Satu bulan telah berlalu. Musim salju telah berlalu digantikan oleh musim semi. Namun anak misterius itu tak kunjung sadarkan diri. Selama itu madam pengurus panti terus mengurus anak itu bersama anak bersaudara yg sama-sama memiliki iris mata Merah dan berambut kuning, Williams dan Louis. Anak itu sempat demam, selama demam itu, Williams dan adiknya lah yg mengurus dan menjaga anak itu.
Dan suatu hari keajaiban datang. Anak itu, Edelweiss Zoldyck Phantomhive. Sadar dari tidur nya.
✨✨✨💠Edelweiss pov💠
Hal pertama yg ku lihat setelah sadar adalah langit-langit kamar yg tampak nya kamar di sebuah bangunan sederhana.
'Tempat ini...Panti, panti asuhan.' pikirku menarik kesimpulanTangan kiri ku refleks menutup mata kiriku, saat sadar bahwa aku tak mengenakan penutup mata yg biasa ku kenakan. Sepertinya mereka melepasnya. Tangan kanan terasa nyeri dan sakit. Seperti patah, dan memang patah, terbukti dengan gips dan perban yg sudah terpasangan di tangan kanan ku. Tapi, rasanya sudah agak mendingan. Tampak nya butuh beberapa hari lagi untuk sembuh.
"Ah! Syukur lah, Kau sudah sadar. " Ujar seorang anak laki-laki. Aku melirik dari ekor mataku, melihat anak laki-laki tampak seumuran dengan ku, berambut kuning, mata beriris merah. tersenyum ramah pada.
Entah kenapa aku merasa kalau anak ini... Entah bagaimana....familliar...seolah pernah melihat nya disuatu tempat. Tapi dimana? Selain itu....anak...ini...meski terlihat ramah, entah bagaimana....dia...Berbahaya.
'Sebaiknya... Aku harus berhati-hati dengan anak ini' pikirku perlahan-lahan mencoba untuk duduk.
"Ah! Hati-hati" Ujar anak laki-laki itu, membantu ku duduk, bersama anak laki-laki yg memiliki ciri fisik yg sama dengan anak laki-laki yg berbahaya itu, hanya saja tampaknya lebih muda. Dan bahkan memakai kan ku gendongan tangan, untuk tangan ku, gendongan yg biasa di pakai oleh orang yg tangan nya patah, pada abad sekarang ini(abad pertengahan).
Duduk bersandar dengan sebelah Tangan kiri ku yg masih tetap menyentuh, menutup mata kiriku. Walaupun sebenarnya masih akan pusing diawal, saat bangun.
💠Edelweiss pov end💠
✨✨✨
🎲Author pov 🎲
"Kalian siapa? Dimana penutup mata ku? Topi? Kain biru ku? " Tanya edelweiss, tanpa emosi apapun, baik di suara maupun wajahnya. Sama-sama datar, lebih ke hampa dan mati.
"Aku Williams dan ini adik ku, Louis" Jawab anak bermata merah yg lebih tua dengan ramah, memegang bahu si mata merah yg tampak lebih muda, Louis. Memperkenalkannya.
"Halo" Balas Louis sopan... Agak ramah dan...bertampang Datar. Namun tetap terlihat manis, imut...
"Ini penutup matamu, kain biru mu dan topi ada pada Louis." Lanjut Williams menjawab. Menunjukkan penutup mata dan kain biru tua gelap di satu tangannya. Dan topi...seperti topi seorang pelukis di tangan Louis.
"Tangan kanan mu patah. Meski sudah tampaknya sudah mendingan. belum boleh terlalu banyak bergerak,Biar kami bantu pakai kan. " Jelas Williams.
Yahh... Memang tangan kanan edelweiss memang sudah diobati, bahkan diperban. Kayu penjaga yg biasa digunakan orang yg patah tulang nya patah. Sudah di lepas. Namun itu masih terasa sangat sakit saat di gerakkan.
Jadi mau tak mau, edelweiss menggangguk, menerima tawaran ramah Williams dan Louis. Kedua bersaudara bermata merah itu tampak...senang? langsung memakai kan penutup mata, topi dan kain biru tua gelap itu pada edelweiss.
Edelweiss Hanya diam saja. Dengan datar dan matanya, masih tampak kusam dan mati.
✨✨✨"Kami masih belum tau siapa namamu" Ucap Williams.
Saat ini ke dua saudara bermata merah itu, Williams dan Louis masih berada di kamar tempat anak misterius yg keduanya temukan,edelweiss. Makan di sana bersama edelweiss, yg masih belum Williams dan Louis ketahui namanya. Makan roti bersama."Karena kami berdua yg menemukan mu di bawah tumpukan salju, Madam menugaskan kami berdua mengurusmu". Itulah jawaban yg kedua anak itu berikan
Saat edelweiss mau tak mau harus bertanya mengapa keduanya tidak makan dan bermain dengan anak-anak lain. Dengan suara nya yg kosong, tanpa emosi dan dengan nada suara anak laki-laki seumuran dirinya.Tapi... Entah bagaimana edelweiss merasa kalau itu semua adalah alasan agar kedua anak itu bisa terus mengganggu nya. Mengawasinya mungkin...
"Sebastian" Jawab edelweiss, ngasal. Dengan tampang tanpa emosi nya, datar. Lalu kembali melanjutkan acara Makan rotinya yg sempat sedikit tertunda.
Tak menghiraukan tatapan bingung dan diam-diam menerka dari Williams dan Louis.Lagi pula dia pun sudah lama lupa dengan nama nya sendiri, Karena tak ada yg pernah memanggil namanya setelah aniki nya mati. Ditambah dia sering menggunakan berbagai nama samaran palsu.
✨✨✨Bersambung... ~
Inilah edelweiss kita yg untuk beberapa chapture mendatang akan berubah namanya menjadi Sebastian.
KAMU SEDANG MEMBACA
✨ Edelweiss ✨[Moriarty the patriot & OC]
FanficAkhirnya nemu juga judul nya Intinya ini fanfic Moriarty the Patriot atau yuukoku no Moriarty dan oc. Atau readers terserah kalian maunya apa. Pokoknya baca aja deh dulu kalau kalian penasaran. Susah ng-deskripsi. Sekian dan selamat membaca.