PART - 41

161 22 6
                                    

"Dan itu menjadi sebuah malam yang tak akan aku lupakan... Selamanya!!" Sowon kegirangan ketika menceritakan semuanya pada Sana.

Sana yang langsung membereskan ruang tamu karena penasaran dengan cerita Sowon kini sedikit kecewa dengan ceritanya yang singkat. "Hanya seperti itu? Tak ada hal lain yang terjadi? Seharusnya aku tak usah buru-buru untuk membereskan semua ini."

"Hei! Ciumanku itu seperti ciuman dalam film-film romantis! Tak ada yang bisa mengalahkan momen itu. Lagipula, kau mengharapkan apa setelah aku berciuman?"

"Entahlah... Kalian berdua melewati malam yang panas dan penuh cinta--"
Bruk! Sowon melemparkan sebuah bantal ke wajah Sana, "JANGAN MENGADA-NGADA!"

"Aw! Aku hanya bercanda! Mengapa wajahmu memerah seperti itu?"

"Tidak apa-apa! Aku lelah, ini sudah tengah malam ditambah aku belum membereskan isi koperku, kau juga sekolah, kan?" Sowon bangun dan medorong Sana keluar dari kamarnya.

"Hei! Aku masih ingin mendengar ceritamu yang lain! Aku butuh detail--"

"Selamat malam, Sana!" Sowon menutup pintu kamarnya.

"Detektif Kim Sowon!!! Tak sopan untuk memotong pembicaraan orang!" Dengan kesal Sana kembali berbaring di atas sofa empuk, lalu menyalakan televisi.

Sementara itu Sowon menghela nafasnya dan berjalan ke arah cermin. "Melewati malam panas... Dengan Jin--" Pikiran Sowon mulai membayangkan hal yang tidak-tidak. "Apa yang aku pikirkan?!" Dia memukuli kepalanya untuk mencoba menghilangkan pikirannya itu, lalu melemparkan dirinya ke atas kasur dan menutupi wajahnya dengan bantal.

"Sadarlah Kim Sowon! Jangan mudah terpukau... Aku harus fokus, sebentar lagi Namjoon akan tiba disini."
Sowon berbaring dan menatap langit-langit. "... Tunggu, bagaimana aku bisa menghadapi Jin dengan normal?! Kenapa aku tiba-tiba lupa?!"

-~~~-

"Sowon!! Ayo pergi, aku akan terlambat!" Sana menggedor-gedor pintu kamar Sowon. "Apa dia belum bangun?"

"So--" Tiba-tiba pintu kamar Sowon terbuka saat Sana akan berteriak.

"Selamat pagi, Sana. Maaf aku sedikit terlambat, ayo pergi." Nada bicara Sowon yang lemas, kantung matanya yang gelap, dan cara berjalannya yang agak sempoyongan membuat Sowon terlihat seperti Zombie.

"Kau bisa menyetir dengan keadaan seperti itu?"

Sowon meneguk kopinya bagaikan air putih, "Tentu bisa!" Dia mengangkat jempolnya sambil tersenyum, sepertinya kopi itu sangat manjur.

"Tuhan, mohon lindungi aku. Aku masih terlalu muda untuk mati."

Setelah mengantar Sana, Sowon yang baru saja tiba di mejanya langsung disambut hangat oleh Yerin.
"Selamat pagi, Detektif Kim!"

"Pagi. Kenapa orang-orang begitu bersemangat hari ini..." Sowon duduk dikursinya dengan lemas.

"Kau tidak tidur ya?"

"Aku memikirkan pekerjaan... Dan tidak ada hal lain yang membuatku seperti ini."

"A-aku tidak mengatakan apapun--"

"Yerin, apa kau bisa melihat dokumen ini?" Sowon menyerahkan beberapa berkas pada Yerin, "Aku harus bertemu Jun, terima kasih."

Yerin menatap sejenak berkas-berkas itu, "Kenapa dia tergesa-gesa seperti itu?"

Dalam perjalanannya menuju ruangan Jun, Sowon bertemu dengan seseorang yang membuatnya sulit tidur... Jin.
Sowon membulatkan matanya karena entah kenapa rupa Jin saat itu sangatlah bersinar, dia terlihat lebih tampan dari biasanya.

Detective in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang