PART - 6

554 70 2
                                    

Mereka sampai di alamat yang tertera di iklan itu, lokasinya tepat di belakang sebuah pabrik, dengan dinding abu-abu besar yang membatasi mereka dengan pabrik itu sendiri.

" Sepertinya ini tempatnya... Sungguh tak mencurigakan. " Kata Sowon dengan nada sarkas.
" Ugh, tempat ini benar-benar bau." Kata Jin lalu menutup hidungnya dengan sapu tangan.

" Wajar, kita ada di tempat pembuangan limbah mereka." Kata Sowon, yang sepertinya tahan dengan bau tersebut. " Tak ada apa-apa di sini, ayo pergi." Kata Jin.

" Tunggu! Kau lihat itu?" Sowon menunjuk sesuatu di seberang sungai, itu adalah jejak ban.
" Jejak ban? Mengapa truk pabrik ada di seberang sana?" Tanya Jin,
" Sepertinya itu bukan truk pabrik " Sowon melihat sekelilingnya lagi.

" Kau merasa di awasi detektif Kim?" Kata Sowon, " setelah kau bilang begitu, pasti kau akan bilang iya." Kata Jin. " Ada seseorang." Kata Sowon, ia berjalan mundur untuk memperluas pandangannya yang fokus ke arah tembok.

" Hei!" Teriak Sowon, ia melihat bagian atas kepala dan sepasang mata yang sedang mengintip di balik tembok, tapi, karena ketahuan sosok itu langsung kabur.

" Ayo masuk pabrik, Mungkin mereka tahu sesuatu" kata Sowon langsung berjalan dengan cepat yang diikuti Jin.
" Selamat siang, kami dari kepolisian ingin meminta waktu untuk bertanya kepada seluruh pekerja yang ada di sini." Kata Sowon sambil menunjukan lencananya pada seorang petugas penjaga yang ada didalam pos dekat gerbang masuk.

Tak lama kemudian, petugas penjaga membukakan gerbang, Sowon dan Jin langsung berjalan masuk.
" Kami ingin daftar semua pekerja yang ada disini." Kata Sowon, sepertinya Sowon sudah mengambil alih investigasi ini.

" Aku meminta semua pekerja untuk tolong berjajar disini." Semua pekerja yang tadinya duduk langsung berdiri lalu berjajar. Semuanya memakai seragam putih, mungkin jumlahnya sekitar 30 hingga 40.

" Sowon, apakah ini akan membantu?" Tanya Jin yang berdiri disebelahnya,
" Tentu, mengapa tidak?" Kata Sowon. "Ini akan memakan banyak waktu." Kata Jin, " ini lebih baik daripada memukul-mukul kepala kita untuk mendapat Kesimpulan" kata Sowon.

Terkekeh, Jin hanya mengangguk lalu mempersilahkan Sowon untuk lanjut, " baiklah, aku punya daftarnya, kami akan bertanya pada setiap orang yang ada di sini, mohon bantuannya agar kalian bisa cepat kembali bekerja." Kata Sowon lalu membungkuk.

4 Jam Kemudian...

Di ruang yang dibuat interogasi Jin sudah merasa sekarat, dia bersender di kursinya sambil memijat pelipisnya.
Namun, Sowon masih terlihat penuh dengan energi, ia duduk dengan posisi tegak dan masih terlihat api yang membara dimatanya.

" Oke, tolong selanjutnya..." Kata Sowon mecoret nama orang yang ada di daftar nama, " berapa orang lagi?" Kata Jin dengan lesu. "Lima belas." Kata Sowon singkat. Setelah itu ada orang yang memasuki ruangan, " halo, silahkan duduk, kami hanya akan menanyakan beberapa pertanyaan singkat." Kata Sowon sambil menjabat tangan pekerja itu.

" Dengan nona Kim Jae Hwa." Kata Sowon, Sowon langsung membaca bahasa tubuhnya, " tak perlu gugup, kami hanya ingin bertanya mengenai kejadian disekitar sini." Kata Sowon, Jae Hwa menatap Sowon sekilas lalu mengangguk. " Sepertinya istirahat di pabrik ini cukup siang ya...pukul 1?" Kata Sowon, " iya." Kata Jae Hwa singkat.

Sowon mengangguk, " apakah kamu tahu sesuatu tentang kejadian disekitar sini?" Tanya Sowon langsung, kali inj Sowon tak ambil basa basi. Matanya langsung menatap tajam Jae Hwa dan senyumnya hilang sekian detik. Jin yang melihat itu langsung duduk tegak.

" Sowon tenanglah," Jin mencoba menenangkan Sowon, " mengapa kau menguntit kami, apakah kau ada kaitannya denga kematian Han- tidak, kematian 18 orang yang terjadi selama 5 bulan ini?" Tanya Sowon memotong perkataan Jin. " Sowon!" Kata Jin dengan tegas lalu mengambil tangannya dan menariknya ke pojok ruangan.

" Apa kau gila? Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Jin dengan nada rendah sambil menggoyang bahu Sowon, " Dia orang yang menguntit kita tadi." Kata Sowon. " Bagaimana kau bisa yakin? Kau hanya melihat atas kepala dan matanya saja " balas Jin masih berbisik, " Dia mempunyai sebuah tahi lalat di mata kanannya." Kata Sowon.

" Sekecil itu? Bagaimana kau melihat nya?" Jin berbalik untuk melihat wajah Jae Hwa sesaat, dan memang benar ada tahi lalat kecil di bawah mata kanannya. " Perlu waktu untuk turun ketika kau menguntit di atas tembok setinggi itu." Kata Sowon lalu melepaskan tangan Jin dari bahunya dan kembali duduk di hadapan Jae Hwa.

Masih kebingungan akan perkataan Sowon, Jin menyerah dan membiarkan Sowon melakukan apa yang ia lakukan.

" Kau... Apakah kau tahu siapa yang ada di balik semua ini?" Tanya Sowon lagi, Jae Hwa hanya tertunduk tanpa menjawab, tentu ini menjadi hal yang sangat mencurigakan. " Tidak." Jae Hwa akhirnya menjawab, dengan  tatapan seperti orang matinya dan muka datar, ia menatap Sowon.

" Aku tidak ada kaitannya sama sekali." Kata Jae Hwa sekali lagi, " aku memang adalah orang yang menguntit kalian, tapi jangan kaitkan aku dengan kasus pembunuhan itu... Kalian para polisi memang tak berguna." Kata Jae Hwa.

" Beraninya!" Kata Jin didalam hati, khawatir Sowon akan meledak dengan amarahnya, Jin mengawasi gerak gerik Sowon. " Maafkan aku, jika kita lambat dalam menangani kasus ini, kami tak bisa tergesa-gesa dalam hal seperti ini karena ini sangatlah diluar nalar manusia." Sowon mengerutkan keningnya.

" Maaf aku bukan orang yang kalian cari, tapi, aku bisa memberi tahu kalian sesuatu." Kata Jae Hwa.

~~~
Thank you for reading!❤️









Detective in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang