" Jin pun berhasil menangkap ku, dan aku diperintahkan untuk lari di lapangan." Sowon telah menceritakan semua kejadian dari awal sampai akhir. Yerin, Yuju, dan Jun sungguh fokus terhadap cerita Sowon, makanan yang sudah tiba beberapa menit yang lalu pun belum tersentuh sama sekali.
" Untuk saat ini belum ada perkembangan lain." Lanjut Sowon,
" Hebat ya, orang ini bisa berhasil membuat sebuah racun yang bisa mengendalikan pikiran." Kata SinB sambil menyantap makanannya." Saat masa perang dunia kedua pun para ilmuwan mencoba membuat pengendalian pikiran berhasil demi keuntungan perang, tapi mereka saja tak sampai pada tahap seperti ini." Kata Jun.
" Hati-hati Sowon, orang yang kau hadapi dengan Jin ini adalah seorang jenius yang jahat. Ternyata cada keuntungan juga pekerjaan ku di balik layar komputer dan tidak di lapangan." Kata Yerin sambil mengusap dadanya.
Sowon menghela nafas, dan bersiap untuk menyantap makanannya. Sebelum itu, ia menoleh ke arah jalanan yang sibuk dan melihat sosok yang familiar.
Sosok itu ada di seberang jalan, matanya yang menyala seperti semalam, menatap Sowon dengan tatapan kosongnya. Tak percaya dengan apa yang dia lihat, Sowon menggelengkan kepala lalu menggosok matanya.
Tiba-tiba sosok itu pun dengan sekejap, ' apa itu...aku tidak berhalusinasikan?!' kata Sowon dalam pikirannya. Ia mengerutkan dahi dan memukul-mukul kepalanya sedikit keras. " Ada apa?" Kata SinB yang melihat keaadan Sowon.
" Ah... Sepertinya aku berhalusinasi, mari makan!" Sowon langsung mengambil suapan dan fokus pada pikirannya sendiri.
" SinB, apakau tahu bagaimana cara kerja racun itu sekarang?" Jun sepertinya sangat tertarik dengan topik yang dibawakan Sowon." Menurutku, racun itu membuat seseorang tidur, di saat itulah mereka bisa dikendalikan. Karena cara mudah untuk mengendalikan pikiran seseorang adalah menjadikan mereka amnesia." Jelas SinB.
" Eh... Aku dengar karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan farmasi, mereka selalu tak ingat dengan apa yang mereka kerjakan seharian. Mereka sungguh terlihat seperti zombie. Itu sih apa yang aku dengar, entar benar atau tidak." Yuju mengatakan itu dengan suara kecil.
"Perusahaan Farmasi yang mana?" Sowon menegakan postur tubuhnya,
" Katanya, Montravy corp. "" Kepala direkturnya adalah Oh Seung Min ya?" SinB menambakan. Yuju membalasnya dengan anggukan.
" Benar juga, aku dengar banyak rumor tentang perushaan itu, tapi, cepat di hilangkan karena kepala direkturnya dekat dengan pemerintah."~~~
Setelah jam istirahat habis, Sowon dan yang lainnya sedang dalam perjalanan kembali ke kantor. Saat sudah mendekati pintu masuk, Sowon dihalangi pria yang berpakaian rapi, yang sedang berdiri dengan tegak dengan raut muka yang ramah.
" Selamat siang, Nona Sowon. " Pria itu sedikit membungkukan kepalanya saat memberi salam, " Aku Park Jimin, asisten detektif Kim." Pria yang bernama Jimin itu pun mengulurkan tangan dan langsung di Jabat oleh Sowon dan yang lain.
" Akhirnya kita bertemu asisten park." Kata Sowon sambil tersenyum. " Saya diminta detektif Kim untuk mengantar Nona Sowon ke kediaman Kim Jae Hwa."
" Ah baiklah, saya akan-" Perkataan Sowon dipotong, " Kendaraannya sudah menunggu, mari saya antarkan." Kata Jim mempersilahkan Sowon.
Sowon sedikit terkejut dengan apa yang ia alami saat ini. Ia tak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya, sehingga Sowon merasa sedikit tak nyaman. " O-oke... Aku pergi dulu ya, Yuju tolong taruh ini di mejaku." Sowon menyerahkan botol minuman pada Yuju.
Yuju tak langsung mengambilnya, pandangannya fokus pada Jimin seperti melamun. " Yuju! " Sowon mencoba menyadarkan Yuju dengan melambaikan tangan di depan wajahnya.
" Ah baiklah! Maaf tadi ada sesuatu yang terlalu indah." Kata Yuju setelah sadar lalu tersipu. " Yuju sepertinya jatuh cinta pada pandangan pertama." Kata Yerin mengolok-olok, lalu Yuju memukul bahu Yerin dengan pelan.
Setelah itu Sowon mengikuti Jimin dan masuk ke mobil yang terparkir di depan kantor. “ Asisten Park, bagaimana dengan detektif Kim? Dia ada di mana?” Tanya Sowon setelah memasang sabuk pengaman.
" Dia sudah kesana terlebih dahulu, dia tak mau mengganggu waktu istirahat Nona Sowon." Kata Jimin lalu menyalakan mobil dan mulai berkendara ke lokasi.
' huh, memang dia peduli apa tentang waktu istirahat ku.' Kata Sowon sambil memandang ke luar jendela.Akhirnya Sowon sampai di rumah Jae Hwa, terlihat ada sebuah garis polisi di depan rumahnya dan beberapa polisi yang sedang berjaga. Sowon keluar dari mobil dan menunjukan lencananya, lalu dia diperbolehkan masuk.
" Akhirnya kau sampai, " Jin terlihat sedang memeriksa beberapa barang-barang dengan sarung tangan latexnya. " Aku ingin kau untuk memeriksa kamar Jae Hwa, nanti aku akan menyusul." Kata Jin sambil menyerahkan sepasang sarung tangan.
Sowon mengangguk dan mengambil sarung tangan itu, dan langsung pergi ke lantai dua. Sowon membuka pintu kamar Jae Hwa, mulai melihat sekeliling.
Kamarnya kecil dan sederhana, terlihat dalam keadaan rapi dan tak ada yang mencurigakan. Tempat tidur di sebelah kanan dana ada sebuah meja untuk bekerja di sebelah kiri.
Sowon mulai membuka laci-laci, dan menemukan beberapa wadah obat anti-depresan. Di sebelah nya ada sebuah foto dalam figura, yang memperlihatkan Jae Hwa dengan seorang remaja laki-laki memakai sebuah seragam kerja. "Adik?" Gumam Sowon saat melihat lebih dekat foto tersebut.
" Apakah ada sesuatu yang terjadi pada adik nya?" Sowon menaruh foto itu dan melanjutkan pekerjaannya. Setelah beberapa lama mencari, Sowon menemukan sebuah surat penerimaan kerja, surat itu tertumpuk dalam sebuah kotak yang berisi surat-surat lain.
" Montravy." Sowon membaca isi surat itu, mengingat perkataan Yuju saat istirahat tadi. Sowon membulatkan matanya dan berdiam diri sejenak.
~~~
Thanks for reading! ❤️
Dikarenakan author Minggu depan ada ujian, kemungkinan besar author gak akan update dulu ya, huhu maafkan author(╯︵╰,)
See you! XOXO
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective in Love
FanfictionBTS x Gfriend FF Kasus misterius membuat Jin menyerah bekerja sendiri dan memilih Sowon sebagai partnernya. Keduanya bekerja sama untuk memecahkan kasus tersebut. Anehnya, kasus tersebut mulai terkuak saat Sowon datang...hmmm mencurigakan. Keduanya...