6. Unpredictable

398 68 14
                                    

the future is very unique and unpredictable

-Keenan
.
.
.

Benar apa yang dikatakan Lea, bahwa masa depan itu misteri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar apa yang dikatakan Lea, bahwa masa depan itu misteri. Masa depan itu susah di tebak. Bahkan satu detik berikutnya pun kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi.

Seperti halnya Fiola, berapa kali pun Ia memikirkan, Ia masih tidak percaya bahwa dirinya meng-iya-kan ajakan Keenan untuk ikut pulang dan makan siang di kontrakannya.

Keenan membuka gerbang kontrakannya, dan begitu mereka masuk, Fiola langsung disuguhkan dengan pemandangan pekarangan rumah yang penuh dengan bunga dan berbagai macam tanaman. Mulai dari pohon manga, pohon jambu, lalu tanaman seperti apotik hidup yang letaknya ada di paling ujung dekat pagar yang berbatasan dengan pagar tetangga serta berbagai macam tanaman hias yang memenuhi halaman rumah. Tidak lupa sebuah gazebo kecil yang di sampingnya terdapat kolam ikan seolah tampak menambah keasrian rumah itu.

"Ini.. kalian memang suka tanaman ya?." Fiola akhirnya bertanya saat rasa penasaran kian memuncak dalam benaknya. Sebagai mahasiswa pertanian Fiola jelas menyukai tanaman. Dan pekarangan rumah kontrakan Keenan benar-benar seperti tipe idealnya.

Keenan menoleh pada Fiola yang seperti tengah meneliti keadaan pekarangan rumah. "Oh semua tanaman ini?. Jati yang suka. Semua tanaman punya dia, palingan kita cuma bantu siram aja sih."

"Jati? Bapak kontrakan kalian ya?."

Keenan langsung tertawa mendengar pertanyaan Fiola dan ini adalah pertama kalinya Fiola melihat Keenan tertawa begitu lepas.

"Gue salah ya?."

Keenan menggeleng. "Enggak salah sih. Jati memang yang punya kontrakan. Tapi dia masih muda kok. Satu tahun lebih tua dari gue sih. Jadi lucu aja kalau dipanggil Bapak."

"Ya kan, gue nggak tau, Nan."

Keenan mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia hanya terbayang saja tentang bagaimana ekspresi Jati saat dia mendengar ada orang yang memanggilnya Bapak.

"Lo tunggu di gazebo sebentar ya Fi, gue cek rumah dulu."

Fiola hanya mengangguk lalu mendudukkan badan di gazebo saat Keenan masuk ke dalam rumah.

Mata Fiola masih sibuk mengamati kondisi kontrakan Keenan yang benar-benar terawatt, tidak seperti kontrakan pria pada umumnya. Suasananya benar-benar nyaman dan sejuk. Bahkan Fiola yang baru pertama kali datang pun langsung betah dan Fiola juga langsung lupa dengan permasalahannya hari ini.

"Fi.."

Fiola menoleh dengan cepat saat Keenan memanggilnya.

"Di rumah lagi nggak ada orang. Kalau lo tunggu disini nggak apa-apa? Gue usahain masaknya nggak lama."

Dear Keenan (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang