PART - 51

91 7 3
                                    

Sowon tidak mengerti mengapa insiden ini tidak memiliki sesuatu yang aneh. Dia telah meletakkan semuanya di samping dan hanya fokus pada hal ini.

Dia sekarang berada di kantor, merenung sambil memegang selembar kertas, ketika tiba-tiba, Jin berdiri di seberang mejanya. Karena mereka harus profesional, Sowon menyapa Jin dengan memanggilnya Letnan Kim. "Ada yang bisa saya bantu, Letnan Kim?"

Jin tersenyum dan memberikan gelang yang lucu padanya, dengan menunjukkan bahwa ia juga memiliki satu yang serupa, mengungkapkan bahwa itu adalah gelang pasangan. "Aku hanya ingin memberimu sesuatu untuk menyemangatimu," kata Jin lembut.

Sowon tersenyum, jelas senang dengan hadiah kecil dari Jin. "Terima kasih, Letnan Kim. Semoga harimu menyenangkan," ucapnya sambil melambai.

Jin menghela nafasnya, sangat ingin mencium pipi Sowon, tapi tahu itu tidak mungkin karena mereka berada di kantor. Dengan sedikit rasa sedih, Jin meninggalkan ruangan untuk melanjutkan pekerjaannya.

Setelah selesai bekerja, Sowon tanpa sengaja bertemu Eunwoo lagi, yang sedang bekerja di sebuah kafe terdekat. Dia duduk di depan sehingga terlihat dari kaca jendela. Ketika matanya bertemu dengan Sowon, Eunwoo tersenyum lebar dan langsung melambaikan tangan mengajaknya untuk masuk.

"Hei! Apa kau sedang sibuk?" Tanya Sowon ketika sudah di dalam.

"Sowon! Tidak, tidak terlalu. Ayo duduk dan minum kopi bersamaku. Kopinya kutraktir," balas Eunwoo.

Sowon awalnya menolak, "Aku tidak mau mengganggumu. Kau sedang bekerja."

Eunwoo tersenyum, "Tidak apa-apa. Akan menyenangkan bisa berbicara setelah seharian bekerja... Kumohon," Eunwoo menatapnya dengan mata memohon.

Tidak bisa menolak tatapannya itu, Sowon pun luluh dan mereka duduk berhadapan sambil menikmati secangkir kopi. "Bagaimana dengan kasus-kasusmu? Apa ada kemajuan?"

Sowon tersenyum lelah, "Tidak banyak kemajuan pada kasus ibuku, tapi aku tetap berusaha."

Melihat Sowon yang tampak gugup sambil memainkan tangannya, Eunwoo bertanya, "Ada yang ingin kau ceritakan? Kau terlihat gelisah."

Sowon menggeleng, "Aku tidak ingin membebanimu dengan urusan pribadiku."

"Kita teman, Sowon. Bebanmu juga bebanku. Tapi, jika kau tidak ingin bercerita, itu juga tidak masalah," kata Eunwoo dengan tulus.

Setelah banyak merenung, akhirnya Sowon menceritakan tentang mimpinya, gedung yang terbakar, dan betapa tidak ada hal aneh tentang itu. Dia menceritakannya dengan nada pelan.

"Wah... itu pasti sangat berat bagimu... Jika kau butuh apa-apa, kau bisa datang padaku. Aku akan membantu sebisaku."

"Terima kasih banyak..." Ketika melihat jam sudah cukup larut, dia memutuskan untuk pulang. Eunwoo menawarkan tumpangan, tapi Sowon menolak dengan mengatakan apartemennya dekat. Mereka mengucapkan selamat tinggal dan pergi ke arah masing-masing.

Malam itu, Jin tidak datang ke apartemen Sowon karena ada pekerjaan lain. Jadi, Sowon memutuskan untuk tidur lebih awal. Ketika dia hendak memejamkan mata, dia merasa ada yang aneh. Dari sudut matanya, dia melihat sosok pria misterius itu berdiri di sudut kamarnya.

Ia langsung bangun dari tempat tidur, dan pergi mendekat.

"Kebakaran... Lokasi B...," bisik pria itu dengan nada terburu-buru. "Perluas pencarian... periksa tempat tinggi...," lanjutnya, seakan-akan sedang berusaha keras untuk berbicara.

Sowon mencoba bertanya lebih lanjut, "Mengapa? Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa kau?"

Namun, sebelum pria itu bisa menjawab, mimpi itu berubah menjadi mimpi buruk. Sowon tiba-tiba berada di dalam gedung yang terbakar. Asap tebal menyelimuti sekelilingnya, membuatnya batuk dan matanya perih. Dia berlari mencari jalan keluar, tapi semua pintu terkunci.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Detective in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang