Jangan lupa vote dan komennya ^^
*****
Sambil melambaikan tangan, Raymond mengantarkan istri dan puterinya melaju menuju Bandung dengan mobil. Ia tersenyum puas telah mengirim keluarganya berlibur sementara waktu. Sedangkan dirinya, membungkus misinya dengan alasan pekerjaan yang mendesak dan tidak dapat menemani berlibur.
Segera ia mengendarai mobil dan kembali menemui Ari dan timnya. Pikirnya, sebentar lagi misinya akan segera tuntas tercapai.
*****
Kecerdasan Raymond memotivasi orangtuanya mengupayakan segala daya untuk memberangkatkannya melanjutkan studi di Belanda. Diterima di Groningen dengan hasil riset luar biasa di bidang farmasi dan kimia, lantas membuka jalannya menuju kejayaan.
Tetapi, ilmu-ilmu kesehatan tak cukup memuaskan Raymond. Ilmu metafisika memiliki gravitasi yang lebih kuat, menarik energinya. Berbekal dari kekagumannya pada sosok Abimana yang berhasil menyembuhkan Papanya, sejak saat itu, Raymond lebih antusias mempelajari dunia metafisika lebih dalam.
Dari titik terjauh rumahnya, ia mendapat kabar tentang kerusuhan yang melibatkan terbunuhnya ratusan jiwa metafisikawan. Mendengar kasak-kusuk bahwa itu adalah fitnah keji yang dibuat untuk mengalihkan isu pencemaran limbah, Raymond mendurja. Tetapi, murka itu hanya ia simpan dalam benaknya sampai ia mendapatkan hak untuk berbiara ketika kembali ke kampung halamannya nanti.
Di Belanda, ia berkesempatan menyambangi Perpustakaan Koninklijk Instituut voor Taal - Land - en Volkenkunde van Ned. Indies di Leiden yang berisi karya sastra hasil penjarahan penjarahan Kerajaan Belanda selama mereka berkuasa di Hindia-Belanda. Sebuah prasasti yang masih terawat dalam kubus kaca menarik perhatiannya. Prasasti itu adalah Prasasti Leksono. Meski beberapa tulisan kabur, tetapi Raymond menangkap petunjuk mengenai pertempuran saudara dan kekuasaan Arrya Rudra. Sebuah peperangan besar yang terjadi di area gunung paling beracun di masa itu dengan senjata terampuh yang menumpas musuh.
Raymond memilih mengulik rahasia kekuatan metafisikawan. Anggapannya, dengan kemampuan para metafisika, bukankah dunia akan menjadi lebih baik? Minatnya pun terdongkrak untuk mempelajari Prasasti Leksono lebih dalam.
Sementara ia membangun karir dari usaha keluarganya yang ia lanjutkan, Raymond mempelajari banyak hal dari petunjuk-petunjuk yang ia koleksi. Tentang sejarah yang dihilangkan. Dilupakan. Tak seorangpun diizinkan menyentuh.
Sedikit petunjuk dari Prasasti Leksono dengan kidung-kidungnya, lantas membawa Raymond pada penyelidikan pertamanya ke Dataran Tinggi Dieng. Gunung paling beracun di masa Sailendra. Tanah-tanah di sana merekah, menguarkan gas sulfur dan karbon monoksida. Puing-puing sisa Wangsa Sailendra yang berarti penguasa gunung pernah berada di sana. Pendanaan puluhan juta ia kerahkan untuk menyisir daerah tersebut. Sampai, ditemukan sebuah prasasti lain yang terpendam di bawah tanah paling dalam dengan titik beberapa kilometer dari Kawah Sinila. Prasasti itu dinamai Prasasti Kepuncak. Tidak hanya prasasti, melainkan juga sebuah batu yang dibentuk menyerupai prisma pentagonal dengan tutup yang dapat dilepas juga melekat di sana. Raymond pun menyimpan prisma itu untuk dirinya sendiri. Menjaga kerahasiaannya dalam diam.
Raymond dibanjiri ucapan terimakasih karena penemuan prasasti itu. Tetapi, bukan rasa hormat yang diburunya, melainkan ia mencerap makna dari prasasti itu. Sebuah kisah terukir di sana. Penuh dengan makna tersirat, dikaitkan hanya dongeng mistis belaka oleh rakyat setempat. Tetapi bagi Raymond, prasasti itu menyisakan petunjuk yang lebih besar lagi. Mengenai sebuah batu dalam prisma itu. Kekuatan. Dan, sebuah tombak sakti yang dapat menggemparkan seluruh negeri. Dengan darah penuh ambisi, maka kemampuan itu akan terbangun. Begitulah isi Prasasti Kepuncak.
Mengacuhkan kehati-hatian, Raymond yang penasaran membuka isi prisma itu. Terbukalah. Sebuah kerikil tak berdetak ada di dalam sana. Sesuai petunjuk dari Prasasti Kepuncak, bukti bahwa Tombak Ayaskara dibuat dari batu yang sama dengan kerikil itu. Menelaah kembali, Prasasti Kepuncak menceritakan cara membangunkan sekelumit keajaiban yang dapat dilakukan satu kerikil kecil yang digenggam oleh Raymond.
Lantas, darahnya ia jadikan alat uji coba. Sebuah kilatan melesat. Energi terbebas dan hampir merebahkan tubuhnya. Energi apa itu? Tak pernah diketahui.
Raymond masih terobsesi. Sampai, rasa penasaran memompa keingintahuannya pada cerita Max Fleicher dari seorang promotor lukisan yang tak percaya akan kesaksian sang pelukis. Bagi Raymond adalah sebuah keberuntungan berjumpa dengan promotor yang menganggap Max Fleicher tewas bunuh diri karena ketidakwarasan mitos. Ia dapat menelisik kebenaran yang tak ingin diungkit oleh orang-orang dari masa lalu.
Penggalian cerita Max Fleicher membawanya terbang ke Jerman. Menelisik tulisan-tulisan sisa Max tentang Hindia-Belanda pada perpustakaan terlengkap di Berlin.
Usahanya membuahkan hasil. Ia mencerap informasi tentang cerita Candi Bima. Cerita tentang lukisan Candi Bima menggelitik Raymond untuk menemukan kebenaran.
Menggandeng beberapa orang peneliti material, mungkin dapat menuntunnya mencari jawaban akan kesaktian remahan batu yang ia simpan. Dari berbagai orang, ia berhenti pada Ari. Sosok yang terobsesi pada energi terbaru. Tak hanya itu, Ari juga sosok yang berambisi menenggelamkan orang-orang yang berbuat kekacauan. Mereka dipertemukan takdir di sebuah konferensi yang menjelaskan bahwa Ari adalah sosok ilmuwan paling disegani.
Bersama Ari, ia mengulik sejarah serta rahasia batu itu. Mencoba mengenali. Melakukan riset dari alfa sampai omega. Hingga terbentuklah mesin teleportasi karya Ari. Pertama, mereka mencoba energi batu itu. Menembakkan kilatan yang meremahkan materi utuh menjadi partikel-partikel terkecil. Kemudian, partikel-partikel itu dipindahkan dengan vakum menuju ruang sinyal di udara hampa. Sekawanan partikel itu pun berpindah, perlahan berubah utuh serupa sediakala pada suhu tubuh manusia.
Ari dan Raymond memutar otak. Mekanisme seperti ini serupa ilmu yang terlarang. Santet. Mereka berhasil melakukan tenung dengan batu itu tanpa menjadi seorang metafisikawan.
Percobaan pertama, mereka lakukan kepada Ruslan Gunandi yang terkenal licin menyembunyikan kasus suap yang beritanya berhasil dikubur dalam-dalam. Keberhasilan sempat terjadi, meski ketahanan mesin tak mampu menjadi tameng dari kesaktian batu itu.
Mesin terbaru pun disusun lebih canggih. Bantuan Winter dan Suzy menyempurnakan bagian terlemah dari mesin itu. Sedangkan Ari bersiap mendesain mesin, Raymond mencari jalan menuju sumber energi terkuat di tanah ia berdiri. Terbentuklah tim yang ia rangkai dari manusia biasa dan para metafisikawan. Raymond pun menyusun misi ekspedisi menemukan Tombak Ayaskara.
*****

KAMU SEDANG MEMBACA
Metafisika
FantasyBOY'S LOVE! Chandra adalah seorang metafisikawan. Ia harus bersaing dengan Winter di panggung pemilihan ketua BEM kampus. Sosok yang pernah dekat dengannya ketika sekolah dulu. Entah apa motivasi Winter, Ia pun meladeni pada kompetisi itu selayakny...