Dalam suatu hubungan, tidak perlu terburu-buru harus seperti ini dan seperti itu. Ibarat orang berkendara saat bepergian, ada kalanya jalan dengan santai, ada kalanya harus menekan gas, ada kalanya juga harus menekan rem. Nggak harus cepat, yang penting arah dan tujuannya jelas dan selamat sampai tujuan.
-Keenan
.
.
.Pasca dari Jogja, bisa dibilang hubungan Keenan dan Fiola semakin dekat. Mereka jadi lebih sering menghabiskan waktu bersama, entah itu untuk makan, nugas, ngopi, hunting foto atau sekedar duduk santai di ruang tamu kosan. Ya.. Keenan jadi sering mengunjungi kos Fiola.
Kedekatan Keenan dan Fiola yang semakin tampak jelas juga tidak luput dari perhatian banyak orang terutama anak-anak kontrakan dan juga Lea. Tidak hanya mereka, bahkan beberapa teman kampus Keenan dan Fiola pun banyak yang mengira bahwa mereka telah jadian.
Lantas, apakah mereka benar-benar jadian? Jawabannya adalah tidak. Baik dari Keenan maupun Fiola, tidak ada satupun dari mereka yang berniat untuk meresmikan hubungan mereka.
Sejujurnya Keenan mempunyai alasan, begitu pula dengan Fiola. Maka dari itu tidak mudah bagi mereka untuk langsung meresmikan hubungan mereka. Sehingga, untuk saat ini mereka lebih memilih untuk menjalani hubungan tanpa status atau anak jaman sekarang sering menyebutnya HTS.
Keenan memarkirkan motornya di depan kos Fiola.
"Tunggu di dalam ya.." Keenan mengangguk sembari menerima helm dari Fiola.
Ia baru saja menjemput perempuan itu dari kampus. Perempuan itu baru saja menyelesaikan praktikum bersama teman satu kelasnya di perkebunan kopi.
"Aku bersih-bersih sebentar nggak apa-apa kan?."
Keenan mengangguk, lantas mendorong bahu Fiola agar segera masuk. Rencananya tadi selepas menjemput Fiola, mereka akan langsung mampir ke tempat makan untuk makan malam. Namun karena Fiola merasa tidak nyaman dengan tubuhnya yang terasa lengket sehabis berkeliling kebun kopi, akhirnya mereka memilih untuk kembali ke kosan Fiola terlebih dahulu, membiarkan perempuan itu bersih-bersih lalu setelahnya pergi makan.
"Loh ada Daniel." Fiola menghentikan langkah tepat di ambang pintu masuk kosan, begitu pula dengan Keenan.
Fiola menyapa Daniel, lalu setelahnya menyuruh Keenan untuk duduk bersama Daniel. Sementara dirinya segera naik ke kamarnya yang ada di lantai dua untuk membersihkan badan.
"Ngapain lo?." Keenan bertanya sembari mendudukkan badannya.
"Ngapel lah, ngapain lagi. Lo sendiri ngapain?."
Keenan menunjuk Fiola yang tengah menaiki tangga dengan dagunya. "Nunggu Fiola."
"Lah kan baru balik? Mau pergi lagi?."
"Mau makan, tapi nunggu Fiola bersih-bersih dulu, soalnya abis praktikum seharian."
"Ooh." Daniel mengangguk-anggukkan kepalanya. "Btw.. lo nggak capek HTS-an sama Fiola?." Tanyanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Keenan (TERBIT)
Teen FictionIni adalah kisah tentang seseorang yang bernama Keenan. Seorang pria dengan pemikiran sederhana yang perlahan akan membuatmu jatuh cinta. Dear Keenan, Mengenalmu adalah sebuah keberuntungan. Terimakasih atas hal-hal sederhana yang telah kamu berikan...