22. Siaga 1

419 45 6
                                    

Terdeteksi level naik ke siaga 1

-Daniel
.
.
.

Arka tengah video call dengan Sierra--pacarnya saat Keenan mengetuk pintu dan menyembulkan kepalanya dari balik pintu.

"Oh, gue ganggu ya?." Keenan bertanya sembari bersiap keluar dari kamar Arka saat ia melihat wajah Sierra yang memenuhi layar laptop Arka.

"Eh Keenan, enggak ganggu kok, kita udah selesai." Suara yang keluar dari laptop Arka itu membuat Keenan menoleh dan langsung melambaikan tangan.

"Oh haii.. ini beneran nggak ganggu?."

Arka mengangguk. "Enggak kok, masuk aja Nan."

Keenan pun menurut, ia membawa tubuhnya masuk ke kamar Arka dan duduk di lantai kamar Arka sementara pria itu masih duduk di meja belajarnya. "Bentar ya." Keenan mengangguk paham dan mempersilahkan Arka untuk melanjutkan panggilannya.

" Keenan mengangguk paham dan mempersilahkan Arka untuk melanjutkan panggilannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya udah gih, sana mandi. Jangan kemaleman kalau mandi, nggak baik buat tubuh."

"Iya-iya.. abis ini mandi. Ya udah aku matiin ya vidcallnya. See you.."

Arka mengangguk. "See you.."

"Daah Keenan." Arka menggeser tubuhnya agar tidak menutupi Keenan saat Sierra melambaikan tangannya. Keenan yang melihat Sierra pun turut melambaikan tangan.

Setelahnya panggilan dimatikan. Arka langsung menutup laptopnya dan menoleh pada Keenan. "Kenapa Nan?."

"Lo lagi sibuk nggak? Nge-gym yuk."

"Sekarang?."

"Iya lah, masa tahun depan."

"Kali aja lo ngajak buat lima tahun lagi."

Keenan terkekeh. "Jadi gimana? Mau nggak, Ka?."

"Boleh-boleh, udah lama juga gue nggak olahraga. Sepertinya tubuh ini mulai nggak sehat."

"Yaudah kalau gitu lo siap-siap dulu, gue tunggu di depan." Keenan pun bersiap untuk beranjak namun batal karena Arka menghentikannya.

"Kenapa?."

"Lo kenapa dah?."

Keenan mengernyitkan dahinya. "Lah kok balik nanya? Emangnya kenapa?."

"Muka lo seharian ini kusut banget kayak baju yang nggak disetrika."

"Lah masa?." Keenan langsung beranjak menuju kaca yang tergantung di dekat pintu kamar Arka. "Mana ada? Wajah gue masih ganteng."

Arka hanya berdecak sembari geleng-geleng kepala. "Serah lo deh."

"Ya udah, lo buruan siap-siap. Gue ke depan."

Keenan segera keluar dari kamar Arka. Setelah menutup pintu kamar Arka. Keenan mengecek ponselnya. Sudah seharian ini--ralat hampir dua hari ini Keenan menantikan sebuah pesan.

Dear Keenan (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang