Jangan lupa vote dan komennya ^^
*****
Terkadang pernikahan campuran adalah hal yang lumrah untuk dipertentangkan. Beda suku. Beda agama. Beda ideologi. Segala macam syarat untuk menyatakan penolakan. Termasuk orangtua Hanum. Ayahnya seorang metafisikawan dan ibunya adalah manusia biasa.
Keluarga ibu Hanum tak ingin dicemari dengan hasil keturunan manusia yang berbahaya. Manusia yang mengalir darah ilmu hitam di dalamnya. Membayangkannya saja berat. Terlebih menjalani.
Sampai satu waktu, ibu Hanum berdiri kokoh dan angkat bicara. Tentang cinta. Tentang keputusan untuk hidup dengan siapa. Bukankah itu hak kita? Kita yang akan menjalani. Bukan orang lain yang menikmati. Pada akhirnya, benteng kokoh penolak hubungan ayah dan ibu Hanum runtuh juga.
Kelahiran Hanum bahkan bukan menjadi pendamai di antara dua kubu. Kehadiran cucu dari golongan metafisikawan hanya akan menjadi noda di keluarga mereka. Hal yang paling tepat menghilangkan jejak mereka. Seolah induk ayam yang siap kehilangan satu telur. Begitu juga keluarga Hanum yang siap kehilangan ibu Hanum dan dirinya.
Sampai keluarga ayah hanum dibabat habis oleh kericuhan. Tersisalah ayah dan ibu Hanum yang berusaha keras untuk bertahan hidup. Membesarkan Hanum bersama-sama.
Sayang, Sang Yama menyayangi ibu Hanum lebih dari Bumi. Sakit menahun yang mengendap di paru-paru ibu Hanum merenggut jiwanya. Hiduplah Hanum bersama sang ayah ketika ia berusia enam tahun. Tumbuh tanpa sang ibu membuatnya tangguh, mandiri, dan pintar mengelola emosi. Terkadang, ia membantu sang ayah di tempat praktiknya sebagai metafisikawan. Meski harus sembunyi-sembunyi. Sampai mereka dapat lepas dari aturan.
Hanum adalah sosok gadis cemerlang yang selalu mendapatkan hak istemewa di sekolah. Kepribadian yang kalem dan rupanya yang menyejukkan hati, membuat ia digandrungi oleh banyak orang. Semua pria merasa ingin menjadi yang paling menjadi beruntung untuk mendapatkan Hanum. Tetapi, mengetahui statusnya sebagai metafisikawan, beberapa manusia biasa mulai mundur. Metafisikawa lain terlalu minder. Hanum terlalu cerdas dan elok. Perlu yang sepadan untuk menggapainya. Meski Hanum tak pernah mempermasalahkan itu. Ia hanya ingin sosok yang manusiawi berada di sisinya. Yang mungkin berhasil membuka gembok di hatinya.
Sampai ia dapat masuk pada Universitas Jayadewata. Mengenal banyak orang-orang baru dengan spektrum yang lebih luas. Termasuk mengenal Chandra.
Awalnya mereka hanya teman satu jurusan yang tak saling menyapa saja. Mungkin Chandra sudah. Mengendap-endap menyaksikan keelokan Hanum yang memesona. Dari rambut hitamnya yang panjang tergerai. Bandana yang membuatnya anggun. Bibirnya semerah kulit ceri. Dan tatapan matanya yang selalu berseri-seri.
Di BEM mereka mulai saling mengenal lebih baik. Didukung ide-ide Chandra yang kreatif untuk melayani publik. Melihat Chandra begitu cepat beradaptasi dengan berbagai kalangan, membuat Hanum memperhatikan Chandra diam-diam. Aura positif Chandra, bibirnya yang mungil, hidungnya menjulang serupa relief. Matanya. Bila terkena sinar matahari berwarna karamel yang berkilau. Kecerdasan tentunya. Tutur katanya menunjukkan seberapa level kepintarannya berpijak. Bukankah pria seperti itu adalah idaman?
Saling sapa dari usaha Chandra juga berhasil membuat Hanum kagum. Bahkan terlibat pada proyek yang sama membuat mereka semakin lekat. Obrolan ke sana ke mari yang membuat mereka lupa waktu. Juga pemikiran-pemikiran sefrekuensi yang memperkuat gelombang ketertarikan satu sama lain.
Chandra memutuskan menambatkan hatinya pada Hanum. Pelengkap kekosongannya yang tak pernah terjamah satu gadis pun. Bersama Hanum, ia dapat menjadi sosok yang tenang dan lebih bijaksana.
Hingga hubungan mereka semakin erat. Faktor pengganggu pun datang, membuat segalanya semakin berat.
Tanpa sengaja, sidik jari Winter pada pipi Chandra tersentuh oleh Helena. Seluruh kisah masa lalu Chandra dan Winter terserap oleh otak Helena begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metafisika
FantasyBOY'S LOVE! Chandra adalah seorang metafisikawan. Ia harus bersaing dengan Winter di panggung pemilihan ketua BEM kampus. Sosok yang pernah dekat dengannya ketika sekolah dulu. Entah apa motivasi Winter, Ia pun meladeni pada kompetisi itu selayakny...