Jin keluar dari rumah Tuan Oh dengan tenang, berusaha tidak menarik perhatian. Dia tahu bahwa dia sedang diawasi, dan jika Tuan Oh tahu bahwa Sowon telah meneleponnya, itu akan menjadi masalah besar bagi mereka berdua.
Tanpa menutup telepon dari Sowon, Jin menginstruksikan Jimin melalui pesan teks untuk memanggil Jun dan teknisi lain, meminta bantuan dalam melacak lokasi sinyal telepon. "Cari tahu dari mana sinyal ini berasal," perintahnya. Kemudian, dia bertanya kepada Sowon tentang apa yang dia dengar saat dibawa ke lokasi tersebut.
"Aku...aku ingat mendengar suara rel kereta api dan suara pelabuhan," jawab Sowon dengan suara lemah. "Aku masih setengah sadar saat itu."
Sowon mendengar suara Jin yang masih tenang. "Jin, aku tidak tahu berapa lama bisa bertahan di sini... Mereka akan membunuhku."
Jin menenangkan dirinya. "Kami akan menemukamu, Sowon. Tetaplah berbicara denganku. Setiap detail yang kau ingat sangat berharga."
Di kantor polisi Jimin sedang berada di ruangan Jun, "Sowon mengatakan dia mendengar suara kereta api dan pelabuhan. Periksa peta dan temukan lokasi yang sesuai." Kata Jimin menyampaikan informasi lain.
Jun dan timnya sibuk mengutak-atik komputer sementara Jimin membantu dengan melihat peta.
"Aku mendapat sinyal dari menara di dekat kawasan pelabuhan dan rel kereta. Ada beberapa gudang di sekitar sana." Kata Jun.
"Periksa semuanya dan beri tahu koordinat yang paling mungkin. Aku akan Selidiki lokasi-lokasi potensial." Jimin mulai menghubungi polisi-polisi yang dekat dengan area tersebut. Mereka perlu bergerak cepat namun tetap berhati-hati agar tidak menarik perhatian.
Jin terus berbicara dengan Sowon, mencoba mengumpulkan lebih banyak informasi. "Sowon, adakah hal lain yang kamu ingat? Bau, suara, apa saja?"
Sowon berpikir keras. "Ada bau minyak dan suara mesin berat, seperti di kawasan industri."
Jimin menyampaikan informasi tambahan kepada Jun dan timnya.
"Kami sudah mempersempitnya. Ada satu gudang besar di kawasan industri dekat pelabuhan yang cocok dengan deskripsi ini."
Dengan informasi itu, Jin menginstruksikan Jimin untuk mengatur tim polisi secara diam-diam mengelilingi area tersebut.
"Kirimkan petugas yang ada di dekat lokasi. Jimin, aku serahkan misi ini kepadamu."
Saat Jin mengirim instruksi terakhir kepada Jimin, sebuah mobil berhenti di jalan masuk rumah Tuan Oh. Tetap tenang, Jin menyambut kedatangan Tuan Oh dengan senyuman seolah-olah tidak ada yang terjadi.
"Selamat malam, Tuan Oh," sapa Jin dengan ramah. "Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk bertemu saya."
"Tentu, Letnan. Ada yang bisa saya bantu?" jawab Tuan Oh dengan senyum lebar.
Sementara mereka berbincang, Jin tetap fokus untuk menjaga penampilannya tetap santai. Mereka berbicara tentang topik umum seperti bisnis dan kegiatan sehari-hari. Perlahan-lahan, Jin mulai menyisipkan pertanyaan-pertanyaan yang lebih spesifik.
"Anda tahu, Tuan Oh, saya selalu tertarik dengan bagaimana perusahaan besar seperti Montravy menjaga etika dalam eksperimen mereka," kata Jin, memperhatikan reaksi Tuan Oh.
Tuan Oh tersenyum, tampak tenang. "Kami selalu mematuhi semua peraturan dan regulasi, Letnan. Montravy sangat peduli dengan integritas."
Jin menanggapi dengan tenang, "Tentu, tapi belakangan ini ada beberapa laporan yang mengkhawatirkan tentang eksperimen manusia. Anda pasti mengerti mengapa kami perlu menyelidiki hal ini lebih lanjut."
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective in Love
FanfictionBTS x Gfriend FF Kasus misterius membuat Jin menyerah bekerja sendiri dan memilih Sowon sebagai partnernya. Keduanya bekerja sama untuk memecahkan kasus tersebut. Anehnya, kasus tersebut mulai terkuak saat Sowon datang...hmmm mencurigakan. Keduanya...