa yang kau lihat?"

Saat itu, Sowon tersadar dan menoleh lagi, tetapi pria itu sudah tidak ada di sana. "Aku... aku pikir aku melihat seseorang," kata Sowon dengan suara gemetar.

"Siapa?" tanya Yerin khawatir.

"Seseorang yang pernah menyelamatkanku," jawab Sowon. "Tapi mungkin aku hanya berhalusinasi."

"Sudah, kau mungkin terlalu lelah," kata Yuju. "Kau perlu istirahat, Sowon."

Sowon mengangguk. "Mungkin kau benar."

Saat kembali ke apartemennya, Sowon terus memikirkan apa yang dilihatnya. Dia yakin itu bukan halusinasi, atau setidaknya dia mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu bukan. Dia berdiri di jendela, menatap keluar dengan wajah dan gestur yang penuh kekhawatiran.

Jin memeluknya dari belakang, menyadari ada yang tidak beres dengan Sowon. "Ada apa, Sowon?" tanya Jin dengan lembut.

Sowon ragu-ragu untuk menceritakan semuanya kepada Jin. "Aku baik-baik saja, Jin. Hanya tertekan dengan kasus yang sedang kuhadapi."

Detective in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang