PART - 3

599 75 5
                                    

Jin keluar dari ruangannya dengan Sowon mengikuti di belakang, " Detektif Kim, apa informasi yang ingin kita dapatkan dari orang tua korban?" Kata Sowon yang kini berjalan di sebelah Jin.

"Kita mendapat beberapa informasi saat korban dilaporkan menghilang, dengan mengunjungi rumah korban kita bisa melihat bagaimana masa lalunya, dan informasi lebih mendetail." Pandangan Jin tetap terfokus kedepan, raut wajahnya begitu serius. 'wah, dia sangat keren' kata Sowon dalam benaknya yang dari tadi memandang wajah Jin sambil berjalan.

Saat sadar dirinya memandang terlalu lama Sowon langsung menggelengkan kepalanya. " Bagaimana dengan Korban yang lainnya? Apakah orang tua mereka bersedia untuk diwawancarai?" Tanya Sowon.

" Sebagian besar tidak, karena mereka tak mau mendengarkan nama anak mereka ataupun berurusan dengan mereka.. Atau orang tuanya adalah sebuah pecandu yang sedang berada dalam pengaruh alkohol atau narkoba sehingga tak bisa membuka pintu."

Sowon melebarkan kedua matanya, " sungguh tragis, bahkan orang tua mereka sendiri seperti itu... Itu sungguh tak adil." Sowon menunduk.

" Itulah kehidupan." Kata Jin.

Saat tiba di parkiran, Jin dan Sowon langsung menaiki mobil. Keduanya memasang sabuk pengaman lalu Jin menyetir mobilnya keluar dari parkiran.

Berapa menit dalam perjalanan, suasananya begitu canggung untuk Sowon. Sowon sangat ingin menyalakan radio dan mendengarkan musik agar suasana tak begitu canggung, tapi dia terlalu takut untuk bergerak.

Tak tahan dengan kesunyian itu, Sowon mulai berbicara, " cuaca yang indah hari ini.." ' topik pembicaraan yang lemah Sowon' kata Sowon dalam benaknya, dalam pikirannya ia menaruh telapak tangannya di wajahnya.

" Masih biasa saja." Kata Jin yang terfokus pada jalan. Sowon mengigit kuku jarinya memikirkan apa yang harus di obrolkan.
" Jadi...maafkan aku soal tadi pagi." Suara Sowon menciut saat mengatakan itu.

Jin menghela nafas, " pagimu dihancurkan oleh orang asing sungguhlah tak menyenangkan." Kata Jin memandang Sowon sesaat lalu kembali fokus pada jalan.

" Aku tahu, tapi aku sudah mengganti kopimu dan berjanji jika ada waktu aku akan traktir kopi." Kata Sowon,
" Untung aku selalu menyimpan cadangan baju di ruangan ku." Kata Jin memutar matanya.

" Kau mengatakan bahwa kau mencoba untuk menyelesaikan kasus ini sendirian...mengapa?" Tanya Sowon,
" Aku suka bekerja sendiri." Jawab Jin singkat.

" Diantara semua detektif yang ada, mengapa kau memilihku?" Tanya Sowon lagi, " sudah kubilang kau adalah seorang yang cerdas, aku membaca latar belakangmu, dan berbicara dengan teman perkuliahan mu untuk melihat bagaimana sikapmu."

" Tunggu, bagaimana caranya-" Perkataan Sowon dipotong, " kita sampai." Jin memakirkan mobilnya lalu keluar.

Menghelas nafas sesaat, Sowon langsung mengikuti Jin. Lingkungan sekitar rumah tak termasuk buruk, tetapi, memasuki lingkungan yang ideal. Tak ada sampah, pohon tertata rapi, rumah-rumahnya pun tergolong rumah yang cukup mewah.

Sesampainya di depan pintu, Jin langsung mengetuk. Beberapa saat kemudian ada seorang Wanita paruh baya yang membukakan pintu. " Halo nyonya Hwang nama saya detektif Jin dan ini detektif Sowon, kami dari kepolisian, kami ingin mewawancarai anda mengenai mendiang anak anda." Kata Jin sambil menunjukkam lenacana nya.

" Oh, silahkan masuk" kata Nyonya Hwang, lalu menuntun mereka ke ruang tamu, lalu Sowon dan Jin dipersilahkan duduk. " Terimakasih telah menemukan anakku...walaupun berakhir seperti ini, setidaknya aku tahu apa yang terjadi." Nyonya Hwang mulai berkaca-kaca, ia langsung menghapus air matanya dengan tisu.

Dia memang terlihat sudah menangis beberapa saat yang lalu, hidungnya yang merah dan matanya yang bengkak sangat menunjukan bahwa ia tersiksa dengan semua ini.

" Ehem..sayang, ada detektif disini, bisakah kau menemani mereka selagi kubuatkan teh?" Kata Nyonya Hwang memanggil suaminya.

" Itu tak perlu nyonya Hwang, kami-" lagi-lagi perkataan Sowon di potong,     " tak apa, kalian adalah tamu." Nyonya Hwang tersenyum lalu pergi ke dapur.

" Detektif, senang bertemu dengan kalian." Tuan Hwang akhirnya datang dan menjabat tangan Sowon dan Jin,
" Terimakasih telah meluangkan waktu untuk kami." Kata Jin Kembali duduk.

" Apapun untuk mengungkap siapa yang membunuh anakku." Kata pak Hwang sambil tersenyum pahit.
Sowon melihat sekeliling, dan melihat foto-foto yang dipajang di dinding. Disana terlihat Tuan dan nyonya Hwang serta Han Min yang tersenyum lebar.

Ada juga beberapa foto masa lalu Han Min, dia terlihat sangat bahagia didalam foto itu.

" Mmm.. Sepertinya Han Min memiliki masa kecil yang menyenangkan," kata Sowon. Pak Hwang seperti terpukul mendengar kata itu dan langsung menatap Siwon, " Ah, dia satu-satunya anak kami... Kami ingin memberikan yang terbaik untuknya." Kata Tuan Hwang.

" Jika boleh kutanya, apakah kalian dengan Han Min mempunyai masalah sebelum ia pergi?" Tanya Sowon,
" Tidak. Dia memberi tahu kami bahwa dia diterima di Harvard. Dia menamatkan pendidikannya dan bekerja di Amerika selama 5 tahun sebelum kembali ke Korea." Kata Tuan Hwang.

Sowon ingat bahwa rata-rata korban tak berkuliah atau keluar dari kuliah, ' Han Min berbohong?'  kata Sowon dalam benaknya. Sowon mengerutkan kedua alisnya dan menaruh satu tangan di dagu.

" Apakah kalian pergi untuk melihat graduasinya?" Tanya Jin.
" Tidak, saat itu aku sedang sakit, dan Han Min memaksa untuk tak datang. Tetapi, dia mengirimkan sertifikat dan foto graduasinya pada kami."

Nyonya Hwang kembali sambil memegang baki. " Silahkan diminum" kata Nyonya Hwang lalu duduk disebelah suaminya.

" Ada yang harus kami beritahu... Anak anda berbohong mengenai pendidikannya." Kata Jin dengan hati-hati. Mendengar itu Nyonya Hwang melebarkan matanya dan mulai menangis.

" Tidak mungkin! Bagaimana dengan Sertifikatnya? Dengan foto-foto? Dengan uang-uang yang kami kirimkan untuknya?!" Tuan Hwang mulai menaikan nada bicaranya.

~~~
Thank you for reading❤️


Detective in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang