Chapture 29

883 109 15
                                    


Pada akhir abad ke-19, di tengah kekacauan yg terjadi semasa Revolusi Industri, Inggris terus memperluas wilayah kekuasaan nya, hingga mencapai seperempat wilayah di dunia dan dijuluki "negara dengan matahari yg tak terbenam". Kerajaan terbesar dalam sejarah tersebut, dikuasai oleh kaum bangsawan yg jumlah nya kurang dari tiga persen populasi.

Bertentangan dengan perkembangan teknologi, sistem kalangan yg sudah lama ada di negara ini, menciptakan jurang besar yg membedakan kedudukan orang berdasarkan status yg sudah didapatkan sejak lahir, sehingga memicu terjadinya diskriminasi di antara manusia.

💠💠💠

'Dimana ini?' pikir ku saat melihat ruangan yg asing namun entah bagaimana terasa akrab. Berjalan mengelilingi setiap ruangan ditempat itu. Seluruh ruangan gelap, namun aku masih bisa dengan jelas melihat semuanya karena kehidupan dan pelatihan yg ku jalani selama ini.

Hingga di salah satu ruangan,yg seperti ruangan tersebut adalah kamar seseorang. Disana...duduk di kursi didepan sebuah benda yg bercahaya? Layar yg bercahaya?
terlihat seorang...perempuan yg tampaknya sedang melihat sesuatu dilayar yg bercahaya.

'Siapa dia? '

Mencoba berjalan mendekat, untuk dapat melihat lebih jelas siapa orang terus, orang yg entah bagaimana terasa tidak asing. Semua ini benar-benar sunguh-sungguh tidak asing. Seperti aku pernah disini sebelum nya....

'Tapi... Kapan? ' pikir ku

'Dia?! ' batin saat berhasil melihat jelas wajahnya, seorang perempuan bersurai hitam panjang, memakai kacamata. Masih memakai jas putih, seperti jas seorang dokter.

'[Y/n]? Itu...' batin ku 'aku? '

"Kyaaa~! Moriarty! " Seru perempuan itu, [y/n]( yg entah kenapa aku merasa dia adalah aku? ) . Tampak senang dan kegirangan. Pipinya agak memerah.

Karena penasaran, aku menoleh... Melihat ke layar. Seketika itu aku tertegun, tak percaya dengan apa yg kulihat didalam layar tersebut.

'William!? Louis!?'

"....an.... Tian"

💠💠💠


Sekolah amal Hatton Garden
Hasil sumbangan sukarela

Sekolah khusus untuk anak-anak kalangan bawah, sekaligus panti. Bangunan hasil sumbangan dari para bangsawan, entah itu ikhlas atau hanya untuk menaikkan reputasi mereka.

Terlihat anak-anak kecil yg sedang semangat belajar. Menyimak pembelajaran yg di sampai kan. Kecuali satu murid laki-laki yg memakai topi, tertidur di meja nya tepat di tengah-tengah kedua anak laki-laki bersaudara, berambut kuning dan mata beriris merah. Tampaknya kedua anak laki-laki bersaudara itu sedang membangun kan sahabat mereka yg tertidur dikelas itu. Menepuk dan menggoyang, sedikit menggoncang kan tubuh sang sahabat itu.

"Sebastian!" Panggil keduanya, William dan Sebastian.

"Hah? A-apa....? " Ujar anak laki-laki bertopi, satu matanya memakai eyes pack itu, Sebastian. Masih agak linglung. Mengucek matanya yg tak memakai eyes pack, lalu melihat sekeliling.

Anak-anak lain tertawa melihat tingkah Sebastian yg tertidur didalam kelas, setelah lama menahan tawa mereka.

'Ah! Kelas! lagi belajar. ' batin Sebastian setelah sadar, selesai menganalisis situasi.
'Seperti nya....setelah ini aku bakal di ceramahin Louis, dehh' pikir Sebastian.

"Apa.... Sudah selesai? " Tanya Sebastian polos. Tau masih ada beberapa menit tersisa untuk mengajar, dia hanya ingin bercanda saja. Mengharukan pipi kanannya yg tak gatal dengan jari telunjuk kanan.
Menatap polos buk guru yg sudah melipat kedua tangan nya didepan, memasang tampak tegas, galaknya.

✨  Edelweiss  ✨[Moriarty the patriot & OC] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang